Begini Cara Agar Tetap Fit di Perjalanan Jauh saat Berpuasa
04 April 2022 |
08:06 WIB
Melakukan perjalanan jauh bagi muslim yang berpuasa di bulan Ramadan mungkin lebih melelahkan dari biasanya, terutama jika dilakukan pada siang hari. Stamina lebih dibutuhkan karena saat berpuasa, tubuh kehilangan energi dan cairan.
Dalam situasi ini, Dokter Umum RS Pondok Indah Bintaro Jaya dr. Kamila Fitri Islami mengatakan untuk menjaga stamina tetap prima, perhatikan asupan makanan saat berbuka puasa dan juga sahur. Penuhi kebutuhan minum air putih sebanyak 8 gelas per hari, terutama setelah waktu buka puasa tiba untuk mencegah terjadinya dehidrasi.
Selain itu, penting untuk menjaga pola tidur yang cukup yakni minimal 8 jam agar tidak terjadi kelelahan saat di perjalanan.
"Pemilihan makanan yang tepat juga perlu diperhatikan, pastikan asupan makronutrien dan mikronutrien terpenuhi," ujarnya saat diwawancarai Hypeabis.id beberapa waktu lalu.
Saat berkendara pun sebisa mungkin beristirahat ketika mengantuk ataupun dehidrasi untuk menghindari kejadian yang tidak diinginkan.
"Lama waktu istirahat dapat disesuaikan dengan kondisi tubuh masing-masing, apabila dirasa terlalu letih maka waktu istirahat dapat diperpanjang," kata Kamila.
Kita dihimbau untuk untuk membawa obat-obatan, makanan dan minuman untuk berbuka ataupun sahur. Kamila menyarankan agar selama sahur dan berbuka puasa, pilih makanan yang mengandung karbohidrat, protein, sayur, dan buah, supaya kebutuhan makronutrien dan mikronutrien terpenuhi.
"Jangan lupa, sempatkan juga untuk minum vitamin untuk membantu menjaga daya tahan tubuh," sarannya.
Pada kesempatan terpisah, Spesialis Gizi Klinik Eka Hospital BSD dr. Elia Indrianingsih menyebut selama dalam perjalanan, semua nutrisi harus terpenuhi seperti karbohidrat, lemak, serat, protein, vitamin, dan mineral.
Namun demikian, saat sahur sebaiknya menghindari makanan yang mengandung karbohidrat sederhana. Sebagai contoh minuman manis yang dapat menurunkan kadar gula darah dengan cepat.
"Kalau gula darah cepat turun akan membuat cepat lemas," ujarnya.
Begitu pula dengan natrium atau garam. Banyak mengonsumsi garam atau makan-makanan asin saat sahur bisa menyebabkan haus lebih cepat terasa saat berpuasa. Elia mengingatkan natrium dengan kadar tinggi biasanya juga ditemukan pada makanan olahan maupun kalengan.
Selain itu, hindari mengonsumsi makanan yang banyak mengandung kafein. Elia menerangkan bahwa kafein membuat kita cenderung cepat buang air kecil. Tentu hal tersebut membuat kita banyak kehilangan cairan atau dehidrasi sehingga membuat cepat haus.
"Kondisi ini menyebabkan stamina saat berpuasa kurang baik. Namun yang pasti, jangan lewatkan waktu bersahur. Itu merupakan energi untuk kita berpuasa," ujar Elia..
Dia menambahkan, sebaiknya sebelum melakukan perjalanan, bekal untuk berbuka puasa maupun sahur sudah disiapkan untuk memastikan semua nutrisi terpenuhi. Sebab bisa saja di dalam perjalanan ada kemacetan hingga sulit untuk mencari rumah makan. Kalaupun ada, pasti rumah makan tersebut ramai pengunjung.
Bagi penderita gangguan lambung, Elia menegaskan tidak perlu khawatir asal mereka menjaga waktu sahur dan berbukanya meskipun di dalam perjalanan. Faktanya, berpuasa membuat makan penderita lambung lebih teratur.
Namun demikian, perlu diperhatikan asupan saat waktu tersebut. Hindari makanan yang membebani kerja lambung, misalnya minuman bersoda dan makanan yang mengandung minyak atau lemak yang banyak.
"Kondisi puasa akan memberikan dampak positif pada kesehatan asal tetap mengikuti pola makan sehat," kata Elia.
Editor: Nirmala Aninda
Dalam situasi ini, Dokter Umum RS Pondok Indah Bintaro Jaya dr. Kamila Fitri Islami mengatakan untuk menjaga stamina tetap prima, perhatikan asupan makanan saat berbuka puasa dan juga sahur. Penuhi kebutuhan minum air putih sebanyak 8 gelas per hari, terutama setelah waktu buka puasa tiba untuk mencegah terjadinya dehidrasi.
Selain itu, penting untuk menjaga pola tidur yang cukup yakni minimal 8 jam agar tidak terjadi kelelahan saat di perjalanan.
"Pemilihan makanan yang tepat juga perlu diperhatikan, pastikan asupan makronutrien dan mikronutrien terpenuhi," ujarnya saat diwawancarai Hypeabis.id beberapa waktu lalu.
Saat berkendara pun sebisa mungkin beristirahat ketika mengantuk ataupun dehidrasi untuk menghindari kejadian yang tidak diinginkan.
"Lama waktu istirahat dapat disesuaikan dengan kondisi tubuh masing-masing, apabila dirasa terlalu letih maka waktu istirahat dapat diperpanjang," kata Kamila.
Kita dihimbau untuk untuk membawa obat-obatan, makanan dan minuman untuk berbuka ataupun sahur. Kamila menyarankan agar selama sahur dan berbuka puasa, pilih makanan yang mengandung karbohidrat, protein, sayur, dan buah, supaya kebutuhan makronutrien dan mikronutrien terpenuhi.
"Jangan lupa, sempatkan juga untuk minum vitamin untuk membantu menjaga daya tahan tubuh," sarannya.
Pada kesempatan terpisah, Spesialis Gizi Klinik Eka Hospital BSD dr. Elia Indrianingsih menyebut selama dalam perjalanan, semua nutrisi harus terpenuhi seperti karbohidrat, lemak, serat, protein, vitamin, dan mineral.
Namun demikian, saat sahur sebaiknya menghindari makanan yang mengandung karbohidrat sederhana. Sebagai contoh minuman manis yang dapat menurunkan kadar gula darah dengan cepat.
Ilustasi. (Sumber gambar: Pexels/Thirdman)
Begitu pula dengan natrium atau garam. Banyak mengonsumsi garam atau makan-makanan asin saat sahur bisa menyebabkan haus lebih cepat terasa saat berpuasa. Elia mengingatkan natrium dengan kadar tinggi biasanya juga ditemukan pada makanan olahan maupun kalengan.
Selain itu, hindari mengonsumsi makanan yang banyak mengandung kafein. Elia menerangkan bahwa kafein membuat kita cenderung cepat buang air kecil. Tentu hal tersebut membuat kita banyak kehilangan cairan atau dehidrasi sehingga membuat cepat haus.
"Kondisi ini menyebabkan stamina saat berpuasa kurang baik. Namun yang pasti, jangan lewatkan waktu bersahur. Itu merupakan energi untuk kita berpuasa," ujar Elia..
Dia menambahkan, sebaiknya sebelum melakukan perjalanan, bekal untuk berbuka puasa maupun sahur sudah disiapkan untuk memastikan semua nutrisi terpenuhi. Sebab bisa saja di dalam perjalanan ada kemacetan hingga sulit untuk mencari rumah makan. Kalaupun ada, pasti rumah makan tersebut ramai pengunjung.
Bagi penderita gangguan lambung, Elia menegaskan tidak perlu khawatir asal mereka menjaga waktu sahur dan berbukanya meskipun di dalam perjalanan. Faktanya, berpuasa membuat makan penderita lambung lebih teratur.
Namun demikian, perlu diperhatikan asupan saat waktu tersebut. Hindari makanan yang membebani kerja lambung, misalnya minuman bersoda dan makanan yang mengandung minyak atau lemak yang banyak.
"Kondisi puasa akan memberikan dampak positif pada kesehatan asal tetap mengikuti pola makan sehat," kata Elia.
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.