OTT Perluas Pasar Film Pendek
22 April 2022 |
21:48 WIB
Kehadiran platform over the top (OTT) atau video on demand (VOD) menjadi medium baru bagi insan perfilman tanah air, termasuk film pendek. Film-film ini semakin dikenal publik, tidak hanya beranjak dari satu festival ke festival lainnya.
President of Digital Business Visinema Group Ajeng Parameswari menerangkan ekosistem film terbagi atas produksi, distribusi, dan penayangan. Nah, platform OTT atau VOD menawarkan distribusi dan penayangan tersebut sehingga menghadirkan peluang dan kesempatan kepada konten kreator untuk menampilkan karyanya agar bisa diakses lebih banyak orang.
"Promosi dan distribusi akan disupport platform OTT, jadi akan bantu konten kreator memperluas pasar. Itu baik untuk industri film," terangnya dalam diskusi virtual, Jumat (22/4/2022).
Khususnya film pendek yang terbilang lebih bebas untuk berekspresi, minim unsur komersil, namun susah dimonetisasi. Alhasil mereka dahulu hanya bisa tayang di festival film atau di layar-layar kecil kampus atau komunitas karena tidak bisa memenuhi syarat durasi 90 menit di bioskop. Namun sejak adanya OTT, film pendek lebih mendapat ruang.
"Film pendek mempunyai kesempatan dan masa depan luas terutama untuk masuk di OTT yang bisa diakses hingga mancanegara," imbuhnya.
Namun demikian, Ajeng menyebut film pendek tetap melalui tahap seleksi oleh tim kurator dari platform menonton online ini. Film yang menampilkan kebudayaan Indonesia yang pasti mendapat perhatian utama.
Produser dan Kurator Film Ifa Isfansyah menilai semakin banyak medium, semakin banyak pula penonton film pendek. "Ini memperkuat distribusi apalagi relate dengan teknologi," sebutnya.
Namun perlu diingat kembali bahwa film pendek dibuat bukan untuk tujuan komersil atau sekedar membalikkan modal. Film pendek adalah cara untuk berekspresi dan menunjukkan bakat membuat film.
'Kurasi OTT di film pendek arahnya bagaimana film pertemukan penonton lebih luas," tegas Ifa.
Editor: Gita Carla
President of Digital Business Visinema Group Ajeng Parameswari menerangkan ekosistem film terbagi atas produksi, distribusi, dan penayangan. Nah, platform OTT atau VOD menawarkan distribusi dan penayangan tersebut sehingga menghadirkan peluang dan kesempatan kepada konten kreator untuk menampilkan karyanya agar bisa diakses lebih banyak orang.
"Promosi dan distribusi akan disupport platform OTT, jadi akan bantu konten kreator memperluas pasar. Itu baik untuk industri film," terangnya dalam diskusi virtual, Jumat (22/4/2022).
Khususnya film pendek yang terbilang lebih bebas untuk berekspresi, minim unsur komersil, namun susah dimonetisasi. Alhasil mereka dahulu hanya bisa tayang di festival film atau di layar-layar kecil kampus atau komunitas karena tidak bisa memenuhi syarat durasi 90 menit di bioskop. Namun sejak adanya OTT, film pendek lebih mendapat ruang.
"Film pendek mempunyai kesempatan dan masa depan luas terutama untuk masuk di OTT yang bisa diakses hingga mancanegara," imbuhnya.
Namun demikian, Ajeng menyebut film pendek tetap melalui tahap seleksi oleh tim kurator dari platform menonton online ini. Film yang menampilkan kebudayaan Indonesia yang pasti mendapat perhatian utama.
Produser dan Kurator Film Ifa Isfansyah menilai semakin banyak medium, semakin banyak pula penonton film pendek. "Ini memperkuat distribusi apalagi relate dengan teknologi," sebutnya.
Namun perlu diingat kembali bahwa film pendek dibuat bukan untuk tujuan komersil atau sekedar membalikkan modal. Film pendek adalah cara untuk berekspresi dan menunjukkan bakat membuat film.
'Kurasi OTT di film pendek arahnya bagaimana film pertemukan penonton lebih luas," tegas Ifa.
Editor: Gita Carla
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.