Menanti Distrik Seni di Sarinah
21 March 2022 |
18:20 WIB
Mal Sarinah dibuka kembali hari ini. Bersamaan dengan hari pertamanya ini, Sarinah juga mengumumkan akan menyediakan sebuah space atau wilayah budaya bagi para seniman di dalam untuk mempresentasikan atau memamerkan karya-karya mereka. Space itu dinamakan distrik seni dan ruang Ir. Soekarno.
Artistic Director Distrik Seni, Heri Pemad menuturkan, wilayah budaya yang akan dibuka pada 1 Juni 2022 untuk umum ini bukan galeri. Namun, sebuah ruangan yang akan menampung kreativitas seniman-seniman dari seluruh Indonesia.
Heri menjelaskan ruang Ir. Soekarno merupakan bentuk tribut terhadap presiden pertama Republik Indonesia mengingat ketika berbicara Soekarno, maka nama Sarinah tidak akan bisa terlepas. "Ini related, 2 nama yang tidak mungkin terlepas antara Soekarno dan Sarinah," katanya. Di ruang Ir. Soekarno, dia menuturkan akan dipamerkan karya-karya seni masterpiece dari seniman-seniman Indonesia.
Selain ruang Ir. Soekarno, secara keseluruhan di lantai yang sama merupakan distrik seni yang akan menjadi tempat bagi seniman-seniman untuk memamerkan karya-karyanya.
Rencana besarnya, lanjutnya adalah ruang-ruang yang akan menjadi wilayah budaya ini akan menampung kegelisahan-kegelisahan para seniman dan dibuat untuk merepresentasikan perkembangan seni mereka.
Jadi, di wilayah kebudayaan ini akan ada kegiatan-kegiatan pameran yang akan berlangsung secara berkala dan bertema setiap 3 bulannya sepanjang tahun. Pameran yang akan diadakan saat pembukaan ruang-ruang atau wilayah kebudayaan ini akan mengangkat tema Berdikari.
Tema ini berdasarkan pada inspirasi Soekarno akan Sarinah sebagai sosok dan sebagai personifikasi ideologi dan cita-citanya akan kemajuan bangsa yang swadaya dan berdaya. Harapan tersebut dicanangkan oleh sang presiden pada peresmian toserba Sarinah pada tahun 1966 dan masih sangat relevan pada masa kini.
Dalam rangka menuju pembukaan distrik ini, ditampilan pula karya seniman Iwan Yusuf berjudul Studi Relief dalam Jaring. Beragam fakta artistik dalam temuan Iwan Yusuf dalam relief yang ditemukan di Sarinah kemudian menggugah untuk membuat koreksi sekaligus alih wahana dari relief-patung beton ke permainan ilusif medium jaring.
Karya ini merupakan replika dari relief yang ditemukan tanpa sengaja di lantai dasar kompleks pertokoan Sarinah yang menimbulkan perbincangan dan memicu sejumlah pengamat seni rupa untuk mengadakan penelitian sejarah.
Selain konteks sejarah, tentunya ada konteks estetik yang kemudian diteliti oleh Iwan Yusuf dengan mempelajari foto-foto relief dan citra tiga dimensi karya ini.
Citra delapan sosok laki-laki tegap, gempal, bercaping, memikul atau menunggui berbagai jenis hasil panen dan tujuh perempuan berkebaya, menyunggi penampan besar di atas kepala atau membawa keranjang berisi hasil bumi di bawah pinggang membentuk gambaran utama relief. Sosok-sosok ini berlatar suasana pedesaan, gunung dan cerobong pabrik.
Editor: Gita Carla
Artistic Director Distrik Seni, Heri Pemad menuturkan, wilayah budaya yang akan dibuka pada 1 Juni 2022 untuk umum ini bukan galeri. Namun, sebuah ruangan yang akan menampung kreativitas seniman-seniman dari seluruh Indonesia.
Heri menjelaskan ruang Ir. Soekarno merupakan bentuk tribut terhadap presiden pertama Republik Indonesia mengingat ketika berbicara Soekarno, maka nama Sarinah tidak akan bisa terlepas. "Ini related, 2 nama yang tidak mungkin terlepas antara Soekarno dan Sarinah," katanya. Di ruang Ir. Soekarno, dia menuturkan akan dipamerkan karya-karya seni masterpiece dari seniman-seniman Indonesia.
Selain ruang Ir. Soekarno, secara keseluruhan di lantai yang sama merupakan distrik seni yang akan menjadi tempat bagi seniman-seniman untuk memamerkan karya-karyanya.
Rencana besarnya, lanjutnya adalah ruang-ruang yang akan menjadi wilayah budaya ini akan menampung kegelisahan-kegelisahan para seniman dan dibuat untuk merepresentasikan perkembangan seni mereka.
Jadi, di wilayah kebudayaan ini akan ada kegiatan-kegiatan pameran yang akan berlangsung secara berkala dan bertema setiap 3 bulannya sepanjang tahun. Pameran yang akan diadakan saat pembukaan ruang-ruang atau wilayah kebudayaan ini akan mengangkat tema Berdikari.
Tema ini berdasarkan pada inspirasi Soekarno akan Sarinah sebagai sosok dan sebagai personifikasi ideologi dan cita-citanya akan kemajuan bangsa yang swadaya dan berdaya. Harapan tersebut dicanangkan oleh sang presiden pada peresmian toserba Sarinah pada tahun 1966 dan masih sangat relevan pada masa kini.
Dalam rangka menuju pembukaan distrik ini, ditampilan pula karya seniman Iwan Yusuf berjudul Studi Relief dalam Jaring. Beragam fakta artistik dalam temuan Iwan Yusuf dalam relief yang ditemukan di Sarinah kemudian menggugah untuk membuat koreksi sekaligus alih wahana dari relief-patung beton ke permainan ilusif medium jaring.
Karya ini merupakan replika dari relief yang ditemukan tanpa sengaja di lantai dasar kompleks pertokoan Sarinah yang menimbulkan perbincangan dan memicu sejumlah pengamat seni rupa untuk mengadakan penelitian sejarah.
Selain konteks sejarah, tentunya ada konteks estetik yang kemudian diteliti oleh Iwan Yusuf dengan mempelajari foto-foto relief dan citra tiga dimensi karya ini.
Citra delapan sosok laki-laki tegap, gempal, bercaping, memikul atau menunggui berbagai jenis hasil panen dan tujuh perempuan berkebaya, menyunggi penampan besar di atas kepala atau membawa keranjang berisi hasil bumi di bawah pinggang membentuk gambaran utama relief. Sosok-sosok ini berlatar suasana pedesaan, gunung dan cerobong pabrik.
Editor: Gita Carla
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.