Ladies Mau Sukses Berkarier di Startup? Ikuti 5 Tips Ini
08 March 2022 |
21:16 WIB
Dunia teknologi di Indonesia, termasuk industri startup, selama ini didominasi kaum laki-laki. Namun bukan berarti perempuan tidak bisa mendapat kesempatan dan kapabilitas terjun di sektor ini. Contohnya saja Tessa Wijaya, Chief Operating Officer dan Co-Founder Xendit, perusahaan teknologi keuangan yang menyediakan solusi pembayaran digital untuk Indonesia dan Asia Tenggara.
Setelah mendapatkan pendanaan Seri-C pada September 2021, Tessa resmi menjadi co-founder perempuan pertama di Indonesia yang berhasil membawa startup-nya meraih status unicorn.
Nah, buat ladies yang tertarik untuk membangun karir di bidang startup dan teknologi, berikut 5 tips yang dibagikan Tessa berdasarkan pengalamannya:
Setelah mendapatkan pendanaan Seri-C pada September 2021, Tessa resmi menjadi co-founder perempuan pertama di Indonesia yang berhasil membawa startup-nya meraih status unicorn.
Nah, buat ladies yang tertarik untuk membangun karir di bidang startup dan teknologi, berikut 5 tips yang dibagikan Tessa berdasarkan pengalamannya:
1. Kuatkan mental dan hati untuk fokus pada kapabilitas diri sendiri
Diskriminatif selalu ada di lingkungan kerja. Perbedaan perlakuan, misalnya diremehkan atau diragukan oleh pihak lain menjadi hal pasti terjadi. Menurut Tessa ini menjadi tantangan yang harus dihadapi, terutama jika kamu sebagai pimpinan perusahaan perempuan. Siapkan mental dan prinsip yang kuat, supaya kamh bisa tetap percaya diri dan fokus melakukan hal yang benar tanpa mempedulikan selentingan orang lain.
2. Tidak ada yang mengalahkan kerja keras dan persiapan ekstra
Untuk bisa tampil menonjol dibandingkan rekan-rekan yang lain, kerja keras dan persiapan ekstra adalah kuncinya. Tessa menceritakan bahwa dua karakter inilah yang membedakan karyawan hebat dengan karyawan yang biasa-biasa saja.
Ayah Tessa juga yang mengajarkan untuk melatih kebiasaan bekerja dengan tulus dan sungguh-sungguh. Tidak peduli apa pun jabatan di perusahaan, kita harus mau terlibat secara aktif dan turun tangan langsung jika dibutuhkan.
Ayah Tessa juga yang mengajarkan untuk melatih kebiasaan bekerja dengan tulus dan sungguh-sungguh. Tidak peduli apa pun jabatan di perusahaan, kita harus mau terlibat secara aktif dan turun tangan langsung jika dibutuhkan.
3. Berani bersuara
Untuk bisa mendobrak dominasi dan stigma yang ada, perempuan perlu bersikap lebih asertif dan berani bersuara dalam lingkungan pekerjaan. Misalnya, jangan takut untuk mengutarakan pemikiran atau ide-ide dalam diskusi kantor. Hal ini akan membuat orang lain lebih menghormati, menghargai, dan mengakui kontribusi yang kita berikan kepada perusahaan.
4. Terus belajar dan bagikan pelajaran itu ke orang lain
Tessa menyadari bahwa hambatan utama perempuan untuk terjun ke industri startup, fintech, atau teknologi, adalah karena minimnya role model dan kesempatan yang tersedia. Untuk itu, penting untuk ikut pelatihan untuk membangun kepercayaan diri, pengembangan keterampilan, agar menjadi sumber daya ysng bisa mendirikan perusahaan sendiri di masa depan.
5. Aktif menjalin koneksi melalui komunitas
Bagi anak-anak remaja yang bercita-cita memasuki industri teknologi, Tessa menggagas inisiatif bernama Women in Tech di Indonesia. Bekerja sama dengan Society of Women Engineers (SWE) komunitas ini menyediakan panduan dan mentorship untuk anak-anak perempuan yang duduk di bangku SMA.
Program ini menyatukan para perempuan yang bekerja sebagai techpreneur, developer, dan bahkan calon teknisi untuk bertukar wawasan serta pengalaman melalui serangkaian lokakarya dan forum sosial.
Editor: Dika Irawan
Program ini menyatukan para perempuan yang bekerja sebagai techpreneur, developer, dan bahkan calon teknisi untuk bertukar wawasan serta pengalaman melalui serangkaian lokakarya dan forum sosial.
Editor: Dika Irawan
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.