Brand Mewah Taklukkan Pandemi dengan Lonjakan Penjualan di E-Commerce
21 March 2022 |
17:27 WIB
Covid-19 tidak hanya mempercepat pertumbuhan e-commerce selama dua tahun terakhir, tetapi juga berdampak pada jenis barang yang dibeli konsumen secara online. Penawaran produk dari merek mewah menandai pergeseran penting dari penjual yang sebelumnya dengan kuat menghindari keberadaan mereka secara online.
Laporan Deloitte 2021 Global Powers of Luxury Goods menyatakan banyak pemilik merek mewah terkemuka menolak untuk menjual produk mereka secara online dan memilih untuk mengandalkan jaringan fisik butik mereka sendiri dan peritel pihak ketiga.
Seperti yang kita ketahui, ini adalah bagian dari strategi marketing mereka serta keinginan mereka untuk mempertahankan identitas sebagai merek mewah. Menawarkan produk secara online dianggap mengurangi eksklusivitas, nilai kerajinan tangan, keaslian, layanan pelanggan, dan pengalaman belanja yang mewah bagi konsumen.
Di sisi lain, hal ini juga menunjukkan ketergantungan merek mewah dengan penjualan dengan keberadaan toko fisik dan kurangnya kemampuan merek untuk menyampaikan elemen unik mereka secara online.
Laporan Deloitte 2021 Global Powers of Luxury Goods menyatakan banyak pemilik merek mewah terkemuka menolak untuk menjual produk mereka secara online dan memilih untuk mengandalkan jaringan fisik butik mereka sendiri dan peritel pihak ketiga.
Seperti yang kita ketahui, ini adalah bagian dari strategi marketing mereka serta keinginan mereka untuk mempertahankan identitas sebagai merek mewah. Menawarkan produk secara online dianggap mengurangi eksklusivitas, nilai kerajinan tangan, keaslian, layanan pelanggan, dan pengalaman belanja yang mewah bagi konsumen.
Di sisi lain, hal ini juga menunjukkan ketergantungan merek mewah dengan penjualan dengan keberadaan toko fisik dan kurangnya kemampuan merek untuk menyampaikan elemen unik mereka secara online.
Demografi yang Lebih Muda
Dampak pandemi yang bertahan lama disertai dengan meningkatnya keinginan merek-merek mewah untuk melayani konsumen dari demografi yang lebih muda, yaitu milenial dan Gen-Z, mendorong perusahaan dan merek untuk meningkatkan keberadaan online mereka lewat pemasaran digital.
Laporan Deloitte juga menggaris bawahi, sejak awal 2020 e-commerce yang menawarkan barang mewah telah menjadi bagian penting dari strategi distribusi omnichannel mereka. Apalagi generasi yang lebih muda secara eksplisit menunjukkan kecenderungan untuk belanja secara online.
Meskipun beberapa merek mewah terkemuka bertahan dengan menawarkan pengalaman belanja langsung di toko, seperti Rolex dan Chanel, ada juga merek mewah yang dengan maksimal memanfaatkan e-commerce dan melihat pertumbuhan penjualan signifikan.
Gucci, rumah mode mewah asal Italia yang mencatatkan peningkatan penjualan menjadi US$11,07 miliar pada 2021 mengungkapkan bahwa e-commerce menyumbang hampir 16 persen dari total pendapatan ritel sepanjang tahun.
Dilansir melalui The Fashion Law, Kering Luxury Group, yang menangani penjualan Gucci ke Yves Saint Laurent, merilis laporan pendapatan 2021 yang mencerminkan bagaimana pertumbuhan penjualan tumbuh sangat tinggi. Naik 55,1 persen relatif jika dibandingkan dengan tahun 2020, dan naik 163 persen jika dibandingkan dengan tahun 2019.
Dari sisi operasional e-commerce, Kering mengungkapkan penjualan online merek yang mereka naungi mencapai 2 miliar euro pada tahun 2021, atau naik 55 persen dari tahun sebelumnya.
Bahkan untuk merek seperti Hermès mengungkapkan bahwa mereka telah fokus pada pengembangan omnichannel dan menyatakan pada tahun 2021 penjualan digital bertahan meskipun toko fisik kembali dibuka. 78 persen penjualan online Hermès pada tahun 2021 dilaporkan datang dari pelanggan baru.
Meningkatnya penjualan e-commerce untuk merek mewah dan penekanan pada pemasaran digital sepanjang 2021 menguatkan teori bahwa konsumen makin nyaman dan bersedia untuk belanja produk mewah secara online.
The Fashion Law juga melansir bahwa tren konsumsi ini diperkirakan akan berlanjut, berdasarkan proyeksi Bain & Company yang memperkirakan sepertiga dari pembelian barang mewah akan dilakukan secara online pada 2025.
Editor: Gita Carla
Laporan Deloitte juga menggaris bawahi, sejak awal 2020 e-commerce yang menawarkan barang mewah telah menjadi bagian penting dari strategi distribusi omnichannel mereka. Apalagi generasi yang lebih muda secara eksplisit menunjukkan kecenderungan untuk belanja secara online.
Meskipun beberapa merek mewah terkemuka bertahan dengan menawarkan pengalaman belanja langsung di toko, seperti Rolex dan Chanel, ada juga merek mewah yang dengan maksimal memanfaatkan e-commerce dan melihat pertumbuhan penjualan signifikan.
Gucci, rumah mode mewah asal Italia yang mencatatkan peningkatan penjualan menjadi US$11,07 miliar pada 2021 mengungkapkan bahwa e-commerce menyumbang hampir 16 persen dari total pendapatan ritel sepanjang tahun.
Dilansir melalui The Fashion Law, Kering Luxury Group, yang menangani penjualan Gucci ke Yves Saint Laurent, merilis laporan pendapatan 2021 yang mencerminkan bagaimana pertumbuhan penjualan tumbuh sangat tinggi. Naik 55,1 persen relatif jika dibandingkan dengan tahun 2020, dan naik 163 persen jika dibandingkan dengan tahun 2019.
Dari sisi operasional e-commerce, Kering mengungkapkan penjualan online merek yang mereka naungi mencapai 2 miliar euro pada tahun 2021, atau naik 55 persen dari tahun sebelumnya.
Bahkan untuk merek seperti Hermès mengungkapkan bahwa mereka telah fokus pada pengembangan omnichannel dan menyatakan pada tahun 2021 penjualan digital bertahan meskipun toko fisik kembali dibuka. 78 persen penjualan online Hermès pada tahun 2021 dilaporkan datang dari pelanggan baru.
Meningkatnya penjualan e-commerce untuk merek mewah dan penekanan pada pemasaran digital sepanjang 2021 menguatkan teori bahwa konsumen makin nyaman dan bersedia untuk belanja produk mewah secara online.
The Fashion Law juga melansir bahwa tren konsumsi ini diperkirakan akan berlanjut, berdasarkan proyeksi Bain & Company yang memperkirakan sepertiga dari pembelian barang mewah akan dilakukan secara online pada 2025.
Editor: Gita Carla
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.