Lebih Dekat dengan Sosok Fahmi Idris, Pebisnis yang Berkiprah Jadi Menteri
22 May 2022 |
21:04 WIB
Fahmi Idris, yang dikenal sebagai menteri pada dua era presiden menghembuskan napas terakhirnya pada hari ini, Minggu, 22 Mei 2022 di Rumah Sakit Medistra, Jakarta. Sang politikus berpulang di ruang ICU Rumah Sakit Medistra, Jakarta, pada pukul 10.00 WIB. Kabar berpulangnya sang putra bangsa tersebut disampaikan oleh sang anak, yakni Fahira Idris melalui akun media sosial Twitter @fahiraidris.
Fahmi Idris adalah seorang politikus senior dari Partai Golongan Karya (Golkar). Pria kelahiran 20 September 1943 silam tersebut telah malang melintang dalam kancah politik di dalam negeri.
Fahmi yang juga seorang profesor pernah dipercaya oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk menjadi menteri pada 2005–2009 silam. Saat itu, presiden yang kerap disapa SBY tersebut mempercayakan posisi Menteri Perindustrian kepadanya.
Selain sebagai Menteri Perindustrian, Fahmi juga pernah dipercaya sebagai Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi pada 2004–2005.
Sementara pada era Presiden BJ. Habibie, sang politikus tersebut juga pernah dipercaya untuk menjabat sebagai Menteri Tenaga Kerja pada era Kabinet Reformasi Pembangunan pada 1998–1999.
Karier politik pria yang juga merupakan aktivis 1966 tersebut disebut-sebut bermula pada 1984. Partai yang terkenal dengan lambang pohon beringin merupakan pilihan Fahmi dalam meniti karier politiknya pada saat itu.
Karier politik Fahmi pun terus mengalami peningkatan di Partai Golkar, dan pernah menduduki ketua DPP Partai Golkar di Jakarta pada 1998–2004.
Selain sebagai seorang politikus, Fahmi juga dikenal sebagai seorang pebisnis. Dia pernah menjabat sebagai direktur di sejumlah perusahaan. Dia merupakan pendiri PT Kwarta Daya Pratama dan Pimpinan Kongsi Delapan Grup.
Kepergian sang putra bangsa inipun mendapatkan doa dari berbagai pihak. Salah satunya adalah Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartato.
Dalam akun media sosial Twitter, Airlangga menuliskan bahwa keteladanan, kepemimpinan, pengabdian, dan jejak langkah yang ditorehkan oleh Fahmi Idris akan menjadi amal jariah, tercatat sejarah, dan menjadi kisah inspirasi bagi seluruh anak bangsa.
“Inna lillahi wa inna ilaihi raaji’un, turut berduka atas berpulangnya senior/sahabat/sosok yang kami hormati, Bapak Prof. Dr. Fahmi Idris Bin Idris Marah Bagindo, S.H., M.H,” tulisnya.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno dalam akun Instagramnya @sandiuno menuliskan bahwa dirinya memiliki pengalaman dengan Fahmi Idris ketika masih berada di dunia usaha dan mengabdi di pemerintahan.
Menurutnya, beliau adalah seorang yang konsisten untuk menghadirkan kebijakan yang tepat dan menyejahterakan rakyat. “Saya bersaksi bahwa belian orang baik dan mari kita doakan bersama semoga beliau husnul khotimah,” katanya.
Sementara itu, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang mengungkapkan bahwa Fahmi Idris memiliki banyak legacy ketika masih menjadi Menteri Perindustrian, dan sampai saat ini masih digunakan.
Kebijakan-kebijakan tersebut antara lain membentuk Tim Peningkatan Penggunaan Barang/Jasa Produksi dalam negeri. Kemudian, konversi minyak tanah ke LPG, dan peningkatan teknologi industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) melalui bantuan pembelian mesin atau peralatan industri TPT.
Kebijakan seperti konversi minyak tanah ke LPG sebagai contoh, juga ikut mendorong perkembangan industri yang berhubungan, yakni tabung baja gas LPG, katup baja, regulator kompor gas, selang karet kompor gas, dan kompor gas.
Sementara kebijakan peningkatan teknologi industri TPT disebut mampu meningkatkan daya saing, efektivitas, dan produktivitas industri TPT di dalam negeri, dan kemudian mengamankan kebutuhan pasar dalam luar negeri dan ekspor.
Editor: Fajar Sidik
Fahmi Idris adalah seorang politikus senior dari Partai Golongan Karya (Golkar). Pria kelahiran 20 September 1943 silam tersebut telah malang melintang dalam kancah politik di dalam negeri.
Fahmi yang juga seorang profesor pernah dipercaya oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk menjadi menteri pada 2005–2009 silam. Saat itu, presiden yang kerap disapa SBY tersebut mempercayakan posisi Menteri Perindustrian kepadanya.
Selain sebagai Menteri Perindustrian, Fahmi juga pernah dipercaya sebagai Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi pada 2004–2005.
Sementara pada era Presiden BJ. Habibie, sang politikus tersebut juga pernah dipercaya untuk menjabat sebagai Menteri Tenaga Kerja pada era Kabinet Reformasi Pembangunan pada 1998–1999.
Karier politik pria yang juga merupakan aktivis 1966 tersebut disebut-sebut bermula pada 1984. Partai yang terkenal dengan lambang pohon beringin merupakan pilihan Fahmi dalam meniti karier politiknya pada saat itu.
Karier politik Fahmi pun terus mengalami peningkatan di Partai Golkar, dan pernah menduduki ketua DPP Partai Golkar di Jakarta pada 1998–2004.
Selain sebagai seorang politikus, Fahmi juga dikenal sebagai seorang pebisnis. Dia pernah menjabat sebagai direktur di sejumlah perusahaan. Dia merupakan pendiri PT Kwarta Daya Pratama dan Pimpinan Kongsi Delapan Grup.
Kepergian sang putra bangsa inipun mendapatkan doa dari berbagai pihak. Salah satunya adalah Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartato.
Dalam akun media sosial Twitter, Airlangga menuliskan bahwa keteladanan, kepemimpinan, pengabdian, dan jejak langkah yang ditorehkan oleh Fahmi Idris akan menjadi amal jariah, tercatat sejarah, dan menjadi kisah inspirasi bagi seluruh anak bangsa.
“Inna lillahi wa inna ilaihi raaji’un, turut berduka atas berpulangnya senior/sahabat/sosok yang kami hormati, Bapak Prof. Dr. Fahmi Idris Bin Idris Marah Bagindo, S.H., M.H,” tulisnya.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno dalam akun Instagramnya @sandiuno menuliskan bahwa dirinya memiliki pengalaman dengan Fahmi Idris ketika masih berada di dunia usaha dan mengabdi di pemerintahan.
Menurutnya, beliau adalah seorang yang konsisten untuk menghadirkan kebijakan yang tepat dan menyejahterakan rakyat. “Saya bersaksi bahwa belian orang baik dan mari kita doakan bersama semoga beliau husnul khotimah,” katanya.
Sementara itu, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang mengungkapkan bahwa Fahmi Idris memiliki banyak legacy ketika masih menjadi Menteri Perindustrian, dan sampai saat ini masih digunakan.
Kebijakan-kebijakan tersebut antara lain membentuk Tim Peningkatan Penggunaan Barang/Jasa Produksi dalam negeri. Kemudian, konversi minyak tanah ke LPG, dan peningkatan teknologi industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) melalui bantuan pembelian mesin atau peralatan industri TPT.
Kebijakan seperti konversi minyak tanah ke LPG sebagai contoh, juga ikut mendorong perkembangan industri yang berhubungan, yakni tabung baja gas LPG, katup baja, regulator kompor gas, selang karet kompor gas, dan kompor gas.
Sementara kebijakan peningkatan teknologi industri TPT disebut mampu meningkatkan daya saing, efektivitas, dan produktivitas industri TPT di dalam negeri, dan kemudian mengamankan kebutuhan pasar dalam luar negeri dan ekspor.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.