Sentilan Terhadap Materialisme dalam Karya Social Note Koleksi ROH
11 April 2022 |
22:42 WIB
Art Jakarta Gardens 2022 diwarnai dengan karya-karya yang bersentuhan dengan fenomena sosial dewasa ini. Salah satu galeri yang mengangkat karya reflektif dari para seniman tersebut adalah ROH yang mengusung tiga karya serangkai bertajuk Social Note.
Dalam pameran seni rupa di Hutan Kota by Plataran, Jakarta, selama 7-14 April 2022 itu, ROH menggandeng dua seniman andalannya untuk memamerkan koleksi karya terbaiknya. Bersama 19 galeri seni rupa lain yang terlibat dalam pameran tersebut, koleksi ROH ini memberikan warna tersendiri.
Dalam pameran dengan konsep outdoor dan indoor tersebut, Director ROH Jun Tirtadji menuturkan bahwa galerinya mendukung karya kerja sama seniman Uji “Hahan” Handoko, Adi “Uma Gumma” Kusuma, dan studio grafis Black Hand Gang.
Mereka mengajak publik mempertanyakan nilai uang, makna kekayaan, dan relasinya dengan popularitas digital dalam sebuah aktivasi yang bertajuk Social Note edisi 100.
Karya tersebut hadir dalam tiga versi. Pertama, Social Note (150), (2022) dengan 2-color silk screen, silver ribbon dan UV ink on archival 100% cotton paper 300 gsm.
Kedua, Social Note (300), (2022) dengan 3-color silk screen, silver ribbon dan UV ink on archival 100% cotton paper 300 gsm. Ketiga, Social Note (500), (2022) dengan 4-color silk screen, silver ribbon dan UV ink on archival 100% cotton paper 300 gsm.
Karya-karya Social Note tersebut merupakan karya yang dipamerkan di bagian outdoor sculpture. Selain karya Uji “Hahan” Handoko x Adi “Uma Gumma” Kusuma x studio grafis Black Hand Gang, ROH juga menampilkan karya-karya seniman lainnya baik di outdoor maupun indoor.
Di outdoor sculpture terdapat karya Dusadee Huntrakul seperti Monument for Biodervisty, 2020, bronze, berukuran 22,5 x 6,2 cm. Kemudian, Monument for Regenerative Labor Practice, 2020, bronze, dengan ukuran 26,5 x 10,5 cm, dan sebagainya.
Sementara karya-karya di indoor, seperti karya Aditya Novali berjudul Hijau 1/24/2.4, (2022) dengan medium ink, paint on plexiglass, multiboard, wood, zinc plate, dengan ukuran 73x53x5 cm. Ada juga karya Arin Dwihartanto Sunaryo berjudul Acanthus (2021) dengan medium pigmented resin mounted on wooden panel berukuran 196x159x 5 cm, dan sebagainya.
TAK TERGANTIKAN
ROH berusaha melakukan adaptasi dengan kondisi pandemi selama 2 tahun terakhir, sebagaimana dilakukan beberapa galeri lainnya di industri seni. Namun, kesempatan untuk bertatap muka langsung dengan seniman, kolektor, pekerja seni, dan penikmat seni tetap tidak tergantikan.
“Kami sangat senang Art Jakarta bisa kembali diadakan secara fisik. Selama beberapa hari terakhir, kemi bertemu banyak wajah-wajah yang telah kami rindukan, juga wajah baru,” katanya.
Interaksi yang terjadi, lanjutnya, memberikan suntikan energi, yang mengingatkan kembali tentang alasan ROH hadir di seni Indonesia.
Editor: Fajar Sidik
Dalam pameran seni rupa di Hutan Kota by Plataran, Jakarta, selama 7-14 April 2022 itu, ROH menggandeng dua seniman andalannya untuk memamerkan koleksi karya terbaiknya. Bersama 19 galeri seni rupa lain yang terlibat dalam pameran tersebut, koleksi ROH ini memberikan warna tersendiri.
Dalam pameran dengan konsep outdoor dan indoor tersebut, Director ROH Jun Tirtadji menuturkan bahwa galerinya mendukung karya kerja sama seniman Uji “Hahan” Handoko, Adi “Uma Gumma” Kusuma, dan studio grafis Black Hand Gang.
Mereka mengajak publik mempertanyakan nilai uang, makna kekayaan, dan relasinya dengan popularitas digital dalam sebuah aktivasi yang bertajuk Social Note edisi 100.
Karya tersebut hadir dalam tiga versi. Pertama, Social Note (150), (2022) dengan 2-color silk screen, silver ribbon dan UV ink on archival 100% cotton paper 300 gsm.
Kedua, Social Note (300), (2022) dengan 3-color silk screen, silver ribbon dan UV ink on archival 100% cotton paper 300 gsm. Ketiga, Social Note (500), (2022) dengan 4-color silk screen, silver ribbon dan UV ink on archival 100% cotton paper 300 gsm.
Karya-karya Social Note tersebut merupakan karya yang dipamerkan di bagian outdoor sculpture. Selain karya Uji “Hahan” Handoko x Adi “Uma Gumma” Kusuma x studio grafis Black Hand Gang, ROH juga menampilkan karya-karya seniman lainnya baik di outdoor maupun indoor.
Di outdoor sculpture terdapat karya Dusadee Huntrakul seperti Monument for Biodervisty, 2020, bronze, berukuran 22,5 x 6,2 cm. Kemudian, Monument for Regenerative Labor Practice, 2020, bronze, dengan ukuran 26,5 x 10,5 cm, dan sebagainya.
Sementara karya-karya di indoor, seperti karya Aditya Novali berjudul Hijau 1/24/2.4, (2022) dengan medium ink, paint on plexiglass, multiboard, wood, zinc plate, dengan ukuran 73x53x5 cm. Ada juga karya Arin Dwihartanto Sunaryo berjudul Acanthus (2021) dengan medium pigmented resin mounted on wooden panel berukuran 196x159x 5 cm, dan sebagainya.
TAK TERGANTIKAN
ROH berusaha melakukan adaptasi dengan kondisi pandemi selama 2 tahun terakhir, sebagaimana dilakukan beberapa galeri lainnya di industri seni. Namun, kesempatan untuk bertatap muka langsung dengan seniman, kolektor, pekerja seni, dan penikmat seni tetap tidak tergantikan.
“Kami sangat senang Art Jakarta bisa kembali diadakan secara fisik. Selama beberapa hari terakhir, kemi bertemu banyak wajah-wajah yang telah kami rindukan, juga wajah baru,” katanya.
Interaksi yang terjadi, lanjutnya, memberikan suntikan energi, yang mengingatkan kembali tentang alasan ROH hadir di seni Indonesia.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.