Diagnosis Dini Bisa Jadi Tindakan Preventif Atasi Masalah Kesehatan
16 March 2022 |
17:38 WIB
Konsultasi kesehatan secara berkala ternyata memiliki peran penting dalam mendeteksi gejala sebuah penyakit sejak dini, terutama di masa pandemi Covid-19. Dengan variasi penyakit yang semakin lama semakin sulit ditangani dan munculnya varian penyakit baru, diagnosis dini menjadi hal penting yang harus dijadikan kebiasaan.
Dalam webinar The Journey to Better Care: Diagnostics Beyond COVID-19, Rabu (16/03/2022), para ahli kesehatan dari berbagai negara menceritakan tentang manfaat dari diagnosis dini bagi masyarakat beserta dengan kendala dalam meningkatkan kesadaran pentingnya melakukan konsultasi diagnosis kesehatan.
Menurut Yang Pei-Ming, Profesor Emeritus Fakultas Kedokteran National Taiwan University College of Medicine, diagnosis kesehatan dini penting untuk masyarakat dalam aspek efektivitas penindakan setelah konsultasi. Hal ini tentu membantu dalam penentuan keputusan untuk mendapatkan pengobatan yang sesuai sehingga mengurangi risiko semua jenis penyakit.
Dia juga menyampaikan bahwa diagnosis penting pada semua penyakit, baik penyakit menular, kronis.
Hal serupa juga disampaikan Bushra Jamil, Profesor Kedokteran dan Penyakit Menular dari Aga Khan University Hospital, Pakistan. Menurutnya, diagnosis yang terinci dan telah diperbarui berperan penting ketika banyak penyakit baru yang muncul dan penanganan penyakit yang sudah ada semakin sulit.
Namun, upaya untuk menggalakkan kebiasaan konsultasi guna mendapatkan diagnosis sejak dini masih sangat kurang karena berbagai faktor. Salah satu faktor terbesar yang menciptakan hambatan ini adalah minimnya edukasi dan literasi kesehatan di kalangan masyarakat.
Jamil menjelaskan lebih lanjut bahwa masalah utama terkait diagnosis dini ada pada kurangnya edukasi dan kesadaran, terutama pada masyarakat laki-laki yang menjadi kepala di dalam sebuah keluarga.
"Hal ini berdampak pada pembuatan keputusan yang memengaruhi kemampuan untuk merawat anggota keluarga lain, terutama pada perempuan," katanya.
Di samping itu, hal lain yang menghambat upaya mengajak masyarakat untuk aktif berkonsultasi untuk melakukan diagnosis dini adalah kurangnya sumber-sumber atau referensi pendukung diagnosis serta faktor lain seperti adanya jeda penanganan di satu daerah dan daerah lain.
Diagnosis dini dinilai bisa membantu menyelamatkan nyawa pasien sekaligus mengurangi biaya perawatan kesehatan yang besar ketika penanganan penyakit sudah dianggap terlambat. Jamil mencontohkan tes multiplex PCR untuk penyakit meningitis dan tes dini untuk penyakit saluran pernafasan sebagai diagnosis dini yang berdampak pada masyarakat di Pakistan.
Pentingnya edukasi terhadap diagnosis dini juga ditekankan oleh Yang dan Direktur The Voices Project, Rohit Sahgal, yang menekankan bahwa edukasi tentang hal ini perlu dilakukan kepada masyarakat sejak bersekolah serta Sahgal menekankan pada edukasi sebagai prioritas di masa disrupsi layanan kesehatan.
"Pandemi menawarkan kita kesempatan untuk membangun edukasi yang sudah dipersonalisasi dan berbasis teknologi yang bisa berujung pada ketaatan dan pemenuhan kebutuhan pada layanan kesehatan yang lebih baik," ujarnya.
Editor: Nirmala Aninda
Dalam webinar The Journey to Better Care: Diagnostics Beyond COVID-19, Rabu (16/03/2022), para ahli kesehatan dari berbagai negara menceritakan tentang manfaat dari diagnosis dini bagi masyarakat beserta dengan kendala dalam meningkatkan kesadaran pentingnya melakukan konsultasi diagnosis kesehatan.
Menurut Yang Pei-Ming, Profesor Emeritus Fakultas Kedokteran National Taiwan University College of Medicine, diagnosis kesehatan dini penting untuk masyarakat dalam aspek efektivitas penindakan setelah konsultasi. Hal ini tentu membantu dalam penentuan keputusan untuk mendapatkan pengobatan yang sesuai sehingga mengurangi risiko semua jenis penyakit.
Dia juga menyampaikan bahwa diagnosis penting pada semua penyakit, baik penyakit menular, kronis.
Hal serupa juga disampaikan Bushra Jamil, Profesor Kedokteran dan Penyakit Menular dari Aga Khan University Hospital, Pakistan. Menurutnya, diagnosis yang terinci dan telah diperbarui berperan penting ketika banyak penyakit baru yang muncul dan penanganan penyakit yang sudah ada semakin sulit.
Namun, upaya untuk menggalakkan kebiasaan konsultasi guna mendapatkan diagnosis sejak dini masih sangat kurang karena berbagai faktor. Salah satu faktor terbesar yang menciptakan hambatan ini adalah minimnya edukasi dan literasi kesehatan di kalangan masyarakat.
Jamil menjelaskan lebih lanjut bahwa masalah utama terkait diagnosis dini ada pada kurangnya edukasi dan kesadaran, terutama pada masyarakat laki-laki yang menjadi kepala di dalam sebuah keluarga.
"Hal ini berdampak pada pembuatan keputusan yang memengaruhi kemampuan untuk merawat anggota keluarga lain, terutama pada perempuan," katanya.
Di samping itu, hal lain yang menghambat upaya mengajak masyarakat untuk aktif berkonsultasi untuk melakukan diagnosis dini adalah kurangnya sumber-sumber atau referensi pendukung diagnosis serta faktor lain seperti adanya jeda penanganan di satu daerah dan daerah lain.
Diagnosis dini dinilai bisa membantu menyelamatkan nyawa pasien sekaligus mengurangi biaya perawatan kesehatan yang besar ketika penanganan penyakit sudah dianggap terlambat. Jamil mencontohkan tes multiplex PCR untuk penyakit meningitis dan tes dini untuk penyakit saluran pernafasan sebagai diagnosis dini yang berdampak pada masyarakat di Pakistan.
Pentingnya edukasi terhadap diagnosis dini juga ditekankan oleh Yang dan Direktur The Voices Project, Rohit Sahgal, yang menekankan bahwa edukasi tentang hal ini perlu dilakukan kepada masyarakat sejak bersekolah serta Sahgal menekankan pada edukasi sebagai prioritas di masa disrupsi layanan kesehatan.
"Pandemi menawarkan kita kesempatan untuk membangun edukasi yang sudah dipersonalisasi dan berbasis teknologi yang bisa berujung pada ketaatan dan pemenuhan kebutuhan pada layanan kesehatan yang lebih baik," ujarnya.
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.