Berbeda dari Orang Dewasa, Kenali 4 Gejala Bipolar pada Anak
11 June 2021 |
16:53 WIB
Istilah bipolar memang sudah tidak asing bagi orang dewasa, tetapi apakah bipolar juga dapat dialami oleh anak-anak?
Nah, ini dia Genhype, kadang kala bipolar pada anak ini memang lebih sulit terdeteksi sebab gejalanya yang mirip dengan gangguan perilaku lainnya dan memang secara presentase kasus pada anak cukup kecil.
Apalagi pada usia anak-anak biasanya perubahan mood yang naik turun sering terjadi dan bisa dianggap sebagai seseuatu yang wajar dan bukan pertanda gangguan kejiawan. Padahal, jika anak dengan gejala bipolar ini tidak bisa ditangani dengan cepat maka akan terbawa hingga si anak dewasa.
Sebelum lebih jauh tentang bipolar pada anak, terlebih dahulu kita harus tahu tentang apa itu bipolar? Bipolar sendiri merupakan gangguan kejiwaan dengan perubahan emosi yang begitu ekstrem atau sering kali dianggap berada dalam dua fase mood atau episode mood.
Yakni episode mania ketika terjadi peningkatan mood, cirinya anak terlihat sangat gembira, energik, jarang beristirahat, sulit fokus, bicara cepat, bahkan bisa melakukan hal-hal yang berlebihan dan berbahaya.
Selanjutnya ada fase depresi. Pada saat ini anak akan merasa sangat murung dan putus asa tanpa sebab, pesimistis, mudah marah dan cemas yang berlebih, malas beraktivitas dan lebih sering mengurung diri, bahkan nekat untuk melukai dirinya sendiri.
Biasanya, episode-episode tersebut terjadi dalam kurun waktu tertentu bisa dalam hitungan minggu atau bahkan bulan.
Lantas apa ciri-ciri anak yang mengalami gejala bipolar? Psikolog Anak dan Remaja Vera Itabiliana Hadiwidjojo menyebutkan beberapa hal.
Pertama, anak akan memiliki keyakinan yang tidak rasional bahkan sampai mengganggu orang lain misalnya dari cara guru mengajar yang sering dianggap salah sehingga ngotot mendebat guru sehingga mengganggu kelas.
Kedua, mengalami gangguan tidur sehingga si anak akan melakukan berbagai aktivitas di malam hari. Ketiga, anak akan dapat berbicara sangat cepat, pikirannya juga terlihat cepat atau cepat berganti topik.
Ketiga, dalam episode manik, anak seperti tidak pernah kehabisan energi.
Keempat, mudah terpicu untuk melakukan hal-hal berbahaya seperti melompat dari jendela karena ada keyakinan pada dirinya bahwa dia seolah bisa terbang.
Meski demikian, Vera menyarankan agar orang tua atau lingkungan tidak terburu-buru melabeli anak memiliki gangguan bipolar. Sebab, untuk dapat mendiagnosa bipolar pada anak-anak terbilang cukup sulit karena sering keliru dengan gangguan perkembangan lainnya. Selain itu, juga perlu dipertimbangkan usia anak.
“Diagnosa hanya bisa dilakukan oleh ahli seperti psikiater atau psikolog anak setelah pemeriksaan yang menyeluruh,” tuturnya.
Jika anak terdiagnosa bipolar maka orang tua harus segera melakukan penanganan. Makin cepat orang tua mendeteksi adanya gangguan bipolar pada anak, maka penangannya akan lebih cepat dan lebih baik.
Sebab, jika memang ada terdiagnosa mengalami bipolar maka akan mendapatkan bantuan berupa obat-obatan untuk meringankan gejala di setiap episode mood-nya.
Editor: Fajar Sidik
Nah, ini dia Genhype, kadang kala bipolar pada anak ini memang lebih sulit terdeteksi sebab gejalanya yang mirip dengan gangguan perilaku lainnya dan memang secara presentase kasus pada anak cukup kecil.
Apalagi pada usia anak-anak biasanya perubahan mood yang naik turun sering terjadi dan bisa dianggap sebagai seseuatu yang wajar dan bukan pertanda gangguan kejiawan. Padahal, jika anak dengan gejala bipolar ini tidak bisa ditangani dengan cepat maka akan terbawa hingga si anak dewasa.
Sebelum lebih jauh tentang bipolar pada anak, terlebih dahulu kita harus tahu tentang apa itu bipolar? Bipolar sendiri merupakan gangguan kejiwaan dengan perubahan emosi yang begitu ekstrem atau sering kali dianggap berada dalam dua fase mood atau episode mood.
Yakni episode mania ketika terjadi peningkatan mood, cirinya anak terlihat sangat gembira, energik, jarang beristirahat, sulit fokus, bicara cepat, bahkan bisa melakukan hal-hal yang berlebihan dan berbahaya.
Selanjutnya ada fase depresi. Pada saat ini anak akan merasa sangat murung dan putus asa tanpa sebab, pesimistis, mudah marah dan cemas yang berlebih, malas beraktivitas dan lebih sering mengurung diri, bahkan nekat untuk melukai dirinya sendiri.
Biasanya, episode-episode tersebut terjadi dalam kurun waktu tertentu bisa dalam hitungan minggu atau bahkan bulan.
Lantas apa ciri-ciri anak yang mengalami gejala bipolar? Psikolog Anak dan Remaja Vera Itabiliana Hadiwidjojo menyebutkan beberapa hal.
Pertama, anak akan memiliki keyakinan yang tidak rasional bahkan sampai mengganggu orang lain misalnya dari cara guru mengajar yang sering dianggap salah sehingga ngotot mendebat guru sehingga mengganggu kelas.
Kedua, mengalami gangguan tidur sehingga si anak akan melakukan berbagai aktivitas di malam hari. Ketiga, anak akan dapat berbicara sangat cepat, pikirannya juga terlihat cepat atau cepat berganti topik.
Ketiga, dalam episode manik, anak seperti tidak pernah kehabisan energi.
Keempat, mudah terpicu untuk melakukan hal-hal berbahaya seperti melompat dari jendela karena ada keyakinan pada dirinya bahwa dia seolah bisa terbang.
Meski demikian, Vera menyarankan agar orang tua atau lingkungan tidak terburu-buru melabeli anak memiliki gangguan bipolar. Sebab, untuk dapat mendiagnosa bipolar pada anak-anak terbilang cukup sulit karena sering keliru dengan gangguan perkembangan lainnya. Selain itu, juga perlu dipertimbangkan usia anak.
“Diagnosa hanya bisa dilakukan oleh ahli seperti psikiater atau psikolog anak setelah pemeriksaan yang menyeluruh,” tuturnya.
Jika anak terdiagnosa bipolar maka orang tua harus segera melakukan penanganan. Makin cepat orang tua mendeteksi adanya gangguan bipolar pada anak, maka penangannya akan lebih cepat dan lebih baik.
Sebab, jika memang ada terdiagnosa mengalami bipolar maka akan mendapatkan bantuan berupa obat-obatan untuk meringankan gejala di setiap episode mood-nya.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.