Kenali Impostor Syndrome & Ini 4 Cara Mengatasinya
09 April 2022 |
17:37 WIB
Istilah impostor sempat populer karena muncul dalam gim Among US. Menjadi sosok jahat, mereka yang mendapati peran sebagai impostor bertugas untuk mengelabui dan diam-diam menghabisi crewmate atau karakter protagonis dalam permainan tersebut. Namun ternyata istilah impostor juga terkait fenomena psikologis loh.
Psikolog Klinis daru Universitas Gadjah Mada (UGM) Tri Hayuning Tyas mengatakan impostor syndrome atau impostor phenomenon dinobatkan kepada orang yang selalu mempertanyakan dirinya sendiri atas pencapaian atau prestasi yang telah diraih. Mereka yang menderita sindrom ini merasa kesuksesan yang berhasil diraih merupakan bentuk dari keberuntungan atau kebetulan semata, bukan karena kemampuan intelektual diri.
Nuning, begitu dia disapa menyebut orang dengan impostor syndrome memiliki ketakutan kondisinya itu diketahui orang lain dan dianggap sebagai penipu. “Ada kekhawatiran ketahuan, sebab dia merasa selama ini melakukan penipuan atau berbuat curang. Padahal pencapaian atau prestasi itu nyata karena memang benar-benar mampu atau pintar,” ujarnya seperti dikutip dari laman UGM, Sabtu (9/4/2022).
Kendati demikian, impostor syndrome tidak masuk dalam klasifikasi gangguan jiwa. Sindrom ini umum dijumpai dalam kehidupan dan cukup mengganggu karena jika terus menerus terjadi dapat menimbulkan kecemasan, stres, bahkan depresi.
Sementara itu, mengutip Healthline, impostor syndrome bisa dipicu dari faktor lingkungan orang tua dan masa kecil. Mereka yang mengalami sindrom ini pada masa kecil sering mendapat tekanan dari orang tua untuk berprestasi di sekolah, sering dibandingkan dengan kakak atau adik, mendapat perlakuan terlalu protektif, dan kritikan tajam ketika berbuat kesalahan.
Nah, untuk mengatasi impostor syndrome, kamu bisa mencoba tips berikut ini.
Psikolog Klinis daru Universitas Gadjah Mada (UGM) Tri Hayuning Tyas mengatakan impostor syndrome atau impostor phenomenon dinobatkan kepada orang yang selalu mempertanyakan dirinya sendiri atas pencapaian atau prestasi yang telah diraih. Mereka yang menderita sindrom ini merasa kesuksesan yang berhasil diraih merupakan bentuk dari keberuntungan atau kebetulan semata, bukan karena kemampuan intelektual diri.
Nuning, begitu dia disapa menyebut orang dengan impostor syndrome memiliki ketakutan kondisinya itu diketahui orang lain dan dianggap sebagai penipu. “Ada kekhawatiran ketahuan, sebab dia merasa selama ini melakukan penipuan atau berbuat curang. Padahal pencapaian atau prestasi itu nyata karena memang benar-benar mampu atau pintar,” ujarnya seperti dikutip dari laman UGM, Sabtu (9/4/2022).
Kendati demikian, impostor syndrome tidak masuk dalam klasifikasi gangguan jiwa. Sindrom ini umum dijumpai dalam kehidupan dan cukup mengganggu karena jika terus menerus terjadi dapat menimbulkan kecemasan, stres, bahkan depresi.
Sementara itu, mengutip Healthline, impostor syndrome bisa dipicu dari faktor lingkungan orang tua dan masa kecil. Mereka yang mengalami sindrom ini pada masa kecil sering mendapat tekanan dari orang tua untuk berprestasi di sekolah, sering dibandingkan dengan kakak atau adik, mendapat perlakuan terlalu protektif, dan kritikan tajam ketika berbuat kesalahan.
Nah, untuk mengatasi impostor syndrome, kamu bisa mencoba tips berikut ini.
1. Akui perasaanmu
Identifikasi apakah kamu menderita sindrom ini. Bicarakan dengan teman atau orang tepercaya tentang kondisi tersebut. Berbagi perasaan dapat membantu kamu merasa lebih baik dan mungkin kamu dapat bantuan untuk mengatasinya.
2. Bangun koneksi
Hindari menyerah pada dorongan untuk melakukan semuanya sendiri. Bangun koneksi dengan teman sekelas, rekan akademis, dan rekan kerja untuk menciptakan jaringan yang saling mendukung. Ingat, kamu tidak bisa mencapai semuanya sendirian, dapatkan bimbingan dan dukungan.
Dengan membangun koneksi, kamu bisa memvalidasi kemampuan, mendapat dorongan untuk tumbuh dan berkembang. Ini juga menciptakan kesempatan untuk berbagi strategi mengatasi perasaan sebagai penipu.
Dengan membangun koneksi, kamu bisa memvalidasi kemampuan, mendapat dorongan untuk tumbuh dan berkembang. Ini juga menciptakan kesempatan untuk berbagi strategi mengatasi perasaan sebagai penipu.
3. Tantang keraguan
Ketika perasaan palsu muncul, tanyakan pada diri kamu apakah ada fakta aktual yang mendukung keyakinan ini. Kemudian, cari bukti untuk melawannya.
Mungkin kesalahan kecil yang kamu lakukan pada sebuah proyek beberapa bulan yang lalu masih menghantui atau mungkin kamu berpikir rekan kerja yang memuji pekerjaan kamu kebanyakan hanya merasa kasihan pada kamu. Namun, yakinkan kembali bahwa itu semua karena kompetensi yang dimiliki.
Mungkin kesalahan kecil yang kamu lakukan pada sebuah proyek beberapa bulan yang lalu masih menghantui atau mungkin kamu berpikir rekan kerja yang memuji pekerjaan kamu kebanyakan hanya merasa kasihan pada kamu. Namun, yakinkan kembali bahwa itu semua karena kompetensi yang dimiliki.
4. Hindari membandingkan diri sendiri dengan orang lain
Setiap orang memiliki kemampuannya masing-masing. Kamu berada di posisi sekarang karena seseorang mengenali bakat dan potensimu.
Kamu mungkin tidak unggul dalam setiap tugas yang dicoba, tetapi kamu juga tidak harus melakukannya. Ingat, tidak semua orang mampu mengerjakan semua hal. Tidak apa-apa untuk membutuhkan sedikit waktu untuk mempelajari sesuatu yang baru, bahkan jika orang lain tampaknya langsung memahami keterampilan itu.
Alih-alih membiarkan kesuksesan orang lain menyoroti kekurangan kamu, pertimbangkan untuk mencari cara untuk mengembangkan kemampuan yang kamu minati.
Editor: Dika Irawan
Kamu mungkin tidak unggul dalam setiap tugas yang dicoba, tetapi kamu juga tidak harus melakukannya. Ingat, tidak semua orang mampu mengerjakan semua hal. Tidak apa-apa untuk membutuhkan sedikit waktu untuk mempelajari sesuatu yang baru, bahkan jika orang lain tampaknya langsung memahami keterampilan itu.
Alih-alih membiarkan kesuksesan orang lain menyoroti kekurangan kamu, pertimbangkan untuk mencari cara untuk mengembangkan kemampuan yang kamu minati.
Editor: Dika Irawan
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.