Begini Cara Cermat Mengatur Keuangan selama Ramadan
05 April 2022 |
22:07 WIB
Kebutuhan hidup senantiasa melonjak pada saat Ramadan. Kenaikan harga barang dan jasa pun seakan menjadi hal yang biasa dan alami karena tingginya permintaan. Untuk menghindari risiko terkurasnya penghasilan hanya untuk memenuhi kebutuhan bulan puasa, dibutuhkan perencanaan keuangan yang matang.
Perencana Keuangan dari Mitra Rencana Edukasi Mike Rini menyampaikan bahwa perlu pengaturan belanja dalam mengelola keuangan saat Ramadan. Mengingat pada bulan puasa harga kebutuhan pokok banyak yang naik, perlu memberlakukan metode budgeting atau anggaran yang berkaitan dengan uang masuk dan keluar.
Hitung uang yang masuk namun jangan semuanya langsung dialokasikan untuk belanja. Kemudian sisihkan untuk tabungan, cicilan, dan premi asuransi bila ada. “Usahakan total pengeluaran biaya hidup di luar tabungan dan cicilan jangan lebih dari 70 persen, kalau bisa di bawah 50 persen,” ujarnya saat diwawancarai beberapa waktu lalu.
Adapun jumlah 50 persen itu pun harus dibagi lagi untuk belanja kebutuhan pokok, membayar tagihan air, listrik, pulsa telepon, dan belanja dapur atau konsumsi. Kendati demikian, dalam belanja konsumsi tetap harus cermat.
Untuk belanja segar seperti bumbu, sayuran, ikan, ayam, atau daging, kata Mike bisa dilakukan setiap hari atau seminggu sekali. Sementara belanja barang-barang awet seperti pembersih bisa dilakukan satu bulan sekali, sebelum Ramadan.
Itupun sebaiknya membuat daftar belanja untuk menghindari kalap memberi barang yang sejatinya tidak terlalu dibutuhkan. Namun yang pasti perlu ada kombinasi belanja bulanan dan belanja harian atau mingguan.
Belanja pun secukupnya saja. Jangan sampai panik mengingat harga yang sedang naik kemudian melakukan stok terlalu banyak. Untuk itu, penting melakukan pengamatan dengan cermat karena tidak semua kebutuhan pokok naik.
Bahan kebutuhan yang memang biasa naik jelang Ramadan seperti minyak dan gula pasir menurutnya bisa dilakukan stok untuk kebutuhan 1 bulan saja. Untuk barang segar, bisa dilakukan pengawetan terutama bumbu seperti lengkuas, jahe, maupun cabai. Pengawetannya yakni menggiling bahan-bahan tersebut dan menaruhnya di dalam toples serta dimasukkan ke kulkas.
Atau, tanam tanaman bumbu dapur agar lebih menghemat. Menurut Mike bumbu dapur seperti jahe dan cabai sangat mudah ditanam, bahkan hanya menggunakan pot. Melakukan pengawetan makanan bisa membantu untuk stok 1 bulan.
Sementara barang lainnya, bisa dilakukan disubstitusi dengan mencari merek lain yang harganya lebih terjangkau. “Atur juga frekuensi makan. Jangan persepsinya saat puasa makan berkurang, tapi ngemil banyak. Perlu diatur makan camilan tidak terlalu banyak, simpan secukupnya sehingga lebih emat uang belanja,” imbau Mike.
Editor: Fajar Sidik
Perencana Keuangan dari Mitra Rencana Edukasi Mike Rini menyampaikan bahwa perlu pengaturan belanja dalam mengelola keuangan saat Ramadan. Mengingat pada bulan puasa harga kebutuhan pokok banyak yang naik, perlu memberlakukan metode budgeting atau anggaran yang berkaitan dengan uang masuk dan keluar.
Hitung uang yang masuk namun jangan semuanya langsung dialokasikan untuk belanja. Kemudian sisihkan untuk tabungan, cicilan, dan premi asuransi bila ada. “Usahakan total pengeluaran biaya hidup di luar tabungan dan cicilan jangan lebih dari 70 persen, kalau bisa di bawah 50 persen,” ujarnya saat diwawancarai beberapa waktu lalu.
Adapun jumlah 50 persen itu pun harus dibagi lagi untuk belanja kebutuhan pokok, membayar tagihan air, listrik, pulsa telepon, dan belanja dapur atau konsumsi. Kendati demikian, dalam belanja konsumsi tetap harus cermat.
Untuk belanja segar seperti bumbu, sayuran, ikan, ayam, atau daging, kata Mike bisa dilakukan setiap hari atau seminggu sekali. Sementara belanja barang-barang awet seperti pembersih bisa dilakukan satu bulan sekali, sebelum Ramadan.
Itupun sebaiknya membuat daftar belanja untuk menghindari kalap memberi barang yang sejatinya tidak terlalu dibutuhkan. Namun yang pasti perlu ada kombinasi belanja bulanan dan belanja harian atau mingguan.
Belanja pun secukupnya saja. Jangan sampai panik mengingat harga yang sedang naik kemudian melakukan stok terlalu banyak. Untuk itu, penting melakukan pengamatan dengan cermat karena tidak semua kebutuhan pokok naik.
Bahan kebutuhan yang memang biasa naik jelang Ramadan seperti minyak dan gula pasir menurutnya bisa dilakukan stok untuk kebutuhan 1 bulan saja. Untuk barang segar, bisa dilakukan pengawetan terutama bumbu seperti lengkuas, jahe, maupun cabai. Pengawetannya yakni menggiling bahan-bahan tersebut dan menaruhnya di dalam toples serta dimasukkan ke kulkas.
Atau, tanam tanaman bumbu dapur agar lebih menghemat. Menurut Mike bumbu dapur seperti jahe dan cabai sangat mudah ditanam, bahkan hanya menggunakan pot. Melakukan pengawetan makanan bisa membantu untuk stok 1 bulan.
Sementara barang lainnya, bisa dilakukan disubstitusi dengan mencari merek lain yang harganya lebih terjangkau. “Atur juga frekuensi makan. Jangan persepsinya saat puasa makan berkurang, tapi ngemil banyak. Perlu diatur makan camilan tidak terlalu banyak, simpan secukupnya sehingga lebih emat uang belanja,” imbau Mike.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.