Punya Puluhan Cabang, Ikuti Kiat Bisnis Streetfood Korea Ini agar Berkembang
26 May 2022 |
00:00 WIB
Genhype, tren budaya Korea Selatan memang menjadi populer di berbagai belahan dunia tak terkecuali di Indonesia. Tak hanya dari segi dunia hiburan seperti drama Korea dan K-Pop, gaya hidup kaum urban dari Negeri Ginseng itu pun digandrungi banyak orang salah satunya makanan.
Hal itupun ditandai dengan menjamurnya kedai-kedai pinggir jalan hingga kafe dan restoran yang menjual jajanan khas Korea Selatan, salah satunya Yeobo Topokki. 'Demam' Korea yang melanda banyak orang nyatanya membuat bisnis kuliner street food Korea gerobakan ini sukses memiliki lebih dari 70 cabang di Indonesia.
Founder Yeobo Topokki, Irma Utari, memulai bisnisnya pada 2019. Irma yang pernah menjadi pekerja kantoran, sempat memegang tanggung jawab untuk melakukan riset pasar dan meneliti tren hingga minat masyarakat terhadap produk makanan Korea.
Namun, karena memiliki visi yang berbeda, dia memutuskan untuk memulai bisnisnya sendiri, berbekal pengetahuan mengenai industri makanan dan minuman. Di situlah titik balik Irma memulai bisnis Yeobo Topokki.
“Saya melihat minat terhadap kuliner Korea saat itu cukup tinggi, namun cita rasanya masih kurang pas di lidah orang Indonesia dan harganya pun masih cukup mahal. Untuk itu, setelah analisa dan proposal saya sempat ditolak oleh kantor tempat saya bekerja dulu, saya berpikir kenapa tidak saya coba untuk berani merealisasikan sendiri ide bisnis itu," kata Irma.
Baca juga: Berawal Jadi Reseller, Perempuan Muda Ini Sukses Berbisnis Masker Organik
Nama Yeobo Topokki, yang menggunakan kata “yeobo” dalam bahasa Korea, bermakna rasa sayang kepada suami atau istri. Kehangatan itu yang ingin dihadirkan oleh Irma lewat berbagai menu makanan Korea yang rasanya pas di lidah masyarakat Indonesia. Yeobo Topokki memiliki lima menu utama yakni topokki, odeng, rapokki, chicken buldak, jjajangmyeon dengan menu tambahan lainnya.
Cita rasa Indonesia dibawa oleh Irma dalam berbagai menunya dengan cara memproduksi dan memodifikasi sendiri bumbu gochujang khas Korea tanpa meninggalkan keotentikannya. Konsep bisnis yang menggunakan gerobak dan pemilihan lokasi pun dipikirkan dengan matang sejak awal bisnisnya dirintis.
Dia ingin menyandingkan menu-menu khas Korea yang ditawarkannya dengan jajanan pinggir jalan khas Indonesia seperti cilok atau bakso agar dapat dinikmati oleh semua orang. Terbukti, hanya dalam satu tahun, Yeobo Topokki berkembang pesat dan mampu membuka 5 outlet tambahan yang ramai pengunjung.
“Tahun 2019 merupakan titik kesuksesan Yeobo Topokki. Saya bersama tim pun memberanikan diri untuk membuka skema kemitraan atau franchise. Walaupun bisnis kami terbilang masih muda dibanding bisnis lain yang sudah lebih dulu menawarkan skema kemitraan, kami memberanikan diri untuk mengikuti berbagai pameran, dan bahkan hingga beriklan," tutur Irma.
Siapa sangka, hanya dengan beriklan dengan modal Rp300.000, Irma mengaku hal itu mampu mendatangkan 7 mitra baru. Sejak saat itu, dia dan tim pun mulai fokus dalam menyediakan bahan baku kepada para mitra.
Baca juga: Inspiratif, Pengusaha Tas Travelling Kekinian Asal Bandung Ini Berbagi Kisah Sukses
Hal itupun ditandai dengan menjamurnya kedai-kedai pinggir jalan hingga kafe dan restoran yang menjual jajanan khas Korea Selatan, salah satunya Yeobo Topokki. 'Demam' Korea yang melanda banyak orang nyatanya membuat bisnis kuliner street food Korea gerobakan ini sukses memiliki lebih dari 70 cabang di Indonesia.
Founder Yeobo Topokki, Irma Utari, memulai bisnisnya pada 2019. Irma yang pernah menjadi pekerja kantoran, sempat memegang tanggung jawab untuk melakukan riset pasar dan meneliti tren hingga minat masyarakat terhadap produk makanan Korea.
Namun, karena memiliki visi yang berbeda, dia memutuskan untuk memulai bisnisnya sendiri, berbekal pengetahuan mengenai industri makanan dan minuman. Di situlah titik balik Irma memulai bisnis Yeobo Topokki.
“Saya melihat minat terhadap kuliner Korea saat itu cukup tinggi, namun cita rasanya masih kurang pas di lidah orang Indonesia dan harganya pun masih cukup mahal. Untuk itu, setelah analisa dan proposal saya sempat ditolak oleh kantor tempat saya bekerja dulu, saya berpikir kenapa tidak saya coba untuk berani merealisasikan sendiri ide bisnis itu," kata Irma.
Baca juga: Berawal Jadi Reseller, Perempuan Muda Ini Sukses Berbisnis Masker Organik
Nama Yeobo Topokki, yang menggunakan kata “yeobo” dalam bahasa Korea, bermakna rasa sayang kepada suami atau istri. Kehangatan itu yang ingin dihadirkan oleh Irma lewat berbagai menu makanan Korea yang rasanya pas di lidah masyarakat Indonesia. Yeobo Topokki memiliki lima menu utama yakni topokki, odeng, rapokki, chicken buldak, jjajangmyeon dengan menu tambahan lainnya.
Founder Yeobo Topokki, Irma Utari (Sumber gambar: Shopee)
Cita rasa Indonesia dibawa oleh Irma dalam berbagai menunya dengan cara memproduksi dan memodifikasi sendiri bumbu gochujang khas Korea tanpa meninggalkan keotentikannya. Konsep bisnis yang menggunakan gerobak dan pemilihan lokasi pun dipikirkan dengan matang sejak awal bisnisnya dirintis.
Dia ingin menyandingkan menu-menu khas Korea yang ditawarkannya dengan jajanan pinggir jalan khas Indonesia seperti cilok atau bakso agar dapat dinikmati oleh semua orang. Terbukti, hanya dalam satu tahun, Yeobo Topokki berkembang pesat dan mampu membuka 5 outlet tambahan yang ramai pengunjung.
“Tahun 2019 merupakan titik kesuksesan Yeobo Topokki. Saya bersama tim pun memberanikan diri untuk membuka skema kemitraan atau franchise. Walaupun bisnis kami terbilang masih muda dibanding bisnis lain yang sudah lebih dulu menawarkan skema kemitraan, kami memberanikan diri untuk mengikuti berbagai pameran, dan bahkan hingga beriklan," tutur Irma.
Siapa sangka, hanya dengan beriklan dengan modal Rp300.000, Irma mengaku hal itu mampu mendatangkan 7 mitra baru. Sejak saat itu, dia dan tim pun mulai fokus dalam menyediakan bahan baku kepada para mitra.
Baca juga: Inspiratif, Pengusaha Tas Travelling Kekinian Asal Bandung Ini Berbagi Kisah Sukses
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.