Ini Alasan Kenapa Kalian Perlu Menyiapkan Kotak P3K di Rumah
13 June 2022 |
17:54 WIB
Walau tampak sepele, keberadaan peralatan dalam kotak pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) ternyata penting. Persoalannya, cedera ataupun kecelakaan ringan bisa terjadi di mana dan kapan saja. Idealnya, kotak P3K harus selalu tersedia di rumah atau dalam kendaraan.
Apalagi, saat ini sudah semakin banyak perlengkapan P3K yang didesain untuk kebutuhan personal.
Baca juga: Sindrom Ramsay Hunt yang Diderita Justin Bieber, Apakah Bisa Sembuh Total? Ini Penjelasannya
Dokter Spesialis Bedah dari Perhimpunan Dokter Emergensi Indonesia (PDEI) dikutip dari Bisnis Indonesia Weekend edisi 25 September 2016 mengatakan bahwa mempersiapkan kotak P3K akan membantu penanganan pertama ketika terjadi cedera sebelum dibawa ke dokter.
Sebab, tidak semua cedera sebenarnya harus dibawa ke unit gawat darurat (UGD). Dari kasus yang ditanganinya hanya 5% pasien UGD yang benar-benar berstatus gawat darurat. Selebihnya, jika langsung ditangani secara benar bahkan tidak perlu sampai mengunjungi dokter.
Meskipun demikian, kesadaran masyarakat tentang keberadaan kotak P3K masih sangat minim. Selain itu, pengetahuan dan keterampilan dalam penanganan pertama pada luka juga belum memadai.
Hal ini semakin diperparah dengan beberapa mitos dan kepercayaan yang salah kaprah di kalangan masyarakat terkait dengan penanganan luka. Wishnu menceritakan, dirinya sering menemukan kasus di mana luka pasien justru bertambah parah karena salah dalam penanganan pertama.
Hal ini, misalnya, membalut luka dengan kapas, melumuri luka bakar dengan odol, kecap atau bahkan mentega, sampai membalut luka dengan rivanol. Hal itu semua tindakan penanganan yang salah yang justru memperburuk luka. Alhasil kerja dokter jadi bertambah berat. Ketepatan dalam penanganan pertama pada luka dapat menghambat risiko yang lebih serius seperti infeksi.
Namun demikian, dalam keadaan darurat, inovasi dengan barang-barang yang mudah didapatkan bisa dilakukan. Hal ini, misalnya, menggunakan pembalut wanita untuk menggantikan fungsi kassa steril. “Kassa biasanya harus beli di apotek, tetapi pembalut kan mudah didapatkan di warung mana saja,” tambahnya.
Adapun pencucian luka sebaiknya menggunakan rivanol. Namun, rivanol juga tidak boleh dipakai untuk mengompres luka dalam waktu lama. Manajemen luka luar juga perlu diperhatikan bergantung pada lebar dan kedalaman luka.
Baca juga: Cegah Tangkal Osteoporosis Sejak Dini dengan Terapi Tepat
Pada prinsipnya, usahakan untuk menutup luka agar tidak terjadi pendarahan. Namun, jika merasa lukanya cukup dalam dan perlu dijahit sebaiknya segera berkonsultasi ke dokter.
Editor: Dika Irawan
Apalagi, saat ini sudah semakin banyak perlengkapan P3K yang didesain untuk kebutuhan personal.
Mengapa kotak P3K begitu sangat penting?
Jika melihat data riset kesehatan dasar 2013 menunjukkan cedera paling banyak terjadi di jalan raya (42,8%), di rumah (36,5%), dan sekolah (5,4%). Dari proporsi tersebut, cedera didominasi oleh lecet/memar sebesar 70,9%, terkilir (27,5%), dan luka robek (23,2%).Baca juga: Sindrom Ramsay Hunt yang Diderita Justin Bieber, Apakah Bisa Sembuh Total? Ini Penjelasannya
Dokter Spesialis Bedah dari Perhimpunan Dokter Emergensi Indonesia (PDEI) dikutip dari Bisnis Indonesia Weekend edisi 25 September 2016 mengatakan bahwa mempersiapkan kotak P3K akan membantu penanganan pertama ketika terjadi cedera sebelum dibawa ke dokter.
Sebab, tidak semua cedera sebenarnya harus dibawa ke unit gawat darurat (UGD). Dari kasus yang ditanganinya hanya 5% pasien UGD yang benar-benar berstatus gawat darurat. Selebihnya, jika langsung ditangani secara benar bahkan tidak perlu sampai mengunjungi dokter.
Meskipun demikian, kesadaran masyarakat tentang keberadaan kotak P3K masih sangat minim. Selain itu, pengetahuan dan keterampilan dalam penanganan pertama pada luka juga belum memadai.
Hal ini semakin diperparah dengan beberapa mitos dan kepercayaan yang salah kaprah di kalangan masyarakat terkait dengan penanganan luka. Wishnu menceritakan, dirinya sering menemukan kasus di mana luka pasien justru bertambah parah karena salah dalam penanganan pertama.
Hal ini, misalnya, membalut luka dengan kapas, melumuri luka bakar dengan odol, kecap atau bahkan mentega, sampai membalut luka dengan rivanol. Hal itu semua tindakan penanganan yang salah yang justru memperburuk luka. Alhasil kerja dokter jadi bertambah berat. Ketepatan dalam penanganan pertama pada luka dapat menghambat risiko yang lebih serius seperti infeksi.
Isi Kotak P3K
Lantas apa saja isi kotak P3K yang harus selalu dipersiapkan? Kalian bisa mengisinya dengan perlengkapan kassa steril, perban, sarung tangan lateks, masker, plester, iodine, gunting, pinset, alkohol, atau rivanol.Namun demikian, dalam keadaan darurat, inovasi dengan barang-barang yang mudah didapatkan bisa dilakukan. Hal ini, misalnya, menggunakan pembalut wanita untuk menggantikan fungsi kassa steril. “Kassa biasanya harus beli di apotek, tetapi pembalut kan mudah didapatkan di warung mana saja,” tambahnya.
Teknik penanganan luka
Memahami teknik penanganan luka juga penting untuk diperhatikan. Ketika mencuci luka, misalnya, disarankan tidak menggunakan alkohol. Cairan ini sejatinya digunakan untuk membersihkan tangan penolong agar bersih dari bakteri.Adapun pencucian luka sebaiknya menggunakan rivanol. Namun, rivanol juga tidak boleh dipakai untuk mengompres luka dalam waktu lama. Manajemen luka luar juga perlu diperhatikan bergantung pada lebar dan kedalaman luka.
Baca juga: Cegah Tangkal Osteoporosis Sejak Dini dengan Terapi Tepat
Pada prinsipnya, usahakan untuk menutup luka agar tidak terjadi pendarahan. Namun, jika merasa lukanya cukup dalam dan perlu dijahit sebaiknya segera berkonsultasi ke dokter.
Editor: Dika Irawan
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.