Ditawarkan Jabatan Penting di Twitter, Elon Musk Malah Menolaknya, kok Bisa
11 April 2022 |
13:50 WIB
Lagi, bos Tesla Elon Musk bikin aksi yang meramaikan jagat Twitter. Setelah mengungkap kepemilikan sahamnya di jejaring media sosial itu dan tawaran menempati posisi dewan, dia menyatakan tidak akan bergabung ke kursi pimpinan di perusahaan tersebut.
Hal ini diumumkan langsung oleh Chief Executive Officer Twitter Parag Agrawal lewat sebuah pesan tertulis, yang diunggah di akun resminya. Agrawal menyebut bahwa Musk telah ditunjuk sebagai dewan di perusahaan, tetapi dia memilih untuk tidak bergabung.
“Elon Musk telah memutuskan untuk tidak bergabung dengan Dewan kami [di Twitter]. Demikian yang dapat saya bagikan tentang apa yang terjadi,” tulisnya.
Pimpinan Twitter itu menyatakan bahwa dia dan dewan lain telah banyak berdiskusi tentang bergabungnya orang penting dari Tesla dan SpaceX tersebut ke perusahaan. Dia bahkan menyatakan bersemangat untuk berkolaborasi dengan Musk.
Sebelumnya, Twitter secara resmi mengumumkan bahwa Elon Musk akan diangkat ke jajaran dewan berdasarkan pemeriksaan latar belakang dan penerimaan formal. Pengangkatan itu sebelumnya dijadwalkan efektif pada 9 April. Namun, Musk menolak menempati kursi tersebut. “Saya percaya ini adalah yang terbaik,” tulisnya.
Kendati begitu, Agrawal mengatakan bahwa Twitter akan selalu menghargai masukan dari pemegang saham perusahaan, baik itu mereka yang ada di dewan maupun tidak. Selain itu, Musk juga merupakan pemegang saham terbesar di platform, sehingga mereka terbuka untuk masukannya.
Elon Musk dilaporkan membeli 9,2 persen saham Twitter dengan total kepemilikan mencapai 73,4 juta saham, atau yang saat ini bernilai sekitar US$2,89 miliar.
Adapun, laporan The Verge menyebut bahwa bergabung dengan dewan Twitter membuat seseorang memiliki batasan kepemilikan saham mencapai 14,9 persen. Masih belum jelas apakah Musk berniat memiliki saham media sosial itu lebih banyak, sehingga tidak mengambil kursi yang ditawarkan.
Terlepas dari persoalan itu, setelah diketahui kepemilikan sahamnya merupakan yang terbesar, dia beberapa kali membuat jajak pendapat atau polling terkait dengan jejaring sosial tersebut. Salah satu yang mendapatkan perhatian adalah tombol pengeditan.
Dia membuat jajak pendapat pada 5 April dengan total 4,4 juta suara masuk. 74 persen menjawab mereka ingin Twitter menghadirkan tombol pengeditan. Tidak lama setelahnya, Twitter resmi mengumumkan uji coba fitur tersebut.
Perusahaan menyatakan bahwa proses uji coba fitur dalam waktu dekat tidak lantas merupakan hasil jajak pendapat, tapi karena fitur itu telah diminta oleh pengguna sejak beberapa waktu terakhir. Kendati begitu, ini memperlihatkan indikasi power yang dimiliki Musk atas platform tersebut.
Editor : Dika Irawan
Hal ini diumumkan langsung oleh Chief Executive Officer Twitter Parag Agrawal lewat sebuah pesan tertulis, yang diunggah di akun resminya. Agrawal menyebut bahwa Musk telah ditunjuk sebagai dewan di perusahaan, tetapi dia memilih untuk tidak bergabung.
“Elon Musk telah memutuskan untuk tidak bergabung dengan Dewan kami [di Twitter]. Demikian yang dapat saya bagikan tentang apa yang terjadi,” tulisnya.
Pimpinan Twitter itu menyatakan bahwa dia dan dewan lain telah banyak berdiskusi tentang bergabungnya orang penting dari Tesla dan SpaceX tersebut ke perusahaan. Dia bahkan menyatakan bersemangat untuk berkolaborasi dengan Musk.
Sebelumnya, Twitter secara resmi mengumumkan bahwa Elon Musk akan diangkat ke jajaran dewan berdasarkan pemeriksaan latar belakang dan penerimaan formal. Pengangkatan itu sebelumnya dijadwalkan efektif pada 9 April. Namun, Musk menolak menempati kursi tersebut. “Saya percaya ini adalah yang terbaik,” tulisnya.
Kendati begitu, Agrawal mengatakan bahwa Twitter akan selalu menghargai masukan dari pemegang saham perusahaan, baik itu mereka yang ada di dewan maupun tidak. Selain itu, Musk juga merupakan pemegang saham terbesar di platform, sehingga mereka terbuka untuk masukannya.
Elon has decided not to join our board. I sent a brief note to the company, sharing with you all here. pic.twitter.com/lfrXACavvk
— Parag Agrawal (@paraga) April 11, 2022
Elon Musk dilaporkan membeli 9,2 persen saham Twitter dengan total kepemilikan mencapai 73,4 juta saham, atau yang saat ini bernilai sekitar US$2,89 miliar.
Adapun, laporan The Verge menyebut bahwa bergabung dengan dewan Twitter membuat seseorang memiliki batasan kepemilikan saham mencapai 14,9 persen. Masih belum jelas apakah Musk berniat memiliki saham media sosial itu lebih banyak, sehingga tidak mengambil kursi yang ditawarkan.
Terlepas dari persoalan itu, setelah diketahui kepemilikan sahamnya merupakan yang terbesar, dia beberapa kali membuat jajak pendapat atau polling terkait dengan jejaring sosial tersebut. Salah satu yang mendapatkan perhatian adalah tombol pengeditan.
Dia membuat jajak pendapat pada 5 April dengan total 4,4 juta suara masuk. 74 persen menjawab mereka ingin Twitter menghadirkan tombol pengeditan. Tidak lama setelahnya, Twitter resmi mengumumkan uji coba fitur tersebut.
Perusahaan menyatakan bahwa proses uji coba fitur dalam waktu dekat tidak lantas merupakan hasil jajak pendapat, tapi karena fitur itu telah diminta oleh pengguna sejak beberapa waktu terakhir. Kendati begitu, ini memperlihatkan indikasi power yang dimiliki Musk atas platform tersebut.
Editor : Dika Irawan
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.