Penyedia Layanan OTT Mulai Tawarkan Opsi Menonton dengan Iklan, Ini Alasannya
20 March 2022 |
20:17 WIB
Platform video streaming telah menjadi medium hiburan arus utama. Kemudahan akses yang ditawarkan dan ragam konten yang disuguhkan, mendorong hadirnya perilaku baru di tengah masyarakat dalam menikmati konten visual seperti film dan serial.
Tak ayal bila kini muncul berbagai platform video yang masing-masing memberikan penawaran terbaik untuk merebut hati penggunanya. Ada model seperti Netflix yang membebankan biaya berlangganan dan konsumen bisa menikmati konten secara utuh tanpa gangguan.
Ada juga model lain seperti Viu yang menawarkan pilihan untuk berlangganan atau gratis, tapi dengan sisipan konten iklan. Model iklan seperti ini tampaknya tengah menjadi sorotan para platform untuk dapat menumbuhkan pelanggan dan pendapatan bisnis.
Laporan Business Wire menyebutkan bahwa raksasa hiburan Disney untuk pertama kalinya bakal memperkenalkan layanan berlangganan dengan iklan di platform Disney+, selain opsi yang ada saat ini, yakni langganan penuh.
Chairman Disney Media and Entertainment Distribution, Kareem Daniel, mengatakan perusahaan ingin memperluas akses Disney+ ke khalayak dengan harga yang lebih murah. Upaya ini juga menjadi peluang bagi para pengiklan.
“Lebih banyak konsumen akan dapat mengakses konten kami. Pengiklan akan dapat menjangkau audiens yang lebih luas. Pembuat konten kami akan dapat membagikan karya mereka dengan lebih banyak penggemar dan keluarga,” katanya.
Rencananya, layanan tersebut akan diluncurkan pertama kali di wilayah Amerika Serikat pada akhir tahun ini. Sayangnya, masih belum ada informasi lebih rinci mengenai biaya langganan untuk opsi ini, tetapi dipastikan lebih murah dari biaya yang ada sekarang.
Pilihan menonton dengan iklan bukan hal baru di industri ini. Seperti disebutkan sebelumnya, Viu juga telah melakukan hal tersebut dengan caranya sendiri. Selain itu, platform video streaming dari WarnerMedia yakni HBO Max juga telah menerapkannya.
Laporan Variety menyatakan bahwa HBO Max telah menjalankan model bisnis iklan di dalam platform selama hampir satu tahun sejak dirilis. Mereka juga mulai bereksperimen dengan iklan pra-putar di perpustakaan film di HBO.
Sebanyak 92 persen penonton dalam negeri bersedia menyaksikan dua iklan per jam untuk dapat menikmati konten gratis. Selain itu, sebanyak 70 persen responden juga tidak melewati iklan yang ada di tengah-tengah konten.
Laporan itu menyatakan bahwa penonton platform video streaming di Indonesia sangat ramah dengan iklan. Sebagian besar dari responden menyatakan benar-benar menyimak iklan yang ditayangkan, ketimbang mengalihkan perhatian ke hal-hal lain.
Ini berlaku untuk platform OTT berbasis iklan atau hibrida yang menawarkan pilihan berlangganan bebas iklan dan gratis dengan iklan. Laporan The Trade Desk dan Kantar itu juga mengklasifikasikan OTT dalam tiga kategori.
Pertama, platform OTT kategori berbasis langganan bebas iklan seperti Netflix dan Disney Hotstar. Kedua, platform OTT dengan iklan yang mirip televisi konvensional seperti RCTI+ dan True Id. Ketiga, OTT hibrida atau gabungan seperti Vidio dan WeTV.
Editor : Dika Irawan
Tak ayal bila kini muncul berbagai platform video yang masing-masing memberikan penawaran terbaik untuk merebut hati penggunanya. Ada model seperti Netflix yang membebankan biaya berlangganan dan konsumen bisa menikmati konten secara utuh tanpa gangguan.
Ada juga model lain seperti Viu yang menawarkan pilihan untuk berlangganan atau gratis, tapi dengan sisipan konten iklan. Model iklan seperti ini tampaknya tengah menjadi sorotan para platform untuk dapat menumbuhkan pelanggan dan pendapatan bisnis.
Laporan Business Wire menyebutkan bahwa raksasa hiburan Disney untuk pertama kalinya bakal memperkenalkan layanan berlangganan dengan iklan di platform Disney+, selain opsi yang ada saat ini, yakni langganan penuh.
Chairman Disney Media and Entertainment Distribution, Kareem Daniel, mengatakan perusahaan ingin memperluas akses Disney+ ke khalayak dengan harga yang lebih murah. Upaya ini juga menjadi peluang bagi para pengiklan.
“Lebih banyak konsumen akan dapat mengakses konten kami. Pengiklan akan dapat menjangkau audiens yang lebih luas. Pembuat konten kami akan dapat membagikan karya mereka dengan lebih banyak penggemar dan keluarga,” katanya.
Rencananya, layanan tersebut akan diluncurkan pertama kali di wilayah Amerika Serikat pada akhir tahun ini. Sayangnya, masih belum ada informasi lebih rinci mengenai biaya langganan untuk opsi ini, tetapi dipastikan lebih murah dari biaya yang ada sekarang.
Pilihan menonton dengan iklan bukan hal baru di industri ini. Seperti disebutkan sebelumnya, Viu juga telah melakukan hal tersebut dengan caranya sendiri. Selain itu, platform video streaming dari WarnerMedia yakni HBO Max juga telah menerapkannya.
Laporan Variety menyatakan bahwa HBO Max telah menjalankan model bisnis iklan di dalam platform selama hampir satu tahun sejak dirilis. Mereka juga mulai bereksperimen dengan iklan pra-putar di perpustakaan film di HBO.
Rela menonton iklan demi konten gratis
Situasi yang tengah ramai di tingkat global itu cukup relevan dengan kondisi masyarakat di dalam negeri. Studi bertajuk Future of TV dari The Trade Desk yang belum lama ini dirilis, menunjukkan bahwa mayoritas penonton platform over the top (OTT) di Indonesia rela menonton iklan untuk konten gratis.Sebanyak 92 persen penonton dalam negeri bersedia menyaksikan dua iklan per jam untuk dapat menikmati konten gratis. Selain itu, sebanyak 70 persen responden juga tidak melewati iklan yang ada di tengah-tengah konten.
Laporan itu menyatakan bahwa penonton platform video streaming di Indonesia sangat ramah dengan iklan. Sebagian besar dari responden menyatakan benar-benar menyimak iklan yang ditayangkan, ketimbang mengalihkan perhatian ke hal-hal lain.
Ini berlaku untuk platform OTT berbasis iklan atau hibrida yang menawarkan pilihan berlangganan bebas iklan dan gratis dengan iklan. Laporan The Trade Desk dan Kantar itu juga mengklasifikasikan OTT dalam tiga kategori.
Pertama, platform OTT kategori berbasis langganan bebas iklan seperti Netflix dan Disney Hotstar. Kedua, platform OTT dengan iklan yang mirip televisi konvensional seperti RCTI+ dan True Id. Ketiga, OTT hibrida atau gabungan seperti Vidio dan WeTV.
Editor : Dika Irawan
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.