Angkat Budaya Bali dengan Nuansa Horor, Film Tutuge Raih 7 Penghargaan Internasional
15 April 2022 |
15:54 WIB
Genre horor tidak ada habisnya untuk dieksplor. Rumah produksi Tiga Sinergi Production baru saja merilis film berjudul Tutuge yang tercatat telah menerima tujuh penghargaan internasional dari sejumlah festival film di beberapa negara bahkan sebelum diputar di bioskop di Indonesia.
Dilansir dari laman Instagram Tutuge Official, film ini menitik beratkan pada kekayaan alam budaya serta sisi mistis kehidupan masyarakat Indonesia khususnya di Pulau Bali. Pihak rumah produksi menuturkan bahwa film ini bertujuan untuk mengenalkan budaya Indonesia pada seluruh masyarakat dunia.
Film psycological horror yang judulnya diambil dari bahasa Bali. tutuge, yang berarti perasaan ketika diikuti oleh makhluk halus, ini tidak hanya menyodorkan cerita yang bisa memacu adrenalin para penontonnya. Jika dilihat dari video trailernya, Genhype mungkin bisa merasakan energi negatif yang ingin disampaikan melalui color grading kehijauan.
Tutuge, memulai proses produksi sejak tahun 2020. Untuk mendapatkan nilai keaslian, kru dan pemain melibatkan tokoh adat setempat sebagai penasihat guna menjaga akurasi dari budaya daerah yang diangkat.
Di samping panduan akurat budaya dan pendalaman karakter, film ini juga didampingi oleh skenario apik yang memberikan kesan nyata dan natural sehingga penonton dapat ikut terbawa dalam ketegangan di tiap alur cerita.
“Hal tersebut yang akan membuat penonton hanyut dalam cerita, bahkan ikut merasakan perasaan yang dalami oleh sang aktor,” seperti dikutip melalui akun Instagram Tutuge.
Sebagai bagian dari pendalaman karakter, Ismi Melinda dan Imelda Therinne harus menguasai gerak tali Bali sebelum proses syuting. Mereka belajar langsung dari seniman tari Bali, yakni Dayu Indah Pratami.
Kedua artis tersebut disebut menjalani latihan berhari-hari agar bisa memerankan tokoh sebagai Sasmita dan Laras dalam film Tutuge.
Tidak hanya itu, sebelum melakukan syuting, para kru dan artis juga melakukan sembahyang mengikuti adat setempat untuk meminta izin menggunakan sebuah tempat, bukan untuk mengikuti ibadah agama lain.
Sembahyang juga bertujuan agar proses syuting berjalan lancar dan tidak diganggu oleh makhluk tidak kasat mata.
Sebelum tayang perdana di bioskop Indonesia mulai Kamis (14/4/2022), film ini telah lebih dulu memukau penonton mancanegara serta berhasil membawa penghargaan di ajang internasional seperti Best Cinematography dan Best Horor Film dari ajang Art Film Awards.
Tutuge juga meraih penghargaan Best Internasional Feature Film di ajang Hollywood Internasional Golden Age, Best Foreign Feature dari Horor Movie Awards, Best Horor dan Best Feature Film dari Andromeda Film Festival ke-7, serta sebagai finalis di Golden Harvest Film Festival Tokyo 2021.
Editor: Nirmala Aninda
Dilansir dari laman Instagram Tutuge Official, film ini menitik beratkan pada kekayaan alam budaya serta sisi mistis kehidupan masyarakat Indonesia khususnya di Pulau Bali. Pihak rumah produksi menuturkan bahwa film ini bertujuan untuk mengenalkan budaya Indonesia pada seluruh masyarakat dunia.
Film psycological horror yang judulnya diambil dari bahasa Bali. tutuge, yang berarti perasaan ketika diikuti oleh makhluk halus, ini tidak hanya menyodorkan cerita yang bisa memacu adrenalin para penontonnya. Jika dilihat dari video trailernya, Genhype mungkin bisa merasakan energi negatif yang ingin disampaikan melalui color grading kehijauan.
Tutuge, memulai proses produksi sejak tahun 2020. Untuk mendapatkan nilai keaslian, kru dan pemain melibatkan tokoh adat setempat sebagai penasihat guna menjaga akurasi dari budaya daerah yang diangkat.
Di samping panduan akurat budaya dan pendalaman karakter, film ini juga didampingi oleh skenario apik yang memberikan kesan nyata dan natural sehingga penonton dapat ikut terbawa dalam ketegangan di tiap alur cerita.
“Hal tersebut yang akan membuat penonton hanyut dalam cerita, bahkan ikut merasakan perasaan yang dalami oleh sang aktor,” seperti dikutip melalui akun Instagram Tutuge.
Sebagai bagian dari pendalaman karakter, Ismi Melinda dan Imelda Therinne harus menguasai gerak tali Bali sebelum proses syuting. Mereka belajar langsung dari seniman tari Bali, yakni Dayu Indah Pratami.
Kedua artis tersebut disebut menjalani latihan berhari-hari agar bisa memerankan tokoh sebagai Sasmita dan Laras dalam film Tutuge.
Tidak hanya itu, sebelum melakukan syuting, para kru dan artis juga melakukan sembahyang mengikuti adat setempat untuk meminta izin menggunakan sebuah tempat, bukan untuk mengikuti ibadah agama lain.
Sembahyang juga bertujuan agar proses syuting berjalan lancar dan tidak diganggu oleh makhluk tidak kasat mata.
Sebelum tayang perdana di bioskop Indonesia mulai Kamis (14/4/2022), film ini telah lebih dulu memukau penonton mancanegara serta berhasil membawa penghargaan di ajang internasional seperti Best Cinematography dan Best Horor Film dari ajang Art Film Awards.
Tutuge juga meraih penghargaan Best Internasional Feature Film di ajang Hollywood Internasional Golden Age, Best Foreign Feature dari Horor Movie Awards, Best Horor dan Best Feature Film dari Andromeda Film Festival ke-7, serta sebagai finalis di Golden Harvest Film Festival Tokyo 2021.
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.