Museum MACAN akan Gelar Pameran Instalasi 'Kembara Biru'
07 April 2022 |
08:00 WIB
Bagi Genhype pencinta seni, ada pameran karya Theresia Agustina Sitompul bertajuk Kembara Biru yang akan dibuka pada 9 April 2022 di Ruang Seni Anak Komisi UOB Museum Macan, Jakarta. Karya seniman grafis senior merespons peralihan kegiatan yang terjadi di rumah sejak pandemi merebak.
Saat ini, rumah beralih fungsi menjadi bersosialisasi, kantor, dan juga sekolah. Peran multifungsi rumah tersebut menggambarkan banyak peran yang dimainkan oleh perempuan seniman yang dikenal dengan kemampuan eksplorasi seni grafis, gambar, dan instalasi tersebut.
Pameran Theresia Agustina Sitompul: Kembara Biru terinspirasi dari refleksi sang seniman tentang pengalaman saat berada di rumah pada saat berlakunya pembatasan sosial. Dia mengubah meja dapur dan ruang keluarga menjadi area berimajinasi agar anak-anak dan keluarga dapat berinteraksi dan belajar di lingkungan yang menyenangkan.
Theresia Agustina Sitompul mengatakan Kembara Biru mengajak untuk berhenti sejenak dari layar digital yang menghubungkan individu dengan individu lain yang berada jauh. Proyek ini membuat individu untuk kembali terkoneksi dengan hal-hal sederhana yang dekat dan disayangi, yakni rumah, tangan, dan kreativitas kita.
“Imajinasi anak-anak bagaikan langit yang biru cerah, ceria, dan tanpa batas. Lalu mengapa kita berfokus pada batasan padahal kita dapat mengeksplorasi banyak kemungkinan?” katanya.
Individu, lanjutnya, memiliki sepasang tangan yang dapat menciptakan jutaan hal menakjubkan. Saat tidak dapat pergi ke mana-mana, ujarnya, individu selalu bisa membuat karya seni dari bahan-bahan paling sederhana.
Dengan memanfaatkan kertas karbon sebagai bahan artistik utama dengan benda-benda kecil sehari-hari seperti kancing dan perban, Theresia mendorong anak-anak untuk berhenti sejenak dan menjauh dari layar digital mereka.
Anak-anak diajak menjelajahi lingkungan rumah dan menemukan kembali kegembiraan dalam menciptakan benda-benda dengan menggunakan tangan mereka sendiri.
Aaron Seeto, Director of Museum MACAN, mengatakan semua orang telah tenggelam dalam dunia digital di setiap aspek kehidupan sosial, termasuk pendidikan yang sangat terkait erat dengan layar digital.
Pameran ini mengingatkan semua orang tentang bagaimana imajinasi terkadang dapat terkoneksi dengan kreativitas tangan dan bagaimana ruang berkumpul di rumah dapat menjadi sumber inspirasi kreatif.
Editor: Roni Yunianto
Saat ini, rumah beralih fungsi menjadi bersosialisasi, kantor, dan juga sekolah. Peran multifungsi rumah tersebut menggambarkan banyak peran yang dimainkan oleh perempuan seniman yang dikenal dengan kemampuan eksplorasi seni grafis, gambar, dan instalasi tersebut.
Pameran Theresia Agustina Sitompul: Kembara Biru terinspirasi dari refleksi sang seniman tentang pengalaman saat berada di rumah pada saat berlakunya pembatasan sosial. Dia mengubah meja dapur dan ruang keluarga menjadi area berimajinasi agar anak-anak dan keluarga dapat berinteraksi dan belajar di lingkungan yang menyenangkan.
Theresia Agustina Sitompul mengatakan Kembara Biru mengajak untuk berhenti sejenak dari layar digital yang menghubungkan individu dengan individu lain yang berada jauh. Proyek ini membuat individu untuk kembali terkoneksi dengan hal-hal sederhana yang dekat dan disayangi, yakni rumah, tangan, dan kreativitas kita.
“Imajinasi anak-anak bagaikan langit yang biru cerah, ceria, dan tanpa batas. Lalu mengapa kita berfokus pada batasan padahal kita dapat mengeksplorasi banyak kemungkinan?” katanya.
Individu, lanjutnya, memiliki sepasang tangan yang dapat menciptakan jutaan hal menakjubkan. Saat tidak dapat pergi ke mana-mana, ujarnya, individu selalu bisa membuat karya seni dari bahan-bahan paling sederhana.
Dengan memanfaatkan kertas karbon sebagai bahan artistik utama dengan benda-benda kecil sehari-hari seperti kancing dan perban, Theresia mendorong anak-anak untuk berhenti sejenak dan menjauh dari layar digital mereka.
Anak-anak diajak menjelajahi lingkungan rumah dan menemukan kembali kegembiraan dalam menciptakan benda-benda dengan menggunakan tangan mereka sendiri.
Aaron Seeto, Director of Museum MACAN, mengatakan semua orang telah tenggelam dalam dunia digital di setiap aspek kehidupan sosial, termasuk pendidikan yang sangat terkait erat dengan layar digital.
Pameran ini mengingatkan semua orang tentang bagaimana imajinasi terkadang dapat terkoneksi dengan kreativitas tangan dan bagaimana ruang berkumpul di rumah dapat menjadi sumber inspirasi kreatif.
Editor: Roni Yunianto
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.