Ayah Bunda, Ini 5 Kiat Ajarkan Anak untuk Berpuasa
04 April 2022 |
10:00 WIB
Berpuasa menjadi salah satu kewajiban yang harus dijalankan oleh setiap Muslim pada bulan Ramadan. Oleh karena itu, penting untuk mengenalkan sekaligus mengajarkan cara berpuasa kepada anak sejak dini, agar anak mengerti dan bisa menjalankan kewajibannya di kemudian hari.
Meski demikian, masih banyak orang tua yang kesulitan mengajarkan anaknya untuk ikut berpuasa. Pakar psikolog anak Universitas Airlangga (Unair), Dewi Retno Suminar, mengatakan anak-anak dapat diajarkan berpuasa sedini mungkin.
Namun, orang tua tetap harus memperhatikan porsi kemampuan pikiran dan kekuatan fisik anak dalam berpuasa.
Dewi menjelaskan beberapa manfaat mengajarkan puasa kepada anak sedini mungkin diantaranya mampu mengajarkan anak untuk menjadi saleh, mengajarkan cara empati kepada orang lain, membentuk anak untuk lebih bersyukur atas apa yang mereka miliki, serta membantu anak untuk berolahraga (self restraint).
“Dengan belajar puasa sejak dini, akan lebih mudah bagi anak-anak untuk diajarkan tentang empati, tentang menghormati orang lain dan bersyukur,” ujar Dewi dilansir dari laman resmi Unair, Senin (4/4/2022).
Agar bisa membantu anak memperoleh manfaat dari berpuasa, peran orang tua sangat penting dalam mengajarkan anak puasa sejak dini. Berikut adalah beberapa cara yang tepat untuk mengajarkan anak berpuasa.
Dewi memaparkan bahwa orang tua harus memperhatikan faktor usia anak dalam mengajarkan berpuasa, karena usia menentukan perkembangan kognitif anak yang berkaitan dengan cara berkomunikasi atau mengajarkan anak berpuasa.
Untuk anak di bawah tujuh tahun dengan masa perkembangan kognitif praoperasional, papar Dewi, cara terbaik mengajarkan puasa adalah dengan contoh langsung atau memberi anak kesempatan untuk meniru perilaku orang tuanya.
“Misalnya ketika bangun sahur, biarkan anak melihat apa yang dilakukan orang tua dan menjelaskan mengapa mereka harus makan sahur,” ujar Dewi.
Menurutnya, memberikan suasana Ramadan di dalam rumah dengan sahur, puasa dan salat Tarawih bersama, akan memperkuat proses imitasi anak dalam berpuasa.
Sementara itu, bagi anak usia tujuh tahun ke atas dengan masa perkembangan kognisi operasional yang konkret, cara terbaik untuk mengajarkan puasa kepada anak adalah dengan memberikan reward atau penghargaan dan penguatan, ketika anak mampu berpuasa selama satu bulan penuh secara konsisten.
“Reward yang diberikan bisa berupa pujian atau hadiah. Itu tergantung dari masing-masing keluarga, karena terkadang ada anak yang tidak cukup diberi pujian namun harus diberi hadiah,” kata Dewi.
Dewi juga mengatakan hal penting lainnya yang perlu diperhatikan oleh orang tua dalam mengajarkan anak berpuasa adalah dengan memperhatikan kondisi fisik anak.
“Penting untuk memperhatikan kondisi fisik anak-anak. Orang tua dapat menyediakan makanan bergizi dan jika perlu dapat memberikan vitamin kepada anak-anak,” kata Dewi.
(Baca juga: Bunda, Ini 6 Cara Lancar Menyusui Saat Berpuasa)
Mengajarkan puasa kepada anak sedini mungkin merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan. Menurut Dewi, cara untuk mengajarkan sesuatu kepada anak-anak adalah dengan menjadi terbiasa berbuat baik dan menjauhkan mereka dari hal-hal buruk.
Jika anak sudah terbiasa, lanjutnya, maka anak akan dengan mudah melakukan hal-hal baik dan tidak akan merasa terbebani dalam menjalankannya.
Seperti dilansir Hello Sehat, aktivitas yang menyenangkan dan anak sukai dapat membuat anak lupa akan rasa lapar yang mungkin timbul saat berpuasa. Misalnya, orang tua bisa mengajak anak bermain suatu permainan yang ringan dan tidak melelahkan, atau menonton film yang mereka suka.
Jika anak merasa lelah, orang tua dapat menyarankan anak untuk tidur siang sejenak agar rasa laparnya tidak terlalu terasa.
Untuk melatih anak agar terbiasa berpuasa, sebaiknya dilakukan secara bertahap. Sebagai tahap awal perkenalan anak dengan dengan puasa, mulai ajari anak untuk puasa setengah hari atau pagi hingga waktu makan siang.
Setelah itu, orang tua dapat mencoba menambah waktu puasa secara perlahan hingga anak dirasa mampu untuk puasa sampai sore hari. Meski begitu, sebaiknya jangan terlalu memaksa anak untuk puasa hingga waktu yang ditentukan. Hal ini dikhawatirkan malah akan membuat anak sakit atau bahkan menjadi tidak suka berpuasa hingga mendorong mereka untuk berbohong.
Editor: Nirmala Aninda
Meski demikian, masih banyak orang tua yang kesulitan mengajarkan anaknya untuk ikut berpuasa. Pakar psikolog anak Universitas Airlangga (Unair), Dewi Retno Suminar, mengatakan anak-anak dapat diajarkan berpuasa sedini mungkin.
Namun, orang tua tetap harus memperhatikan porsi kemampuan pikiran dan kekuatan fisik anak dalam berpuasa.
Dewi menjelaskan beberapa manfaat mengajarkan puasa kepada anak sedini mungkin diantaranya mampu mengajarkan anak untuk menjadi saleh, mengajarkan cara empati kepada orang lain, membentuk anak untuk lebih bersyukur atas apa yang mereka miliki, serta membantu anak untuk berolahraga (self restraint).
“Dengan belajar puasa sejak dini, akan lebih mudah bagi anak-anak untuk diajarkan tentang empati, tentang menghormati orang lain dan bersyukur,” ujar Dewi dilansir dari laman resmi Unair, Senin (4/4/2022).
Agar bisa membantu anak memperoleh manfaat dari berpuasa, peran orang tua sangat penting dalam mengajarkan anak puasa sejak dini. Berikut adalah beberapa cara yang tepat untuk mengajarkan anak berpuasa.
1. Ajarkan anak puasa sesuai umur
Dewi memaparkan bahwa orang tua harus memperhatikan faktor usia anak dalam mengajarkan berpuasa, karena usia menentukan perkembangan kognitif anak yang berkaitan dengan cara berkomunikasi atau mengajarkan anak berpuasa.Untuk anak di bawah tujuh tahun dengan masa perkembangan kognitif praoperasional, papar Dewi, cara terbaik mengajarkan puasa adalah dengan contoh langsung atau memberi anak kesempatan untuk meniru perilaku orang tuanya.
“Misalnya ketika bangun sahur, biarkan anak melihat apa yang dilakukan orang tua dan menjelaskan mengapa mereka harus makan sahur,” ujar Dewi.
Menurutnya, memberikan suasana Ramadan di dalam rumah dengan sahur, puasa dan salat Tarawih bersama, akan memperkuat proses imitasi anak dalam berpuasa.
Sementara itu, bagi anak usia tujuh tahun ke atas dengan masa perkembangan kognisi operasional yang konkret, cara terbaik untuk mengajarkan puasa kepada anak adalah dengan memberikan reward atau penghargaan dan penguatan, ketika anak mampu berpuasa selama satu bulan penuh secara konsisten.
“Reward yang diberikan bisa berupa pujian atau hadiah. Itu tergantung dari masing-masing keluarga, karena terkadang ada anak yang tidak cukup diberi pujian namun harus diberi hadiah,” kata Dewi.
Aktivitas yang menyenangkan dan anak sukai dapat membuat anak lupa akan rasa lapar yang mungkin timbul saat berpuasa (Sumber gambar: Gustavo Fring/Pexels)
2. Perhatikan kondisi fisik anak
Dewi juga mengatakan hal penting lainnya yang perlu diperhatikan oleh orang tua dalam mengajarkan anak berpuasa adalah dengan memperhatikan kondisi fisik anak.“Penting untuk memperhatikan kondisi fisik anak-anak. Orang tua dapat menyediakan makanan bergizi dan jika perlu dapat memberikan vitamin kepada anak-anak,” kata Dewi.
(Baca juga: Bunda, Ini 6 Cara Lancar Menyusui Saat Berpuasa)
3. Ajarkan hal-hal baik pada anak
Mengajarkan puasa kepada anak sedini mungkin merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan. Menurut Dewi, cara untuk mengajarkan sesuatu kepada anak-anak adalah dengan menjadi terbiasa berbuat baik dan menjauhkan mereka dari hal-hal buruk.Jika anak sudah terbiasa, lanjutnya, maka anak akan dengan mudah melakukan hal-hal baik dan tidak akan merasa terbebani dalam menjalankannya.
4. Lakukan aktivitas yang seru selama berpuasa
Seperti dilansir Hello Sehat, aktivitas yang menyenangkan dan anak sukai dapat membuat anak lupa akan rasa lapar yang mungkin timbul saat berpuasa. Misalnya, orang tua bisa mengajak anak bermain suatu permainan yang ringan dan tidak melelahkan, atau menonton film yang mereka suka.Jika anak merasa lelah, orang tua dapat menyarankan anak untuk tidur siang sejenak agar rasa laparnya tidak terlalu terasa.
5. Lakukan secara bertahap
Untuk melatih anak agar terbiasa berpuasa, sebaiknya dilakukan secara bertahap. Sebagai tahap awal perkenalan anak dengan dengan puasa, mulai ajari anak untuk puasa setengah hari atau pagi hingga waktu makan siang.Setelah itu, orang tua dapat mencoba menambah waktu puasa secara perlahan hingga anak dirasa mampu untuk puasa sampai sore hari. Meski begitu, sebaiknya jangan terlalu memaksa anak untuk puasa hingga waktu yang ditentukan. Hal ini dikhawatirkan malah akan membuat anak sakit atau bahkan menjadi tidak suka berpuasa hingga mendorong mereka untuk berbohong.
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.