Kisah Inspiratif Sour Sally, Sempat Ditinggal Customer Kini Bawahi Sejumlah Brand Kuliner
16 June 2021 |
13:17 WIB
Siapa yang tidak mengenal Sour Sally? Ya frozen yogurt ini pernah mendapat tempat di hati masyarakat, khususnya para pecinta yogurt. Apalagi ketika itu belum ada frozen yogurt di Indonesia sehingga bisa dikatakan bahwa Sour Sally menjadi pionir bisnis frozen yogurt di Tanah Air.
Bahkan, tak sedikit yang mengiria bahwa Sour Sally merupakan brand dari luar negeri. Padahal, brand ini dikembangkan oleh Donny Pramono le yang ketika itu baru lulus kuliah di Amerika dan kembali ke Indonesia.
1. Memulai Bisnis Di Usia 26 Tahun
Pada tahun 2008, kala itu Donny masih berusia 26 tahun dia pun lantas mencoba mengkreasikan sendiri yogurt yang menjadi makanan favoritnya saat berkuliah di Amerika, dengan cita rasa khas serta modifikasi rasa sesuai dengan lidah masyarakat Indonesia.
Ternyata Sour Sally langsung mendapat sambutan hangat dari masyarakat Indonesia hingga berkembang menjadi beberapa cabang.
2. Capai Titik Jenuh dan Ditinggalkan Konsumen
Namun, dalam menjalankan bisnis tentu ada jatuh bangun. Sampai akhirnya di tahun 2012, saat itu Sour Sally seperti mencapai titik jenuh dan ditinggalkan oleh customer nya sehingga membuat usaha yang telah dijalankan selama 4 tahun sempat terjatuh.
“Saat itu saya mengalami krisis internal bahwa produk ini ngga relevan dengan market akhirnya kita melakukan revitalisasi bisnis dan melakukan berbagai inovasi,” tuturnya.
3. Berinovasi Melalui Sistem Franchise
Salah satu inovasi bisnis yang dikembangkan olehnya adalah dengan membuat bisnis franchise atau waralaba Sour Sally pada 2013. Dalam menjalankan bisnis franchise, Donny menggandeng mitra sebagai Master Franchisor yang memperkuat perkembangan brand dari Sour Sally itu sendiri.
4. Bawahi Sejumlah Brand di Sour Sally Group
Perlahan tapi pasti, bisnis Sour Sally terus berkembang hingga membentuk Sour Sally Group yang membawahi berbagai brand besar lainnya di samping Sour Sally yaitu Gulu-Gulu Cheese Tea, Coffee Shop Fika Kafi, dan brand masakan rumahan Wowteg dengan jumlah gerai keseluruhan mencapai lebih dari 250 outlet di seluruh Indonesia.
Ke depan, Sour Sally Gorup berencana membuka 500 toko yang berfokus pada model bisnis QRS (ritel servis cepat) dengan mempekerjakan lebih dari 1000 karyawan.
5. Luncurkan Perusahaan Venture Capital
Tak hanya sukses mengembangkan bisnis waralaba, Donny juga meluncurkan Selera Kapital sebagai anak perusahaan dari Sour Sally Group yang fokus membantu pengembangan bisnis brand dan produk F&B lokal sehingga dapat lebih scale up dan lebih besar lagi.
Selera Kapital membantu mulai dari segi pendanaan, management bisnis, management keuangan, dan berbagai hal lainnya.
Saat ini, Selera Kapital telah mendanai sejumlah startup kuliner lokal antara lain Yummy Cloud Kitchen, startup penyedia solusi katering dan restoran berbasis teknologi; Wahyoo, startup yang bertujuan mengembangkan warung-warung makan tradisional; dan Ayam Geprek Kekinian Pusaka Abadi. Selain itu juga perusahaan PR Dialogue PR Agency.
Editor: Indyah Sutriningrum
Bahkan, tak sedikit yang mengiria bahwa Sour Sally merupakan brand dari luar negeri. Padahal, brand ini dikembangkan oleh Donny Pramono le yang ketika itu baru lulus kuliah di Amerika dan kembali ke Indonesia.
1. Memulai Bisnis Di Usia 26 Tahun
Pada tahun 2008, kala itu Donny masih berusia 26 tahun dia pun lantas mencoba mengkreasikan sendiri yogurt yang menjadi makanan favoritnya saat berkuliah di Amerika, dengan cita rasa khas serta modifikasi rasa sesuai dengan lidah masyarakat Indonesia.
Ternyata Sour Sally langsung mendapat sambutan hangat dari masyarakat Indonesia hingga berkembang menjadi beberapa cabang.
2. Capai Titik Jenuh dan Ditinggalkan Konsumen
Namun, dalam menjalankan bisnis tentu ada jatuh bangun. Sampai akhirnya di tahun 2012, saat itu Sour Sally seperti mencapai titik jenuh dan ditinggalkan oleh customer nya sehingga membuat usaha yang telah dijalankan selama 4 tahun sempat terjatuh.
“Saat itu saya mengalami krisis internal bahwa produk ini ngga relevan dengan market akhirnya kita melakukan revitalisasi bisnis dan melakukan berbagai inovasi,” tuturnya.
3. Berinovasi Melalui Sistem Franchise
Salah satu inovasi bisnis yang dikembangkan olehnya adalah dengan membuat bisnis franchise atau waralaba Sour Sally pada 2013. Dalam menjalankan bisnis franchise, Donny menggandeng mitra sebagai Master Franchisor yang memperkuat perkembangan brand dari Sour Sally itu sendiri.
4. Bawahi Sejumlah Brand di Sour Sally Group
Perlahan tapi pasti, bisnis Sour Sally terus berkembang hingga membentuk Sour Sally Group yang membawahi berbagai brand besar lainnya di samping Sour Sally yaitu Gulu-Gulu Cheese Tea, Coffee Shop Fika Kafi, dan brand masakan rumahan Wowteg dengan jumlah gerai keseluruhan mencapai lebih dari 250 outlet di seluruh Indonesia.
Ke depan, Sour Sally Gorup berencana membuka 500 toko yang berfokus pada model bisnis QRS (ritel servis cepat) dengan mempekerjakan lebih dari 1000 karyawan.
5. Luncurkan Perusahaan Venture Capital
Tak hanya sukses mengembangkan bisnis waralaba, Donny juga meluncurkan Selera Kapital sebagai anak perusahaan dari Sour Sally Group yang fokus membantu pengembangan bisnis brand dan produk F&B lokal sehingga dapat lebih scale up dan lebih besar lagi.
Selera Kapital membantu mulai dari segi pendanaan, management bisnis, management keuangan, dan berbagai hal lainnya.
Saat ini, Selera Kapital telah mendanai sejumlah startup kuliner lokal antara lain Yummy Cloud Kitchen, startup penyedia solusi katering dan restoran berbasis teknologi; Wahyoo, startup yang bertujuan mengembangkan warung-warung makan tradisional; dan Ayam Geprek Kekinian Pusaka Abadi. Selain itu juga perusahaan PR Dialogue PR Agency.
Editor: Indyah Sutriningrum
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.