Ilustrasi penelitian virus hepatitis akut. (Sumber gambar : Unsplash/CDC)

Duh, Hepatitis Akut di Indonesia Bertambah Jadi 15 Kasus

09 May 2022   |   17:23 WIB
Image
Desyinta Nuraini Jurnalis Hypeabis.id

Bunda, tetap jaga kebersihan dan kesehatan anak ya untuk saat ini. Pasalnya kasus hepatitis akut yang menyerang balita dan anak-anak di Indonesia terus bertambah. Sebelumnya pada 27 April 2022, pemerintah menemukan 3 kasus hepatitis misterius tersebut, namun kini jumlahnya menjadi belasan kasus. 

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyampaikan kasus hepatitis akut pertama kali diperingatkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 23 April di Eropa. Ternyata 4 hari sesudah pengumuman kewaspadaan WHO, Indonesia menemukan 3 kasus di Jakarta. 

Kemenkes, katanya, langsung mengeluarkan surat edaran ke rumah sakit dan dinas kesehatan untuk monitoring. "Pada 30 April, Singapura menyampaikan kasus pertama, sekarang kondisinya di Indonesia ada 15 kasus," ungkap Budi dalam konferensi pers virtual, Senin (9/5/2022).

Lebih lanjut dia menjelaskan bahwa kasus hepatitis akut paling banyak saat ini tercatat di Inggris dengan 115 kasus. Diikuti dengan Italia, Spanyol, dan Amerika Serikat. Menyikapi ini, pemerintah pun telah berkoordinasi dan berdiskusi dengan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) dan Badan Kesehatan Inggris (UKHSA) sehari setelah Lebaran. 

Hasilnya, hingga saat ini belum dapat dipastikan virus apa yang menyebabkan penyakit hepatitis akut tersebut. Pemerintah bekerja sama dengan WHO serta CDC dan UKSHA terus berupaya menemukan penyebabnya.

"Penelitian sementara kemungkinan besar penyebabnya adenovirus tipe 41, tapi banyak juga kasus yang tidak terkait adennovirus. Kita masih melakukan penelitian bersama," ungkap Budi.

Seiring dengan itu, dia meminta masyarakat terutama para orang tua tetap tenang namun ketat mengawasi kebersihan dan perilaku anak. Oleh karena virus ini menular melalui mulut atau sesuatu yang masuk ke dalam mulut, biasakan anak-anak untuk rajin mencuci tangan sebelum dan setelah memegang makanan atau benda. 

Waspadai juga anak yang buang air besar dan mulai demam. "Itu dicek SGPT/SGOT-nya (enzim yang membantu organ hati mencerna protein dan lemak). Kalau di atas 100 lebih baik direfer ke fasilitas kesehatan terdekat. Normalnya SGPT/SGOT di level 30an," tegas Budi.

Editor: Fajar Sidik

SEBELUMNYA

PPKM Berlanjut, WFH Tetap Diberlakukan 2 Pekan Lagi

BERIKUTNYA

Memasuki High Level (1970) Karya S. Sudjojono dalam Pameran Pose

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: