Ilustrasi (dok. Unsplash)

Perempuan Lebih Rentan Terkena Osteoporosis, Begini Cara Mencegahnya!

10 September 2021   |   22:00 WIB
Image
Desyinta Nuraini Jurnalis Hypeabis.id

Osteoporosis masih menjadi ancaman nyata yang dihadapi setiap orang, baik pria maupun wanita. Bahkan penyakit ini diam-diam mematikan. Perhimpunan Osteoporosis Indonesia (Petisi) mencatat saat ini sebanyak 41,8 persen laki-laki dan 90 persen perempuan mengalami hilangnya massa kepadatan tulang atau osteopenia yang cepat mengarah kepada pengeroposan tulang atau osteoporosis. 

"1 dari 3 perempuan dan 1 dari 5 laki-laki sudah menderita osteoporosis," ujar Pakar Gizi Medik RSCM Prof. Dr. Saptawati Bardosono.

Sementara itu penelitian International Osteoporosis Foundation menunjukkan, risiko perempuan untuk terkena osteoporosis 4 kali lebih tinggi dibandingkan laki-laki. Sebanyak 40,6 persen perempuan Indonesia berusia 20-29 tahun memiliki massa tulang rendah, yang meningkatkan risiko osteoporosis dan patah tulang dalam 20 tahun ke depan saat mereka mencapai menopause. 

Proporsi risiko osteoporosis pada perempuan semakin tinggi setelah berusia 55 tahun, sebagian besar disebabkan adanya retak tulang pada perempuan yang berhubungan erat dengan perubahan metabolisme tulang pada umur post-menopause.

Ya, perempuan memang paling berisiko mengalami osteoporosis. Pasalnya perempuan akan mengalami fase kehamilan dan laktasi yang akan meningkatkan hilangnya masa tulang.

Perempuan juga mengalami menopause, dengan demikian hilanglah hormon esterogen yang terbukti menjaga kesehatan tulang. Bertambahnya usia dan kurangnya berat badan juga meningkatkan risiko osteoporosis.

Bisa saja saat lansia yang mengalami osteoporosis jatuh, mereka akan mengalami patah tulang. Paling mengkhawatirkan apabila yang parah adalah tulang panggul. Akhirnya mereka tidak bisa bergerak dan menjalani aktivitas di atas tempat tidur. 

"Biasanya terjadi luka yang menahun pada tulang punggung, menyebabkan infeksi dan bisa menyebabkan kematian," tegas Saptawati. 

Menurut Penelitian di Saudi Arabia, perempuan dewasa muda, 30 persen telah mengalami penurunan kepadatan tulang dan 2,9 persen mengalami osteoporosis. Hal ini karena mereka kurang asupan vitamin D dan kalsium yang cukup. 

Oleh karena itu, saat 30 tahun pertama, perempuan harus menabung masa tulang dengan asupan vitamin D dan kalsium. Sebab pertumbuhan tulang akan terhenti pada usia 30 tahun. Setelah itu, akan terjadi penurunan masa tulang secara berangsur. Kemudian, perempuan akan mengalami menopause yang meningkatkan osteopenia dan osteoporosis. 

Nah berikut ini cara untuk mencegah osteoporosis.

1. Mulai sejak dini. 
Paling awal yakni saat fase kehamilan. Saptawati menjelaskan nutrisi ibu saat hamil mempengaruhi kepadatan tulang bayi sampai dewasa. Ibu hamil memiliki tanggung jawab untuk menunjang pertumbuhan janin termasuk pembentukan tulang. 

Oleh sebab itu, ibu hamil harus mendapat asupan kalsium yang cukup. Jika tidak, mereka akan mengalami osteopeni dan osteoporosis secara dini. Bahkan janin bisa-bisa tidak tumbuh secara optimal, termasuk saat mereka lahir dan dewasa.

Pertumbuhan puncak kedua yakni masa pubertas hingga berhenti pada usia 30 tahun. Saat masuk usia 40 tahun, perempuan akan kehilangan masa tulang setengah persen setiap tahunnya.

2. Sediakan nutrisi dan menerapkan pola hidup sehat. 
Tulang memang terlihat keras. Namun ternyata tulang tetaplah jaringan hidup yang bersifat dinamis seperti bagian tubuh lainnya. Tulang setelah 30 tahun akan melepaskan massa tapi akan memperbaiki sendiri asalkan komponennya lengkap. 

Adapun tulang terdiri dari komponen mineral, kalsium, protein, jaringan ikat, serabut saraf, pembuluh darah, dan sumsum di bagian tengah.

Untuk itu, pola makan gizi seimbang sangat penting untuk mendapatkan nutrisi yang mendukung kesehatan tulang. Tentu, perlu dibarengi dengan aktivitas dan latihan fisik teratur untuk signal tulang melakukan remodeling.

Saptawati menjelaskan nutrisi paling utama yang menunjang kesehatan tulang yakni kalsium dan vitamin D. Nutrisi ini bisa didapatkan dari makanan seperti keju, susu, yogurt, bayam, ikan, telur, hingga sereal. 

3. Suplementasi dengan kalsium dan vitamin D. 
Tulang mengandung 99 persen kalsium tubuh. Oleh karena itu dubutuhkan asupan sekitar 600-1200 mg kalsium per hari, terutama saat masa pettumbuhan cepat. Vitamin D juga dibutukan karena memberikan signal hormonal untuk keseimbangan kalsium.

Kalsium bisa didapatkan dari makanan berupa keju, susu, yogurt, tahu, sayuran, kentang, dan kacang kedelai. Sementara vitamin D bisa didapatkan secara gratis dari sinar matahari. 

Kebutuhan asupan vitamin D, menurut Saptawati tergantung pada lokasi geografi, pajanan sinar matahari, kadar vitamin D dalam darah, dan kadar lemak tubuh.

Editor: Fajar Sidik

SEBELUMNYA

Indra Penciuman Menghilang? Waspadai Kanker Nasofaring

BERIKUTNYA

Igan Andhika Kenang Masa Lalu dalam Lagu Rindu Tanpa Rasa

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: