Ilustrasi Pekan Raya Jakarta (PRJ) atau Jakarta Fair pada 1953 (Sumber gambar: Badan Pengelolaan Aset Daerah (BPAD) Provinsi DKI Jakarta/Suku Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Administrasi Jakarta Utara)

Kilas Balik 54 Tahun Perjalanan Jakarta Fair di Ibu Kota

10 June 2022   |   21:01 WIB

Tahun ini, pameran besar Jakarta Fair atau yang sering dikenal dengan Pekan Raya Jakarta (PRJ), kembali hadir menyambut masyarakat ibu kota mulai Kamis (09/06) sampai Minggu (17/07). Acara tahunan ini dikenal menghadirkan rangkaian penampilan musik sekaligus pameran produk yang bertujuan memperingati hari jadi kota Jakarta.

Jakarta Fair lekat dengan berbagai hiburan yang diincar masyarakat ibu kota. Beberapa di antaranya adalah konser musik, pasar malam, festival kuliner, hingga jajanan produk. Namun, sebelum dikenal sebagai festival terbesar dan terlama di DKI Jakarta, ada kisah di balik pembentukan festival yang telah berdiri selama lebih dari lima dekade itu.

Melansir dari situs Suku Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Administrasi Jakarta Utara, awalnya Jakarta Fair atau PRJ digagas oleh Syamsudin Mangan, Ketua Kamar Dagang dan Industri (KADIN) pada 1960an, dengan instruksi dari Gubernur DKI saat itu yang dijabat oleh Ali Sadikin.

Baca juga: Band Ternama Bakal Meriahkan Ajang Jakarta Fair 2022

Pada 1967, Haji Mangan sempat mengusulkan kepada Bang Ali tentang sebuah pameran besar yang bertujuan untuk meningkatkan pemasaran produksi dalam negeri pasca G30S/1965. Ide ini kemudian disambut baik karena sejalan dengan gagasan pameran besar dan terpusat yang berlangsung dalam waktu yang lama.

Tidak hanya itu, Pemerintah Kota (Pemkot) DKI Jakarta saat akhir 1960an juga ingin menggabungkan beberapa pasar malam yang dahulu masih menyebar di sejumlah wilayah di Jakarta. Salah satu pasar malam yang sudah mulai dikenal pada masa itu adalah Pasar Malam Gambir di tempat yang dahulu dikenal sebagai Lapangan Ikada (kini dikenal sebagai kawasan Monumen Nasional/Monas).

Terinspirasi dari Pasar Malam Gambir dan berbagai acara pameran internasional yang diikuti saat dirinya dikenal sebagai salah satu konglomerat di bidang tekstil, pameran ini kemudian mulai membentuk panitia sementara dengan pimpinan Haji Mangan dan di bawah instruksi Pemkot melalui Peraturan Daerah No.8 Tahun 1968. Pemda inilah yang menjadikan PRJ sebagai acara tetap tahunan ibu kota setiap 22 Juni atau hari jadi dari DKI Jakarta.

PRJ atau Jakarta Fair awalnya dinamakan sebagai Djakarta Fair (DF) saat pagelaran resmi pertamanya pada 5 Juni sampai 20 Juli 1968. Kala itu, DF dibuka oleh Presiden Soeharto dengan melepas burung merpati pos. Beberapa waktu setelahnya, DF kemudian berganti nama menjadi Jakarta Fair (dengan ejaan baru) dan Pekan Raya Jakarta.

Penyelenggaraan PRJ perdananya pada 1968 menjadi acara yang cukup sukses saat itu dengan menarik setidaknya 1,4 juta orang. Kemudian pada tahun berikutnya, PRJ mendapatkan pencapaian baru sebagai acara PRJ terlama sepanjang sejarah dengan durasi 71 hari, berbeda dengan penyelenggaraan sebelumnya yang hanya berjalan selama 30-35 hari.

Baca jugaCar Free Day Jakarta Mulai Lagi Akhir Pekan Ini, Catat Lokasinya

Semula PRJ diadakan di kawasan Monumen Nasional atau Monas, hingga akhirnya pada 1992 lokasinya dipindah ke kawasan Kemayoran, Jakarta Pusat, karena kebutuhan area yang semakin bertambah setiap tahunnya. Penempatan ini bertahan sampai saat ini, di mana PRJ setiap tahunnya dilakukan di Jakarta International Expo (JIEXPO).

Hingga saat ini, penyelenggaraan Jakarta Fair atau Pekan Raya Jakarta telah menyelenggarakan rangkaian acara yang konsisten dengan berbagai pendekatan. Beberapa acara yang kerap kali hadir adalah penghargaan Miss Jakarta Fair, Pesta Kembang Api, konser musik, hingga festival kuliner.


Editor: Gita Carla

SEBELUMNYA

BTS Rangkum 9 Tahun Perjalanan Karier Mereka dalam Album Kompilasi Proof

BERIKUTNYA

Fakta-fakta tentang Heaven, Lagu yang Akan Dibawakan Calum Scott Bersama Lyodra Ginting di Jakarta

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: