Cerita dan Proses Yura Yunita Buat Video Musik Tutur Batin
09 March 2022 |
09:41 WIB
Penyanyi Yura Yunita mengajak para perempuan untuk saling merangkul, menerima ketidaksempurnaan yang dimiliki dan merayakan diri bersama-sama lewat video musik Tutur Batin. Video ini telah dirilis tepat pada Hari Perempuan Internasional yang jatuh pada 8 Maret 2022.
Melalui video ini, Yura mencoba menampilkan sederet pergumulan batin yang dialami perempuan karena berbagai persoalan mulai dari ketidaksetaraan, standar kecantikan hingga mengalami kekerasan.
Tutur Batin merupakan lagu yang terdapat dalam album ketiga Yura Yunita dengan judul yang sama. Album tersebut telah rilis pada Bulan Oktober 2021 lalu dan berisikan 11 lagu.
Dalam penggarapan videonya, Yura menggandeng sutradara perempuan Gianni Fajri. Alasannya, dia ingin video musik Tutur Batin disampaikan melalui sudut pandang perempuan.
Selain itu, saat bertemu dengan Gian—sapaan sang sutradara—Yura mengaku langsung merasakan bahwa Gian memiliki energi dan frekuensi yang sama dengannya. Yura dan Gian melakukan pendekatan yang terbilang unik. Mereka lebih dulu berkenalan dan saling bercerita secara mendalam dengan para perempuan yang terlibat di video musik tersebut.
“Kami pendekatannya ngobrol dulu, kami gali dulu ceritanya masing-masing, masa lalunya, dan cerita hidupnya yang sangat personal. Sehingga mereka bisa lebih tergugah akan ceritanya sendiri, mendalami dirinya sendiri, dan mendalami tutur batinnya sendiri,” ujar Yura.
Video musik Tutur Batin menampilkan tiga cerita yang dialami oleh tiga karakter utama. Tokoh pertama adalah Riana, seorang perempuan yang kerap kali dibanding-bandingkan oleh saudara kandungnya hingga sempat membuat dia tidak percaya diri.
Kemudian ada Tata, seorang perempuan yang memiliki permasalahan dengan bentuk tubuhnya dan merasa tidak diterima secara tulus oleh lingkungan pertemanannya. Tokoh ketiga adalah Muti, sosok perempuan korban kekerasan dalam rumah tangga yang mencoba bersuara untuk menjadi tangguh demi putrinya.
Tutur Batin menjadi karya yang spesial bagi Yura karena ketika menggarapnya, dirinya pun tengah berada dalam perjalanan untuk menerima & memaafkan trauma yang dialaminya di masa lalu. Pada akhirnya, keputusannya untuk membuka diri secara jujur dalam karya menjadi jalan baginya dalam melakukan penyembuhan batin.
(Baca juga: Kado untuk Perempuan, Yura Yunita Rilis Video Musik Tutur Batin)
Bila diibaratkan dengan lima tahapan dalam memproses kesedihan yang terdiri dari penolakan (denial), kemarahan (anger), tawar-menawar (bargaining), depresi (depression), dan penerimaan (acceptance), Tutur Batin adalah karya yang lahir ketika Yura ingin mencapai pada tahap penerimaan diri.
“Ternyata proses menerima diri sendiri itu lebih ringan saat aku merayakan ketidaksempurnaanku. Dari situ aku belajar, sejauh mana kau mencari, sampai ke ujung dunia pun, kalau hatimu masih tetap kosong, artinya yang kau cari adalah dirimu. Karena Jiwa yang terbaik ternyata sudah ada di dalam dirimu sendiri,” kata Yura.
Meski Tutur Batin adalah karya yang berangkat dari kisah personal, Yura berharap cerita yang dia bagi dapat mewakili dan menyentuh hati banyak orang, terutama para perempuan, yang mendengarkan lagunya dan menonton video musiknya.
“Video musik ini tidak hanya diambil dari sudut pandang aku pribadi, tapi yang kali ini juga aku ingin meng-capture dari banyak cerita perempuan. Karya ini bukan hanya jadi karya aku dan yang terlibat, tapi juga jadi karya semua perempuan dan semua orang yang mendengarkan,” ujarnya.
Editor: Nirmala Aninda
Melalui video ini, Yura mencoba menampilkan sederet pergumulan batin yang dialami perempuan karena berbagai persoalan mulai dari ketidaksetaraan, standar kecantikan hingga mengalami kekerasan.
Tutur Batin merupakan lagu yang terdapat dalam album ketiga Yura Yunita dengan judul yang sama. Album tersebut telah rilis pada Bulan Oktober 2021 lalu dan berisikan 11 lagu.
Dalam penggarapan videonya, Yura menggandeng sutradara perempuan Gianni Fajri. Alasannya, dia ingin video musik Tutur Batin disampaikan melalui sudut pandang perempuan.
Selain itu, saat bertemu dengan Gian—sapaan sang sutradara—Yura mengaku langsung merasakan bahwa Gian memiliki energi dan frekuensi yang sama dengannya. Yura dan Gian melakukan pendekatan yang terbilang unik. Mereka lebih dulu berkenalan dan saling bercerita secara mendalam dengan para perempuan yang terlibat di video musik tersebut.
“Kami pendekatannya ngobrol dulu, kami gali dulu ceritanya masing-masing, masa lalunya, dan cerita hidupnya yang sangat personal. Sehingga mereka bisa lebih tergugah akan ceritanya sendiri, mendalami dirinya sendiri, dan mendalami tutur batinnya sendiri,” ujar Yura.
Yura Yunita (Dok. Yura Yunita Official)
Kemudian ada Tata, seorang perempuan yang memiliki permasalahan dengan bentuk tubuhnya dan merasa tidak diterima secara tulus oleh lingkungan pertemanannya. Tokoh ketiga adalah Muti, sosok perempuan korban kekerasan dalam rumah tangga yang mencoba bersuara untuk menjadi tangguh demi putrinya.
Tutur Batin menjadi karya yang spesial bagi Yura karena ketika menggarapnya, dirinya pun tengah berada dalam perjalanan untuk menerima & memaafkan trauma yang dialaminya di masa lalu. Pada akhirnya, keputusannya untuk membuka diri secara jujur dalam karya menjadi jalan baginya dalam melakukan penyembuhan batin.
(Baca juga: Kado untuk Perempuan, Yura Yunita Rilis Video Musik Tutur Batin)
Bila diibaratkan dengan lima tahapan dalam memproses kesedihan yang terdiri dari penolakan (denial), kemarahan (anger), tawar-menawar (bargaining), depresi (depression), dan penerimaan (acceptance), Tutur Batin adalah karya yang lahir ketika Yura ingin mencapai pada tahap penerimaan diri.
“Ternyata proses menerima diri sendiri itu lebih ringan saat aku merayakan ketidaksempurnaanku. Dari situ aku belajar, sejauh mana kau mencari, sampai ke ujung dunia pun, kalau hatimu masih tetap kosong, artinya yang kau cari adalah dirimu. Karena Jiwa yang terbaik ternyata sudah ada di dalam dirimu sendiri,” kata Yura.
Meski Tutur Batin adalah karya yang berangkat dari kisah personal, Yura berharap cerita yang dia bagi dapat mewakili dan menyentuh hati banyak orang, terutama para perempuan, yang mendengarkan lagunya dan menonton video musiknya.
“Video musik ini tidak hanya diambil dari sudut pandang aku pribadi, tapi yang kali ini juga aku ingin meng-capture dari banyak cerita perempuan. Karya ini bukan hanya jadi karya aku dan yang terlibat, tapi juga jadi karya semua perempuan dan semua orang yang mendengarkan,” ujarnya.
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.