Marshanda Geram Bipolar Dijadikan Tren, Kenali Penyebabnya
13 May 2022 |
13:08 WIB
Isu mengenai gangguan bipolar tengah menjadi sorotan di media sosial. Pasalnya, banyak anak muda yang mengaku mereka mengalami gangguan kesehatan mental ini hanya untuk mendapat perhatian. Hal ini tentu sangat disayangkan dan menyadarkan kita akan rendahnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan mental.
Kondisi ini pun memantik perhatian Andriani Marshanda, aktris sekaligus penyanyi yang juga mengidap bipolar. Dia mengaku miris melihat tren yang marak terjadi di media sosial tersebut.
"Buat kalian atau teman atau adik yang melakukan diagnosa diri sendiri kayaknya gue gaul deh kalau bialang orang-orang gue punya biplar, gue depresi klinis. Gue kasih tahu ya, penyakit mental itu bukan tren," ujar Marshanda dalam akun Tiktok dan Instagramnya, dikutip Hypeabis.id, Jumat (13/5/2022).
Dia menyampaikan, diagnosa itu tidak bisa dilakukan sendiri, bahkan hanya dari keterangan atau penjelasan yang tertera di mesin pencari. Diagnosa seseorang menderita bipolar hanya bisa dilakukan oleh ahli seperti psikiater yang tahu data lengkap pasien dari lahir.
"Jadi mendiagnoasa pun ada tanggung jawab besar," kata aktris yang sekarang aktif menggaungkan isu kesehatan mental itu.
Sebagai pasien, penderita bipolar pun memiliki tanggung jawab secara lengkap untuk menjelaskan riwayat kehidupannya. Tanggung jawab juga berupa perjuangan untuk menyembuhkan, menjaga, dan merawat diri mereka.
"Jadi sangat menyakitkan melihat penyakit mental menjadi tren," singgung Marshanda.
Berbicara soal gangguan bipolar, Psikiatri dari RS Pondok Indah dr. Zulvia Oktanida menerangkan bahwa penderita bipolar dapat mengalami tiga fase suasana perasaan (mood). Ada kalanya mereka mengalami fase depresi atau mood turun selama minimal 2 minggu, fase mood meningkat (hipomanik) minimal 4 hari, dan episode manik atau mood sangat meningkat minimal 7 hari.
"Orang dengan bipolar mengalami fase depresi kemudian juga hipomanik tetapi tidak pernah alami manik disebut bipolar tipe 2, tapi kalau juga alami episode manik, itu gangguan bipolar tipe 1," jelas wanita yang karib disapa Vivi ini di akun Instagram pribadinya.
Penyebab bipolar sendiri terbilang multifaktor yaitu bio-psiko-sosial. Faktor biologis yakni genetik dan gangguan keseimbangan neurotransmiter (zat kimiawi di otak). Kemudian faktor psikologis seperti tumbuh kembang masa kanak, riwayat trauma, dan kepribadian.
"Ada juga faktor sosial seperti masalah kehidupan misal masalah relasi, keluarga, dinansial, pendidikan, pekerjaan, dan lain-lain," sebut Vivi.
Seorang penderita bipolar memang harus berjuang untuk sembuh, sebab ganguan kesehatan mental ini dapat menganggu aktivitas dan kehidupannya. Jadi, jangan asal mendiagnosis dan menjadikan gangguan mental sebagai tren ya, Genhype!
Editor: Nirmala Aninda
Kondisi ini pun memantik perhatian Andriani Marshanda, aktris sekaligus penyanyi yang juga mengidap bipolar. Dia mengaku miris melihat tren yang marak terjadi di media sosial tersebut.
"Buat kalian atau teman atau adik yang melakukan diagnosa diri sendiri kayaknya gue gaul deh kalau bialang orang-orang gue punya biplar, gue depresi klinis. Gue kasih tahu ya, penyakit mental itu bukan tren," ujar Marshanda dalam akun Tiktok dan Instagramnya, dikutip Hypeabis.id, Jumat (13/5/2022).
Dia menyampaikan, diagnosa itu tidak bisa dilakukan sendiri, bahkan hanya dari keterangan atau penjelasan yang tertera di mesin pencari. Diagnosa seseorang menderita bipolar hanya bisa dilakukan oleh ahli seperti psikiater yang tahu data lengkap pasien dari lahir.
"Jadi mendiagnoasa pun ada tanggung jawab besar," kata aktris yang sekarang aktif menggaungkan isu kesehatan mental itu.
Sebagai pasien, penderita bipolar pun memiliki tanggung jawab secara lengkap untuk menjelaskan riwayat kehidupannya. Tanggung jawab juga berupa perjuangan untuk menyembuhkan, menjaga, dan merawat diri mereka.
"Jadi sangat menyakitkan melihat penyakit mental menjadi tren," singgung Marshanda.
Berbicara soal gangguan bipolar, Psikiatri dari RS Pondok Indah dr. Zulvia Oktanida menerangkan bahwa penderita bipolar dapat mengalami tiga fase suasana perasaan (mood). Ada kalanya mereka mengalami fase depresi atau mood turun selama minimal 2 minggu, fase mood meningkat (hipomanik) minimal 4 hari, dan episode manik atau mood sangat meningkat minimal 7 hari.
"Orang dengan bipolar mengalami fase depresi kemudian juga hipomanik tetapi tidak pernah alami manik disebut bipolar tipe 2, tapi kalau juga alami episode manik, itu gangguan bipolar tipe 1," jelas wanita yang karib disapa Vivi ini di akun Instagram pribadinya.
Penyebab bipolar sendiri terbilang multifaktor yaitu bio-psiko-sosial. Faktor biologis yakni genetik dan gangguan keseimbangan neurotransmiter (zat kimiawi di otak). Kemudian faktor psikologis seperti tumbuh kembang masa kanak, riwayat trauma, dan kepribadian.
"Ada juga faktor sosial seperti masalah kehidupan misal masalah relasi, keluarga, dinansial, pendidikan, pekerjaan, dan lain-lain," sebut Vivi.
Seorang penderita bipolar memang harus berjuang untuk sembuh, sebab ganguan kesehatan mental ini dapat menganggu aktivitas dan kehidupannya. Jadi, jangan asal mendiagnosis dan menjadikan gangguan mental sebagai tren ya, Genhype!
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.