Waspada, Kutil Kelamin Bisa Menjadi Kanker Serviks
15 June 2022 |
12:46 WIB
Genital Warts atau yang secara awam disebut kutil kelamin sering dianggap sepele. Sebab, dalam beberapa kasus tidak menimbulkan gejala yang berarti. Padahal jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat, sekitar 50?ri kasusnya menunjukan Genital Warts mampu bertransformasi menjadi penyakit yang ganas, salah satunya kanker serviks.
dr. Amelia Soebyanto, Sp.DV, Spesialis Kulit dan Kelamin (Dermato-venereologi) Klinik Pramudia mengatakan genital warts yang diakibatkan oleh Human Papilloma Virus (HPV) merupakan salah satu jenis infeksi menular seksual (IMS) yang paling umum terjadi. Efeknya tidak hanya sakit secara fisik, tetapi juga mental penderitanya.
“Bila ditemukan pada tahap lanjut, bentuk dan lokasi dari kutil tak jarang menyebabkan stress psikologis karena menimbulkan ketidaknyamanan,” ujarnya dalam Virtual Media Briefing Pramudia: Kupas Tuntas Genital Warts pada Perempuan, Rabu (15/6/2022).
Amelia mengatakan bahhwa tipe HPV yang paling sering mengakibatkan Genital Warts yaitu tipe 6 dan tipe 11. Insidensi Genital Warts akibat tipe ini sebanyak 90-95% kasus.
Baca juga: Vaksin HPV Efektif Mencegah Kanker Serviks
Tipe HPV yang menyebabkan Genital Warts memang tidak sama dengan tipe HPV yang menyebabkan kanker serviks. Namun dalam beberapa kasus, ketika Genital Warts terjadi pada leher rahim atau di dalam vagina. “Hal ini dapat menyebabkan perubahan serviks (displasia) yang pada akhirnya bisa berujung pada kanker serviks sebagai bentuk komplikasinya,” jelasnya.
Baca juga: Ini Penyebab Angka Kejadian Kanker Serviks Masih Tinggi
Secara umum, Genital Warts bisa terlihat seperti benjolan kecil berwarna daging atau kadang tampak seperti kembang kol. Pada sebagian kasus, Genital Warts memang tidak langsung menimbulkan keluhan bagi penderitanya dan biasanya jinak. Bahkan dalam banyak kasus, kadang Genital Warts juga terlalu kecil atau lokasinya di dalam lubang vagina atau anus sehingga tidak nampak.
Namun, beberapa tanda dan gejala yang dapat dikenali diantaranya
Selain itu, pada beberapa kasus, beberapa gejala yang perlu disadari juga timbulnya gatal atau ketidaknyamanan di area genital dan perdarahan saat berhubungan.
Terkait faktor risiko, dr. Amelia kembali menambahkan bahwa yang berisiko tinggi untuk mendapatkan Genital Warts adalah mereka yang aktif secara seksual dan memiliki kebiasaan berganti-ganti pasangan seksual tanpa menggunakan pengaman (kondom). Selain itu, memiliki riwayat infeksi menular seksual, serta memiliki gaya hidup yang kurang sehat seperti sering mengonsumsi alkohol dan merokok. Penyandang HIV seropositif juga memiliki resiko yang lebih tinggi tertular virus HPV.
Menurutnya, hingga kini masih belum ada obat spesifik yang dapat mencegah penambahan jumlah virus sehingga pengobatan masih bertujuan untuk menghilangkan gejala klinis saja dan tidak dapat menghilangkan virus.
“Ini yang menyebabkan masih sering terjadi kekambuhan. Hal ini tentu memberikan masalah psikologis dan juga finansial bagi pasien. Maka dari itu, salah satu langkah yang bisa dilakukan oleh masyarakat khususnya perempuan adalah mencegahnya dengan vaksin HPV yang dapat diberikan setelah Genital Warts bersih melalui terapi pengobatan, ataupun bagi mereka yang belum pernah tertular virus namun di usia produktif,” tuturnya.
Editor: Gita Carla
dr. Amelia Soebyanto, Sp.DV, Spesialis Kulit dan Kelamin (Dermato-venereologi) Klinik Pramudia mengatakan genital warts yang diakibatkan oleh Human Papilloma Virus (HPV) merupakan salah satu jenis infeksi menular seksual (IMS) yang paling umum terjadi. Efeknya tidak hanya sakit secara fisik, tetapi juga mental penderitanya.
“Bila ditemukan pada tahap lanjut, bentuk dan lokasi dari kutil tak jarang menyebabkan stress psikologis karena menimbulkan ketidaknyamanan,” ujarnya dalam Virtual Media Briefing Pramudia: Kupas Tuntas Genital Warts pada Perempuan, Rabu (15/6/2022).
Amelia mengatakan bahhwa tipe HPV yang paling sering mengakibatkan Genital Warts yaitu tipe 6 dan tipe 11. Insidensi Genital Warts akibat tipe ini sebanyak 90-95% kasus.
Baca juga: Vaksin HPV Efektif Mencegah Kanker Serviks
Tipe HPV yang menyebabkan Genital Warts memang tidak sama dengan tipe HPV yang menyebabkan kanker serviks. Namun dalam beberapa kasus, ketika Genital Warts terjadi pada leher rahim atau di dalam vagina. “Hal ini dapat menyebabkan perubahan serviks (displasia) yang pada akhirnya bisa berujung pada kanker serviks sebagai bentuk komplikasinya,” jelasnya.
Baca juga: Ini Penyebab Angka Kejadian Kanker Serviks Masih Tinggi
Secara umum, Genital Warts bisa terlihat seperti benjolan kecil berwarna daging atau kadang tampak seperti kembang kol. Pada sebagian kasus, Genital Warts memang tidak langsung menimbulkan keluhan bagi penderitanya dan biasanya jinak. Bahkan dalam banyak kasus, kadang Genital Warts juga terlalu kecil atau lokasinya di dalam lubang vagina atau anus sehingga tidak nampak.
Namun, beberapa tanda dan gejala yang dapat dikenali diantaranya
- Benjolan kecil, sewarna kulit, kecoklatan atau merah muda di area genital dan anus (dubur)
- Bentuknya menonjol namun permukaan rata dengan kulit atau seperti kembang kol
- Gatal atau rasa tidak nyaman di area genital
- Perdarahan saat berhubungan badan
Selain itu, pada beberapa kasus, beberapa gejala yang perlu disadari juga timbulnya gatal atau ketidaknyamanan di area genital dan perdarahan saat berhubungan.
Terkait faktor risiko, dr. Amelia kembali menambahkan bahwa yang berisiko tinggi untuk mendapatkan Genital Warts adalah mereka yang aktif secara seksual dan memiliki kebiasaan berganti-ganti pasangan seksual tanpa menggunakan pengaman (kondom). Selain itu, memiliki riwayat infeksi menular seksual, serta memiliki gaya hidup yang kurang sehat seperti sering mengonsumsi alkohol dan merokok. Penyandang HIV seropositif juga memiliki resiko yang lebih tinggi tertular virus HPV.
Menurutnya, hingga kini masih belum ada obat spesifik yang dapat mencegah penambahan jumlah virus sehingga pengobatan masih bertujuan untuk menghilangkan gejala klinis saja dan tidak dapat menghilangkan virus.
“Ini yang menyebabkan masih sering terjadi kekambuhan. Hal ini tentu memberikan masalah psikologis dan juga finansial bagi pasien. Maka dari itu, salah satu langkah yang bisa dilakukan oleh masyarakat khususnya perempuan adalah mencegahnya dengan vaksin HPV yang dapat diberikan setelah Genital Warts bersih melalui terapi pengobatan, ataupun bagi mereka yang belum pernah tertular virus namun di usia produktif,” tuturnya.
Editor: Gita Carla
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.