North Tunnel di Sirkuit Mandalika, Lombok, NTB (Sumber gambar: Gardu House)

Kolaborasi Seniman Lokal Sulap Terowongan di Sirkuit Mandalika Jadi Keren

19 March 2022   |   06:30 WIB
Image
Luke Andaresta Jurnalis Hypeabis.id

Di Mandalika International Street Circuit, bukan hanya motor para pembalap saja yang tampil mentereng. Beberapa spot di sirkuit ini turut bersolek tak terkecuali pada bagian North Tunnel dan South Tunnel. Terowongan yang menjadi penghubung ke arena balap itu kini terlihat artistik lewat sentuhan tangan-tangan kreatif anak bangsa.

Terowongan seluas 1.935,1 meter persegi itu tampak indah dengan hadirnya visual art berwarna warni. Kolaborasi Pertamina dengan komunitas graffiti terbesar di Asia, Gardu House, Kolaborasi ini bertujuan untuk memberikan pengalaman positif bagi para penikmat olahraga otomotif dari berbagai belahan dunia.

Terlebih, bagi mereka yang akan datang ke Sirkuit Pertamina Mandalika, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), pada tanggal 18-20 Maret 2022 secara langsung.

Vice President Corporate Communication Pertamina, Fajriyah Usman, mengatakan pembuatan art tunnel ini untuk memberikan energi bagi masyarakat NTB, dan Indonesia pada umumnya, untuk bangkit kembali pasca pandemi. Hadirnya Art Tunnel, paparnya, diharapkan dapat memberikan kesan bagi pengunjung sirkuit.

“Ini juga menjadi dukungan dan kolaborasi dengan artis-artis baik lokal NTB maupun dari kota-kota lainnya di Indonesia,” kata Fajriyah dalam keterangan tertulis, Jumat (18/3/2022).
 

gv

South Tunnel di Sirkuit Mandalika, Lombok, NTB (Sumber gambar: Gardu House)

Melibatkan setidaknya 50 seniman visual dari berbagai kota di Indonesia, karya pada dinding North Tunnel dan South Tunnel tersebut dikerjakan selama 12 jam setiap harinya selama 14 hari hingga akhirnya siap diperlihatkan kepada publik.

Adapun, North Tunnel yang menjadi jalur penonton di tribun VIP ini, mendapatkan torehan langsung oleh seniman graffiti terkenal asal Jakarta, Darbotz dan Stereoflow. Kolaborasi ini diberi judul The Harder The Battle, The Sweeter The Victory.

Stereoflow atau Adi Dharma menjelaskan konsep artistik tersebut menggambarkan kerasnya perjuangan para pembalap yang berlaga di Sirkuit Mandalika. Walaupun semuanya adalah insan yang kompetitif, katanya, hanya beberapa pembalap terbaik yang naik podium dan merasakan kemenangan yang manis..

“Penggarapan yang cukup megah, karena nggak hanya sisi kanan dan kiri saja, tetapi juga sisi langit-langitnya. Senang rasanya bisa memberikan bentuk visual yang dinamis. Berharap bisa memberikan suasana ceria dan segar ketika orang-orang melewati tunnel utara ini,” ujarnya.

(Baca juga: Simak Profil Mario Suryo Aji, Pembalap Indonesia yang Berlaga di Moto3 Mandalika)
 

North Tunnel di Sirkuit Mandalika, Lombok, NTB (Sumber gambar: Gardu House)

North Tunnel di Sirkuit Mandalika, Lombok, NTB (Sumber gambar: Gardu House)

Sementara pada bagian South Tunnel yang memiliki luas 731,2 meter persegi dan menjadi jalur penonton, digarap oleh local hero asal Mataram Lombok, NTB, Paerstud bersama timnya berjumlah 20 orang visual artist dari berbagai daerah di NTB.

Mengusung konsep Energizing Mandalika For A Brighter Indonesia, Paerstud menerangkan bahwa tema itu memiliki arti untuk Indonesia yang lebih cemerlang di tengah masyarakat dunia.

Objek utama dari visual art yang digambarkan Paerstud dan kawan-kawan adalah burung garuda yang bergerak maju ke arah yang lebih baik, serta didukung dua objek entitas kultural masyarakat Lombok yakni Terune (laki-laki) yang memainkan gendang Beleq dan Dedare (perempuan) yang menyuguhkan kocor tembikar berisi air bersih.

Selain itu, ada juga visualisasi 6 Sub Holding Pertamina sebagai kolaborator karya yang semuanya dibalut dengan alur garis dan warna yang bermakna energi positif.

“Dengan keterbatasan ruang dan waktu, mahakarya mural Mandalika Art Tunnel ini sukses dikerjakan melalui praktik kerja kolaboratif, yang mengingatkan saya pada budaya gotong royong atau besiru (bahasa Sasak). Dimana pada hakikatnya sudah melekat pada kepribadian diri kita, bangsa Indonesia.” ujar Altha Rivan, Founder dari Paerstud.

Lewat sinergi Pertamina, Gardu House, Darbotz, Stereoflow, dan Paerstud, diharapkan antusias anak muda dapat muncul. Bukan hanya untuk menyaksikan atraksi memukau dari deretan pembalap kelas dunia, tetapi juga membangkitkan nilai kebanggaan pada seni graffiti dan visual art dalam negeri untuk ekonomi kreatif Indonesia.

“Kami berharap hal ini bisa dijadikan untuk berbagi energi positif dengan warna-warni visual yang kami berikan, dan juga menjadi warna tersendiri yang khas di sirkuit Mandalika,” kata Dado, Founder Gardu House.

Editor: Nirmala Aninda

SEBELUMNYA

Simak Profil Mario Suryo Aji, Pembalap Indonesia yang Berlaga di Moto3 Mandalika

BERIKUTNYA

Laze Bicara soal Makna Kebahagiaan Lewat Lagu Simulasi Harta Takhta

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: