Jangan Salah, Ada 3 Mitos Seputar Kanker Usus Besar
14 March 2022 |
19:51 WIB
Kanker kolorektal yang juga dikenal sebagai kanker usus atau usus besar adalah kanker yang dapat diobati bila terdeteksi dini. Sayangnya banyak masyarakat yang tidak sadar terhadap keberadaan kanker ini, terlebih banyak mitos yang berkembang di seputarnya.
Dokter Zee Ying Kiat dari Parkway Cancer Centre mematahkan beberapa mitos mengenai kanker kolorektal yang paling umum. Berikut di antaranya.
Seiring dengan makin bertumbuhnya atau menyebarnya kanker dalam kolorektum, gejala lebih mungkin terjadi. Ini bervariasi berdasarkan ukuran dan lokasi kanker.
"Gejala yang umum meliputi darah dalam tinja, perubahan buang air besar, nyeri yang tak kunjung hilang pada perut, kembung atau kram, merasa bahwa usus tidak sepenuhnya kosong, dan penurunan berat badan secara tiba-tiba tanpa sebab yang jelas," jelas Zee, dikutip Senin (14/3/2022).
Kanker kolorektal juga dapat dicegah melalui skrining yang sesuai dan teratur. Menurut Zee skrining tidak hanya dapat mendeteksi kanker kolorektal pada stadium dini, tapi memungkinkan pengobatan yang lebih efektif, dan juga membantu untuk mencegah terjadinya kanker.
Ini katanya dapat dilakukan dengan menemukan dan membuang pertumbuhan yang tidak normal (polip) dalam usus besar atau rektum sebelum berubah menjadi kanker.
Bila berusia 50 tahun atau lebih, lakukan skrining secara teratur dengan Uji Imunokimia Feses/Faecal Immunochemical untuk mendeteksi darah yang tersembunyi dalam tinja setahun sekali, dan kolonoskopi tiap 10 tahun sekali.
"Bila kamu memiliki risiko yang lebih besar untuk terkena kanker kolorektal, sebaiknya mulai melakukan skrining pada usia yang lebih dini dan menjalani kolonoskopi setiap satu hingga tiga tahun," tutur Zee.
Sebagian besar kanker kolorektal berasal dari polip adenomatosa, yaitu pertumbuhan yang terlihat seperti kelenjar yang berkembang pada selaput lendir yang melapisi usus besar. Oleh karena mereka biasanya tidak memiliki gejala, polip ditemukan hanya melalui skrining.
Satu dari empat pria akan menderita polip ketika ia menginjak usia 50 tahun, dan prevalensinya meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Zee menyebut biasanya polip membutuhkan waktu lima hingga 10 tahun untuk menjadi ganas.
"Ini memberikan masa waktu yang cukup panjang untuk mendeteksi kanker kolorektal ketika masih dalam fase belum ganas, sebelum polip berubah menjadi kanker," imbuhnya.
Editor: Fajar Sidik
Dokter Zee Ying Kiat dari Parkway Cancer Centre mematahkan beberapa mitos mengenai kanker kolorektal yang paling umum. Berikut di antaranya.
1. Tidak mengalami gejala, berarti tidak menderita kanker usus besar
Faktanya, kamu dapat didiagnosis menderita kanker usus besar meskipun tidak menunjukkan gejala apapun. Zee menerangkan dalam stadium awal perkembangannya, kanker kolorektal dapat tidak menyebabkan gejala apapun. Lebih dari setengah jumlah orang yang terdiagnosis menderita kanker ini setiap tahunnya tidak mengalami gejala.Seiring dengan makin bertumbuhnya atau menyebarnya kanker dalam kolorektum, gejala lebih mungkin terjadi. Ini bervariasi berdasarkan ukuran dan lokasi kanker.
"Gejala yang umum meliputi darah dalam tinja, perubahan buang air besar, nyeri yang tak kunjung hilang pada perut, kembung atau kram, merasa bahwa usus tidak sepenuhnya kosong, dan penurunan berat badan secara tiba-tiba tanpa sebab yang jelas," jelas Zee, dikutip Senin (14/3/2022).
2. Kanker kolorektal tidak dapat disembuhkan
Zee menegaskan kanker kolorektal dapat dicegah dengan melakukan perubahan pola makan dan gaya hidup. Makanlah lebih banyak buah dan sayuran, serta lebih sedikit lemak jenuh dan daging olahan. Pastikan berolahraga secara teratur, dan jagalah berat badan yang sehat.Kanker kolorektal juga dapat dicegah melalui skrining yang sesuai dan teratur. Menurut Zee skrining tidak hanya dapat mendeteksi kanker kolorektal pada stadium dini, tapi memungkinkan pengobatan yang lebih efektif, dan juga membantu untuk mencegah terjadinya kanker.
Ini katanya dapat dilakukan dengan menemukan dan membuang pertumbuhan yang tidak normal (polip) dalam usus besar atau rektum sebelum berubah menjadi kanker.
Bila berusia 50 tahun atau lebih, lakukan skrining secara teratur dengan Uji Imunokimia Feses/Faecal Immunochemical untuk mendeteksi darah yang tersembunyi dalam tinja setahun sekali, dan kolonoskopi tiap 10 tahun sekali.
"Bila kamu memiliki risiko yang lebih besar untuk terkena kanker kolorektal, sebaiknya mulai melakukan skrining pada usia yang lebih dini dan menjalani kolonoskopi setiap satu hingga tiga tahun," tutur Zee.
3. Bila ada polip dalam usus besar, berarti menderita kanker kolorektal.
Polip adalah pertumbuhan yang jinak dan tidak berarti bahwa kamu menderita kanker. Kendati demikian, polip dapat berubah menjadi kanker dalam jangka waktu tertentu, dan oleh sebab itu harus dibuang bila terdeteksi dini. Dengan demikian, kanker kolorektal dapat dicegah melalui skrining secara teratur.Sebagian besar kanker kolorektal berasal dari polip adenomatosa, yaitu pertumbuhan yang terlihat seperti kelenjar yang berkembang pada selaput lendir yang melapisi usus besar. Oleh karena mereka biasanya tidak memiliki gejala, polip ditemukan hanya melalui skrining.
Satu dari empat pria akan menderita polip ketika ia menginjak usia 50 tahun, dan prevalensinya meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Zee menyebut biasanya polip membutuhkan waktu lima hingga 10 tahun untuk menjadi ganas.
"Ini memberikan masa waktu yang cukup panjang untuk mendeteksi kanker kolorektal ketika masih dalam fase belum ganas, sebelum polip berubah menjadi kanker," imbuhnya.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.