Konser grup band Gigi (Sumber gambar: Hypeabis/Abdullah Azam)

Jejak Grup Musik Tanah Air di Jalur Religi, Siapa Saja yang Menuai Berkah?

06 April 2022   |   15:02 WIB
Image
Dika Irawan Asisten Konten Manajer Hypeabis.id

Ramadan pernah menjadi masa-masa indah bagi belantika musik Tanah Air. Tepatnya pada pertengahan 2000-an, ketika banyak grup musik di dalam negeri berlomba-lomba merilis album religi. Sebagian sukses mendapatkan keberkahan, tetapi sebagian lainnya kurang sukses.

Lagu-lagu bernapaskan Islami yang biasanya mengalun dengan tenang, tiba-tiba berubah menjadi cadas dan energik. Inilah yang terjadi pada tembang Perdamaian karya grup qasidah Nasida Ria. Irama yang mendayu-dayu pada lagu itu, tiba-tiba berubah menjadi ngerock di tangan grup band Gigi.

Dengan aransemen yang baru itu, Armand Maulana dan kolega berhasil memberi warna baru pada lagu tersebut. Unsur rock berupa ketukan yang cepat membuat Perdamaian keluar dari kesan lagu tua, menjadi lagu yang lebih energik. Usaha Gigi ini membuahkan hasil, Perdamaian versi Gigi booming ketika pertama kali dirilis pada 2005.

Perdamaian adalah satu dari 12 lagu dalam album religi Raihlah Kemenangan Repackage. Dirilis jelang Ramadan pada 2005, album ini sebenarnya lanjutan dari album religi perdana Gigi, yaitu Raihlah Kemenangan yang dilahirkan pada 2004.  Tidak hanya perdamaian, sejumlah lagu lawas lain yang diaransemen ulang Gigi juga berhasil menggaet pendegar musik di dalam negeri.

Raihlah Kemenangan dan Raihlah Kemenangan Repackage menjadi tonggak kebangkitan Gigi sebagai musisi rock di jalan religi. Sebelum Gigi, sepertinya tidak ada band yang meniti jalan ini.

Armand dalam sebuah wawancara mengatakan, keputusan Gigi melahirkan album religi karena dorongan untuk mengenalkan musik-musik bernafaskan Islami kepada generasi muda. Menurutnya tidak banyak anak muda yang mengenal lagu-lagu tersebut, atau sekalipun mengenal mereka melihatnya sebagai lagu lawas.

"Pernah gue bawain salah satu lagu islami Bimbo di depan keponakan yang masih ABG, dan komentarnya, kok bawain lagu cupu (tua) begitu sih," kata Armand Maulana bercerita tentang perilisan album religi perdana Raihlah Kemenangan, seperti dikutip dari sonybmg.co.id.

Seakan menemukan momentumnya sebgai band rock religi, Gigi kembali merilis album pada 2006 dengan judul Pintu Sorga. Album yang dirilis untuk menyambut Ramadan itu juga sukses di pasaran, mengikuti jejak album-album sebelumnya. Dalam sebuah laporan, penjualan ketiga album religi Gigi tersebut mencapai lebih dari 700 kopi.

Selepas Pintu Sorga, Gigi tak berhenti merilis album. Tercatat ada beberapa album religi yang mereka rilis, yaitu Kembali Padanya (2007), Jalan Kebenaran (2008), Amnesia (2010), Aku dan Aku (2012), dan Mohon Ampun (2015). Setia Bersama Menyayangi dan Mencintai (2017).
 

Kehadiran Ungu

Kesuksesan Gigi dalam merilis album religi, rupanya diikuti oleh band lain. Salah satunya adalah Ungu. Band yang melejit berkat lagu Demi Waktu ini pernah merasakan keberkahan Ramadan. Beberapa album religi band yang saat itu dibesut Pasha pada bagian vokal, berjaya di belantika musik dalam negeri.

Satu dari sejumlah album religi mereka yang layak disorot adalah SurgaMu. Jelang Ramadan 1427 H atau pada September 2006, Ungu merilis album religi perdana mereka, SurgaMu.

Peruntungan band yang didirikan pada 1997 itu mencoba di jalur religi tidak meleset. Walau sebelumnya dikenal merilis lagu-lagu pop bertema cinta, Ungu ternyata jago dalam menghasilkan lagu-lagu religi. Terbukti, SurgaMu meledak di pasaran. Hanya dalam hitungan 10 hari sejak dirilis, SurgaMu telah terjuang sebanyak 150.000 keping. Berkat album SurgaMu Ungu pun menerima sejumlah penghargaan.
 

Konser Ungu (Sumber gambar: Hypeabis)

Konser Ungu (Sumber gambar: Hypeabis)

Usai SurgaMu, Ungu kembali mengeluarkan album religi pada 2007. Kalini berjudul Para Pencari-Mu yang berisi lima lagu, yaitu Para PencariMu, Sembah Sujudku, Surga Hati, Sesungguhnya, dan Tuhanku. Tiga dari lima lagu itu terpilih sebagai tema sinetron religi di salah satu stasiun televisi swasta.

Setahun berikutnya, Ungu kembali merilis album religi ketiga, yaitu Aku Dan Tuhanku. Lagu Dengan Nafasmu dari album ini dipilih menjadi lagu sinteron Ramadan Para Pencari Tuhan Jilid 2. Lagu ini juga menyabet penghargaan di AMI Awards 2009 sebagai Top Ring Back Tone.

Kepopuleran album religi Ungu ini memang tak dapat dipisahkan dari terpilihnya beberapa lagu tersebut sebgai soundtrack sinetron religi. Selain itu, saat yang sama tahun-tahun tersebut adalah momen kejayaan Ungu. Sebelum terkenal dengan lagu religi, Ungu terlebih dahulu meraup popularitas berkat lagu-lagu pop bertemakan cinta.

Di luar Ungu dan Gigi, sebetulnya ada beberapa band yang mencoba mencari keberkahan pada bulan suci. Radja, misalnya, band besutan Ian Kasela, Moldy, Indra, dan Seno ini mengeluarkan album religi berjudul 1000 bulan. Selain itu, beberapa band juga merilis lagu bertemakan religi seperti D'Masiv, dan Wali.

Namun, jika dibandingkan dengan Gigi dan Ungu, album atau lagu religi mereka masih kalah pamor. Mungkin hanya Wali, di mana lagu-lagu religi mereka cukup populer karena dijadikan soundtrack sinetron di salah satu stasiun teve swasta.
 

Tren lagu religi

Tren musisi Tanah Air merilis album religi saat itu dinilai bukan hal yang baru. Praktik ini sudah lama dilakukan. Pengamat musik (alm) Bens Leo dalam wawancara dengan Bisnis pernah mengatakan, musik-musik bernafaskan Islami melejit setelah Hadad Alwi bersama Sulis merilis album religi mereka.
“Album mereka laris di pasaran,” katanya.

Jelang pergantian abad 21, Hadad Alwi mengeluarkan album religi pertamanya bertajuk Cinta Rasul pada 1999. Hadad Alwi tidak sendiri, kala itu dia menggandeng penyanyi cilik Sulis. Album ini disebut-sebut sebagai album religi terlaris sepanjang sejarah musik Indonesia. Cinta Rasul dilaporkan terjual lebih dari 1 juta keping dalam 6 bulan pertama, kemudian mencapai 2 juta keping dalam setahun.

Sementera itu, menurut Bens, di genre pop rock ada Gigi yang ikut meremaikan. Menurut Bens, Gigi berhasil mengaransemen lagu-lagu lama dengan warna musik mereka. “Lagu-lagu mereka pun berhasil mencuri perhatian para penikmat musik Tanah Air. Setelah itu banyak musisi yang tertarik menggarap album religi,” ujarnya.

Bens menggarisbawahi bahwa lagu-lagu religi sejatinya memiliki pesan universal. Tidak terbatas pada keyakinan atau agama tertentu. Misalnya lagu Tuhan karya Bimbo. Menurutnya, lagu tersebut telah diaransemen oleh musisi dari berbagai latar belakang agama.

“Ketika diaransemen ulang, lagu ini tetap sukses. Sebab musik tersebut mempunyai pesan yang universal. Memang seharusnya musisi-musisi menggarap lagu-lagu religi yang bersifat universial diterima oleh semua kalangan.”

Dia melihat bahwa lagu religi bukanlah sebuah tren. Sebab biasanya ada keinginan bagi musisi untuk merilis lagu-lagu religi, sebagai tujuan spiritual. Bukan semata-mata tujuan komersial. Meski begitu, musisi perlu memberi warna baru untuk musik-musik religi, sehingga dapat diterima oleh pendengar musik.

Editor: Fajar Sidik

SEBELUMNYA

7 Tips Membangun Bisnis bagi Pemula ala Pengusaha Milenial

BERIKUTNYA

7 Cara Menjaga Kesehatan Mental Selama Ramadan

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: