Ini Dia Bedanya Keputihan Normal dan Abnormal
15 June 2022 |
13:11 WIB
Keputihan merupakan sesuatu hal yang kerap dialami oleh setiap wanita. Namun, ada keputihan yang tergolong normal tetapi ada pula yang bisa dikatakan tidak normal akibat adanya infeksi jamur, bakteri, maupun parasit. Lantas, apa yang menjadi ciri-ciri serta perbedaan antara keputihan yang normal dan abnormal?
dr. Amelia Soebyanto, Sp.DV, Spesialis Kulit dan Kelamin (Dermato-venereologi) Klinik Pramudia menjelaskan bahwa keputihan yang normal biasanya tidak berbau dan tidak gatal serta terjadi antara 1 hingga 2 minggu menjelang menstruasi.
“Kalau keputihan ada para periode itu maka masih normal tetapi jika di luar periode itu dan disertai bau menyengat serta rasa gatal maka keputihan itu sudah tidak nomal sehingga butuh pengobatan,” ujarnya dalam Virtual Media Briefing Pramudia: Kupas Tuntas Genital Warts pada Perempuan, Rabu (15/6/2022).
Baca juga: Ladies, Kenali Tanda dan Penyebab Cairan Keputihan Tidak Normal Ini
Menurutnya jika keputihan tidak segera ditangani maka dalam jangka waktu lama, infeksi bisa menyebar ke area kandung kemih serta organ-organ di sekitar area serviks bahkan bisa menimbulka gejala nyeri perut bawah atau yang disebut radang panggul.
Baca juga: Ladies, Kenali Jenis Keputihan & 5 Penyebabnya
“Kalau memang ada gejala keputihan yang abnomal, sebaiknya segera periksa ke dokter karena itu tidak bisa hilang sendiri. Nantinya dokter akan menentukan apakah perlu pengobatan lebih lanjut atau masih tergolong normal,” jelasnya.
Nah, agar terhindar dari keputihan yang abnormal serta berbagai penyakit kelamin lainnya, Amalia menyarankan setiap perempuan untuk menjaga area kewanitaannya. Cara yang dapat dilakukan antara lain.
1. Cuci area kewanitaan secara rutin dengan air bersih dan air mengalir, lebih bagus jika airnya hangat dan lakukan cebok dari depan ke belakang, bukan sebaliknya. Tidak disarankan cebok dengan air yang menggenang terlalu lama.
2. Tidak perlu menggunakan sabun-sabun kewanitaan sebab pada dasarnya vagina sudah memiliki keasaman yang khas sehingga dapat menurunkan risiko terinfeksi bakteri atau jamur. Jika pun ingin menggunakan pembersih kewanitaan lakukan hanya seminggu sekali, pakai sabun bayi yang lembut juga bisa.
3. Gunakan celana dalam yang berbahan katun sehingga dapat menyerap keringat dan tidak menyebabkan lembab di area kewanitaan yang menyebabkan munculnya infeksi jamur. Gunakan juga celana dalam yang pas dan tidak terlalu sempit karena saat paha tergesek bisa memunculkan infeksi jamur.
Baca juga: Waspada, Kutil Kelamin Bisa Menjadi Kanker Serviks
Editor: Gita Carla
dr. Amelia Soebyanto, Sp.DV, Spesialis Kulit dan Kelamin (Dermato-venereologi) Klinik Pramudia menjelaskan bahwa keputihan yang normal biasanya tidak berbau dan tidak gatal serta terjadi antara 1 hingga 2 minggu menjelang menstruasi.
“Kalau keputihan ada para periode itu maka masih normal tetapi jika di luar periode itu dan disertai bau menyengat serta rasa gatal maka keputihan itu sudah tidak nomal sehingga butuh pengobatan,” ujarnya dalam Virtual Media Briefing Pramudia: Kupas Tuntas Genital Warts pada Perempuan, Rabu (15/6/2022).
Baca juga: Ladies, Kenali Tanda dan Penyebab Cairan Keputihan Tidak Normal Ini
Menurutnya jika keputihan tidak segera ditangani maka dalam jangka waktu lama, infeksi bisa menyebar ke area kandung kemih serta organ-organ di sekitar area serviks bahkan bisa menimbulka gejala nyeri perut bawah atau yang disebut radang panggul.
Baca juga: Ladies, Kenali Jenis Keputihan & 5 Penyebabnya
“Kalau memang ada gejala keputihan yang abnomal, sebaiknya segera periksa ke dokter karena itu tidak bisa hilang sendiri. Nantinya dokter akan menentukan apakah perlu pengobatan lebih lanjut atau masih tergolong normal,” jelasnya.
Nah, agar terhindar dari keputihan yang abnormal serta berbagai penyakit kelamin lainnya, Amalia menyarankan setiap perempuan untuk menjaga area kewanitaannya. Cara yang dapat dilakukan antara lain.
1. Cuci area kewanitaan secara rutin dengan air bersih dan air mengalir, lebih bagus jika airnya hangat dan lakukan cebok dari depan ke belakang, bukan sebaliknya. Tidak disarankan cebok dengan air yang menggenang terlalu lama.
2. Tidak perlu menggunakan sabun-sabun kewanitaan sebab pada dasarnya vagina sudah memiliki keasaman yang khas sehingga dapat menurunkan risiko terinfeksi bakteri atau jamur. Jika pun ingin menggunakan pembersih kewanitaan lakukan hanya seminggu sekali, pakai sabun bayi yang lembut juga bisa.
3. Gunakan celana dalam yang berbahan katun sehingga dapat menyerap keringat dan tidak menyebabkan lembab di area kewanitaan yang menyebabkan munculnya infeksi jamur. Gunakan juga celana dalam yang pas dan tidak terlalu sempit karena saat paha tergesek bisa memunculkan infeksi jamur.
Baca juga: Waspada, Kutil Kelamin Bisa Menjadi Kanker Serviks
Editor: Gita Carla
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.