Louis Vuitton Dikritik Karena Desain Scarf yang Menyerupai Keffiyeh
08 June 2021 |
19:00 WIB
Label fesyen asal Prancis, Louis Vuitton, menarik produk syal seharga US$705 dari situs webnya setelah merek mewah tersebut dituduh menyalahgunakan budaya lewat desain keffiyeh yang sering digunakan sebagai simbol nasionalisme Palestina.
Louis Vuitton Monogram Keffieh Stole secara misterius menghilang dari situs web rumah mode Prancis yang terkenal pekan lalu, menyusul kritik dari netizen.
Louis Vuitton menggambarkan The Monogram Keffieh Stole sebagai terinspirasi dari keffiyeh klasik dan diperkaya dengan logo LV.
"The Monogram Keffiyeh Stole dibuat dengan teknik tenun jacquard yang digunakan untuk membuat pola monogram yang rumit pada dasarnya dari campuran katun, wol dan sutra," tulis rumah mode itu.
Keffiyeh populer di Timur Tengah dan di beberapa kalangan, kain ini dipandang sebagai simbol nasionalisme Palestina.
Diet Prada, sebuah blog watchdog yang menyebut dirinya sebagai disruptor industri fesyen, mempermasalahkan pencurian budaya tersebut pada Rabu (2/6), melalui akun Instagramnya.
Setelah pertempuran mematikan antara Israel dan Palestina yang telah menewaskan ratusan orang dan sebagian dari kawasan di Jalur Gaza yang miskin menjadi puing-puing, Diet Prada mempertanyakan timing dari pemasaran produk tersebut.
"Pemilihan waktunya sangat tidak tepat. Ada banyak keluarga musnah, ratusan orang tewas, ribuan terluka dalam kekerasan brutal terhadap penduduk yang tertawan di Gaza," ujar Nihad Awad, direktur eksekutif Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR), mengatakan kepada NBC Berita pada Jumat (4/6).
Editor: Indyah Sutriningrum
Louis Vuitton Monogram Keffieh Stole secara misterius menghilang dari situs web rumah mode Prancis yang terkenal pekan lalu, menyusul kritik dari netizen.
Louis Vuitton menggambarkan The Monogram Keffieh Stole sebagai terinspirasi dari keffiyeh klasik dan diperkaya dengan logo LV.
"The Monogram Keffiyeh Stole dibuat dengan teknik tenun jacquard yang digunakan untuk membuat pola monogram yang rumit pada dasarnya dari campuran katun, wol dan sutra," tulis rumah mode itu.
Keffiyeh populer di Timur Tengah dan di beberapa kalangan, kain ini dipandang sebagai simbol nasionalisme Palestina.
Diet Prada, sebuah blog watchdog yang menyebut dirinya sebagai disruptor industri fesyen, mempermasalahkan pencurian budaya tersebut pada Rabu (2/6), melalui akun Instagramnya.
Setelah pertempuran mematikan antara Israel dan Palestina yang telah menewaskan ratusan orang dan sebagian dari kawasan di Jalur Gaza yang miskin menjadi puing-puing, Diet Prada mempertanyakan timing dari pemasaran produk tersebut.
"Pemilihan waktunya sangat tidak tepat. Ada banyak keluarga musnah, ratusan orang tewas, ribuan terluka dalam kekerasan brutal terhadap penduduk yang tertawan di Gaza," ujar Nihad Awad, direktur eksekutif Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR), mengatakan kepada NBC Berita pada Jumat (4/6).
Editor: Indyah Sutriningrum
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.