Viral Kasus Penipuan Kencan, Nama Simon Leviev Kembali Mencuat
16 March 2022 |
15:20 WIB
Nama Simon Leviev kembali menjadi perbincangan di jagat Twitter setelah salah satu pengguna mengunggah utas (thread) yang mengungkapkan bahwa dia merupakan korban penipuan pria yang mengaku kaya raya lewat aplikasi kencan daring.
Melalui akun @malamtanpakata, dia membeberkan kronologis penipuan itu seperti layaknya kisah yang ada di dokumenter Netflix, The Tinder Swindler. Pria yang diketahui bernama James Daniel Sinaga itu mengaku bahwa dia adalah seorang pengusaha yang memiliki puluhan ribu karyawan mulai dari usaha garmen, properti dan beberapa waralaba besar.
Karena intrik dan rayuan dari James, dia pun akhirnya tertipu sehingga mengaku telah mentransfer sejumlah uang kepada pria tersebut. Parahnya, pemilik akun @malamtanpakata bukan satu-satunya yang menjadi korban. Di kolom komentar thread cuitannya, muncul beberapa pengguna yang mengaku juga menjadi korban dari James.
Mereka mengaku telah tertipu oleh perkataan James dengan berbagai modus sampai-sampai akhirnya mereka mau mentransfer sejumlah puluhan juta rupiah, termasuk kehilangan barang-barang berharga mereka.
Sampai artikel ini ditulis, cuitan itu telah mendapatkan banyak respon dan komentar dari warganet Twitter sampai-sampai nama Simon Leviev kembali menjadi trending topic.
Simon Leviev menjadi perbincangan publik saat film dokumenter The Tinder Swindler tayang di Netflix pada 2 Februari 2022. Dalam dokumenter itu, dia disebut telah menipu banyak orang lewat aplikasi kencan daring Tinder hingga US$10 juta.
(Baca juga: Tinder Swindler Versi Indonesia Viral, Pria Ini Sudah Tipu Banyak Orang)
Pria yang diketahui bernama asli Simon Yehuda Yahut itu lahir di Bnei Brak, Israel, pada 27 September 1990. Nama belakang ‘Leviev’ yang diambilnya merujuk pada seorang pengusaha Israel bernama Lev Avnerovich Leviev, yang dijuluki sebagai The King of Diamonds. Simon mengaku merupakan anak dari Leviev.
Melalui akun Tinder dan Instagramnya–yang kini sudah dihapus– Yahut kerap memamerkan gaya hidupnya yang diselimuti kemewahan. Padahal, diketahui Yahut lahir dan dibesarkan di pinggiran Tel Aviv, di lingkungan Ramat Elchanan di Bnei Brak, salah satu area yang dianggap sebagai lingkungan paling miskin di Israel.
Dia juga dikenal sebagai sosok yang sering terlibat kasus kriminal dengan kepolisian. Pada 2011 silam, Yahut disebut pernah melarikan diri dari Israel karena kejahatan yang berkaitan dengan penipuan. Tahun 2015, Simon mendekam dua tahun di penjara Finlandia. Kemudian di tahun 2019 dia sempat dipenjara 5 bulan di Israel karena kasus pemalsuan dokumen.
Pada Desember 2019, dia dihukum selama 15 bulan penjara karena kasus penipuan, pencurian dan pemalsuan. Dengan identitas palsunya, Yahut melancarkan aksinya dengan memikat para perempuan untuk meminjamkan uang kepadanya lewat aplikasi Tinder hingga US$10 juta dollar.
Modusnya kurang lebih sama. Pertama-tama, Yahut akan memancing korban dengan cara pamer kemewahan. Dia sengaja melakukan hubungan jarak jauh untuk meyakinkan korban bahwa dirinya benar adalah orang kaya raya.
Biasanya, korban akan diajak mencicipi gaya hidup mewah pada kencan pertama. Lalu ketika mereka sudah terbuai, Yahut dengan mudahnya akan memeras mereka dengan meminta sejumlah uang dengan berbagai alasan.
Korbannya beragam mulai dari perempuan yang berdomisili di Norwegia, seorang eksekutif pemasaran asal Swedia, hingga pegiat fesyen asal Belanda. Dari satu korbannya, Yahut bisa mendapatkan uang puluhan hingga ratusan ribu dollar AS.
Berkat kejadian itu, akun Tinder Yahut atau Simon Leviev dihapus oleh pihak aplikasi tersebut. “Kami telah melakukan penyelidikan internal dan dapat mengonfirmasi bahwa Simon Leviev tidak lagi aktif di Tinder dengan nama aliasnya yang diketahui,” tulis Tinder dikutip dari People.
Tak hanya itu, Yahut juga digugat oleh keluarga Lev Leviev yang diakuinya. Keluarga Leviev mengajukan gugatan terhadapnya karena diduga meniru mereka dan secara tidak adil memperkaya diri sendiri menggunakan nama belakang mereka.
Editor: Nirmala Aninda
Melalui akun @malamtanpakata, dia membeberkan kronologis penipuan itu seperti layaknya kisah yang ada di dokumenter Netflix, The Tinder Swindler. Pria yang diketahui bernama James Daniel Sinaga itu mengaku bahwa dia adalah seorang pengusaha yang memiliki puluhan ribu karyawan mulai dari usaha garmen, properti dan beberapa waralaba besar.
Karena intrik dan rayuan dari James, dia pun akhirnya tertipu sehingga mengaku telah mentransfer sejumlah uang kepada pria tersebut. Parahnya, pemilik akun @malamtanpakata bukan satu-satunya yang menjadi korban. Di kolom komentar thread cuitannya, muncul beberapa pengguna yang mengaku juga menjadi korban dari James.
Mereka mengaku telah tertipu oleh perkataan James dengan berbagai modus sampai-sampai akhirnya mereka mau mentransfer sejumlah puluhan juta rupiah, termasuk kehilangan barang-barang berharga mereka.
Sampai artikel ini ditulis, cuitan itu telah mendapatkan banyak respon dan komentar dari warganet Twitter sampai-sampai nama Simon Leviev kembali menjadi trending topic.
Simon Leviev menjadi perbincangan publik saat film dokumenter The Tinder Swindler tayang di Netflix pada 2 Februari 2022. Dalam dokumenter itu, dia disebut telah menipu banyak orang lewat aplikasi kencan daring Tinder hingga US$10 juta.
(Baca juga: Tinder Swindler Versi Indonesia Viral, Pria Ini Sudah Tipu Banyak Orang)
Simon Leviev ketika ditangkap di Yunani pada Juli 2019. (Sumber gambar: Netflix)
Melalui akun Tinder dan Instagramnya–yang kini sudah dihapus– Yahut kerap memamerkan gaya hidupnya yang diselimuti kemewahan. Padahal, diketahui Yahut lahir dan dibesarkan di pinggiran Tel Aviv, di lingkungan Ramat Elchanan di Bnei Brak, salah satu area yang dianggap sebagai lingkungan paling miskin di Israel.
Dia juga dikenal sebagai sosok yang sering terlibat kasus kriminal dengan kepolisian. Pada 2011 silam, Yahut disebut pernah melarikan diri dari Israel karena kejahatan yang berkaitan dengan penipuan. Tahun 2015, Simon mendekam dua tahun di penjara Finlandia. Kemudian di tahun 2019 dia sempat dipenjara 5 bulan di Israel karena kasus pemalsuan dokumen.
Pada Desember 2019, dia dihukum selama 15 bulan penjara karena kasus penipuan, pencurian dan pemalsuan. Dengan identitas palsunya, Yahut melancarkan aksinya dengan memikat para perempuan untuk meminjamkan uang kepadanya lewat aplikasi Tinder hingga US$10 juta dollar.
Modusnya kurang lebih sama. Pertama-tama, Yahut akan memancing korban dengan cara pamer kemewahan. Dia sengaja melakukan hubungan jarak jauh untuk meyakinkan korban bahwa dirinya benar adalah orang kaya raya.
Biasanya, korban akan diajak mencicipi gaya hidup mewah pada kencan pertama. Lalu ketika mereka sudah terbuai, Yahut dengan mudahnya akan memeras mereka dengan meminta sejumlah uang dengan berbagai alasan.
Korbannya beragam mulai dari perempuan yang berdomisili di Norwegia, seorang eksekutif pemasaran asal Swedia, hingga pegiat fesyen asal Belanda. Dari satu korbannya, Yahut bisa mendapatkan uang puluhan hingga ratusan ribu dollar AS.
Berkat kejadian itu, akun Tinder Yahut atau Simon Leviev dihapus oleh pihak aplikasi tersebut. “Kami telah melakukan penyelidikan internal dan dapat mengonfirmasi bahwa Simon Leviev tidak lagi aktif di Tinder dengan nama aliasnya yang diketahui,” tulis Tinder dikutip dari People.
Tak hanya itu, Yahut juga digugat oleh keluarga Lev Leviev yang diakuinya. Keluarga Leviev mengajukan gugatan terhadapnya karena diduga meniru mereka dan secara tidak adil memperkaya diri sendiri menggunakan nama belakang mereka.
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.