Manfaatkan TikTok, Igor Saykoji Jaring Potensi HipHop Daerah
18 June 2022 |
20:32 WIB
Potensi hip hop di tanah air cukup banyak, namun mereka kerap kali tidak terlihat. Oleh karenanya, butuh semacam ruang untuk mengakomodir eksistensi para musisi yang lahir dari genre ini. Langkah pasti untuk regenerasi dilakukan Ignatius Rosoinaya Penyami.
Berinisiatif untuk menjaring talenta kreatif dari berbagai daerah yang ada di Indonesia, rapper yang kerap disapa Igor Saykoji ini membuat ajang kolaborasi rap di media sosial bertajuk kolaburabu dan kolabukultur. "Itu usaha saya untuk berusaha peka terhadap potensi yang Indonesia punya," katanya saat mengobrol dengan Hypeabis.id di bilangan Kemang, Jakarta.
Baca juga: Vakum 4 Tahun, Baturrajazz 2022 Obati Kerinduan Pencinta Musik di Banyumas
Igor berinisiatif untuk mencetuskan semangat buat teman-taman yang ada, yang ingin berkarya, punya skill tetapi tidak selalu terjaring industri atau orang yang bisa mengambil keputusan, tetapi enggan mengangkat talenta keren ke permukaan.
Melirik media sosial TikTok yang dibuat tetapi nganggur konten selama dua tahun, Igor akhirnya menemukan ide untuk membuat tantangan kolaborasi. Setiap Rabu Igor menantang para warga TikTok untuk ngerap menggunakan musik hip hop yang dia buat.
Tidak disangka, antusiasme para pengguna TikTok sangat tinggi. Saykoji pun menemukan para talenta baru yang memiliki kemampuan, karakter, dan gaya yang dianggapnya keren. Mereka yang berhasil menarik perhatian Igor pun akan ditampilkan di akun TikTok pribadinya.
Selain itu, pemenang challenge juga diberikan hadiah berupa topi khusus yang didesainnya Igor langsung. Igor diketahui belum pernah menerbitkan merchandise pribadi sepanjang karirnya bermusik.
"Hadiahnya cuma topi. Mereka yang punya topi itu saya akui kualitasnya, jadi topi itu spesial enggak bisa dibeli, cuma bisa didapatkan buat yang ikut kolaburabu," jelas pelantun hit So What Gitu Loh? ini.
Beberapa waktu terakhir, Igor pun mendapat sponsor dari sebuah brand pakaian bertema Indonesia untuk ide kreatif kolaborasinya di media sosial. Akhirnya dia menciptakan tantangan kolabokultur. Berbeda dengan kolaborabu, kolabukultur memungkinkan agar para talenta rapper di daerah menggunakan bahasa daerahnya masing-masing.
Berinisiatif untuk menjaring talenta kreatif dari berbagai daerah yang ada di Indonesia, rapper yang kerap disapa Igor Saykoji ini membuat ajang kolaborasi rap di media sosial bertajuk kolaburabu dan kolabukultur. "Itu usaha saya untuk berusaha peka terhadap potensi yang Indonesia punya," katanya saat mengobrol dengan Hypeabis.id di bilangan Kemang, Jakarta.
Baca juga: Vakum 4 Tahun, Baturrajazz 2022 Obati Kerinduan Pencinta Musik di Banyumas
Igor berinisiatif untuk mencetuskan semangat buat teman-taman yang ada, yang ingin berkarya, punya skill tetapi tidak selalu terjaring industri atau orang yang bisa mengambil keputusan, tetapi enggan mengangkat talenta keren ke permukaan.
Melirik media sosial TikTok yang dibuat tetapi nganggur konten selama dua tahun, Igor akhirnya menemukan ide untuk membuat tantangan kolaborasi. Setiap Rabu Igor menantang para warga TikTok untuk ngerap menggunakan musik hip hop yang dia buat.
Tidak disangka, antusiasme para pengguna TikTok sangat tinggi. Saykoji pun menemukan para talenta baru yang memiliki kemampuan, karakter, dan gaya yang dianggapnya keren. Mereka yang berhasil menarik perhatian Igor pun akan ditampilkan di akun TikTok pribadinya.
Selain itu, pemenang challenge juga diberikan hadiah berupa topi khusus yang didesainnya Igor langsung. Igor diketahui belum pernah menerbitkan merchandise pribadi sepanjang karirnya bermusik.
"Hadiahnya cuma topi. Mereka yang punya topi itu saya akui kualitasnya, jadi topi itu spesial enggak bisa dibeli, cuma bisa didapatkan buat yang ikut kolaburabu," jelas pelantun hit So What Gitu Loh? ini.
Beberapa waktu terakhir, Igor pun mendapat sponsor dari sebuah brand pakaian bertema Indonesia untuk ide kreatif kolaborasinya di media sosial. Akhirnya dia menciptakan tantangan kolabokultur. Berbeda dengan kolaborabu, kolabukultur memungkinkan agar para talenta rapper di daerah menggunakan bahasa daerahnya masing-masing.
Zona wilayah
Igor menjaring perwakilan dari 3 zona waktu Indonesia, yakni wilayah barat, tengah dan timur. Peserta kolaborasi terbaik akan dimasukkan ke grandfinal. Saat ini dia telah menemukan tiga talenta yang pas masuk ke babak final. Wilayah barat diwakili rapper asal Purwokerto, wilayah tengah dari Buton, dan wilayah Timur berasal dari Kei, Maluku.
"Masing-masing daerahnya akan dibikinin kemeja dengan desain sesuai daerah mereka masing-masing. Juara utama, terbaik, saya produce, bikinin lagu," ungkapnya.
Niat Igor memang cukup mulia. Menjaring talenta dengan memanfaatkan sumber daya yang dimilikinya. Membuat mereka yang tersembunyi di daerah terlihat ke permukaan dan diapresiasi karyanya oleh masyarakat. "Semoga kontinu selagi saya kuat, selagi saya bisa," sebutnya saat ditanya sampai kapan ajang kolaborasi ini akan berlangsung.
"Masing-masing daerahnya akan dibikinin kemeja dengan desain sesuai daerah mereka masing-masing. Juara utama, terbaik, saya produce, bikinin lagu," ungkapnya.
Niat Igor memang cukup mulia. Menjaring talenta dengan memanfaatkan sumber daya yang dimilikinya. Membuat mereka yang tersembunyi di daerah terlihat ke permukaan dan diapresiasi karyanya oleh masyarakat. "Semoga kontinu selagi saya kuat, selagi saya bisa," sebutnya saat ditanya sampai kapan ajang kolaborasi ini akan berlangsung.
Harapan
Dia berharap banyak yang mau bekerja sama melalui ide yang dibuatnya untuk menjaring talenta, dan terus menghidupkan musik hip hop yang sejatinya bisa penetrasi dengan kearifan lokal. Igor tidak mengharapkan label rekaman yang kerap kali tidak melihat potensi ini.
Ya, hip hop atau rap di Indonesia menurutnya tidak melulu harus menggunakan bahasa asing atau dari asalnya di Amerika sana. Dengan mengangkat bahasa daerah bahkan instrumen khas di wilayah tersebut, musik ini bisa lebih luas akrab di telinga masyarakat Indonesia.
Tinggal ada yang memikirkan bagaimana para rapper lokal ini punya job, manggung, dan peluang mengembangkan industri hip hop dengan identitas Indonesia. Igor terus mempelajari ini dan secara bertahap meningkatkan potensi bisnis musik ini. Namun demikian, dia tidak bisa terus sendiri dan tetap butuh bantuan untuk memperjuangkan.
Walaupun sudah ada kolabukultur, butuh kerja sama luas karena anggaran Igor pun terbatas. Namun yang pasti Igor kan tetap berusaha selama nafasnya masih ada. "Saya enggak tau bisa hidup berapa lama, tetapi selama saya masih bisa berguna, saya ingin pakai apa yang bisa saya bikin untuk menggerakkan kreativitas berbakat untuk bisa dilihat," tegas Igor.
Sementara itu, dia berpandangan genre musik hip hop bisa berkembang jika para talenta sadar melihat potensi bisnis. Mereka harus belajar untuk membangun brand sendiri, memperbaiki kualitas, dan memproduksi musik yang lagunya bisa dinikmati banyak orang bukan hanya sekali lihat.
Ya, hip hop atau rap di Indonesia menurutnya tidak melulu harus menggunakan bahasa asing atau dari asalnya di Amerika sana. Dengan mengangkat bahasa daerah bahkan instrumen khas di wilayah tersebut, musik ini bisa lebih luas akrab di telinga masyarakat Indonesia.
Tinggal ada yang memikirkan bagaimana para rapper lokal ini punya job, manggung, dan peluang mengembangkan industri hip hop dengan identitas Indonesia. Igor terus mempelajari ini dan secara bertahap meningkatkan potensi bisnis musik ini. Namun demikian, dia tidak bisa terus sendiri dan tetap butuh bantuan untuk memperjuangkan.
Walaupun sudah ada kolabukultur, butuh kerja sama luas karena anggaran Igor pun terbatas. Namun yang pasti Igor kan tetap berusaha selama nafasnya masih ada. "Saya enggak tau bisa hidup berapa lama, tetapi selama saya masih bisa berguna, saya ingin pakai apa yang bisa saya bikin untuk menggerakkan kreativitas berbakat untuk bisa dilihat," tegas Igor.
Sementara itu, dia berpandangan genre musik hip hop bisa berkembang jika para talenta sadar melihat potensi bisnis. Mereka harus belajar untuk membangun brand sendiri, memperbaiki kualitas, dan memproduksi musik yang lagunya bisa dinikmati banyak orang bukan hanya sekali lihat.
Mengelola Bisnis
Tidak harus menjadi rapper. Igor menyampaikan ada banyak cara untuk berkecimpung di dunia hip hop. Sebagai contoh menjadi orang yang jago mengelola potensi bisnis. Seperti Def Jam yang kala itu punya Russell Simmons. Dia bukan rapper, namun otak dari bisnis perusahaan rekaman tersebut. Dia mengatur dan mencari cara agar para rapper bekerja sama untuk membangun panggung dan kualitasnya.
"Hiphop juga soal seseorang yang bisa mengelola. Cuma kadang orang di hiphop antipati dengan kata bisnis. The end of the day, kita sudah capek kerjain ini semua, usia bertambah, anak bertambah, mau kasih makan lirik? Ini soal bagaimana talent kita mensejahterakan diri sendiri," tutur Igor.
Baca juga: Daftar 10 Musisi Paling Populer di Dunia Saat Ini, Favoritmu Peringkat Berapa?
Di masa sekarang ini, menurutnya banyak cara untuk meraih potensi bisnis tersebut. Tentu, salah satunya dengan memanfaatkan media sosial. "Sekarang zamannya pekerja kreatif gunakan resource yang ada untuk berkarya. Banyak hal yang bisa dilakukan artis kalau mereka mau pelajari gunakan teknologi," jelas Igor.
Editor: Dika Irawan
"Hiphop juga soal seseorang yang bisa mengelola. Cuma kadang orang di hiphop antipati dengan kata bisnis. The end of the day, kita sudah capek kerjain ini semua, usia bertambah, anak bertambah, mau kasih makan lirik? Ini soal bagaimana talent kita mensejahterakan diri sendiri," tutur Igor.
Baca juga: Daftar 10 Musisi Paling Populer di Dunia Saat Ini, Favoritmu Peringkat Berapa?
Di masa sekarang ini, menurutnya banyak cara untuk meraih potensi bisnis tersebut. Tentu, salah satunya dengan memanfaatkan media sosial. "Sekarang zamannya pekerja kreatif gunakan resource yang ada untuk berkarya. Banyak hal yang bisa dilakukan artis kalau mereka mau pelajari gunakan teknologi," jelas Igor.
Editor: Dika Irawan
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.