Meski Sering Ditentang, Voice of Baceprot Tak Urung Geluti Musik Metal
08 March 2022 |
16:00 WIB
Band metal yang umumnya digawangi oleh kaum pria, membuat perjalanan bermusik band metal asal Garut, Voice of Baceprot (VoB), harus berhadapan dengan sejumlah stigma. Berbeda dari kebanyakan band metal, VoB beranggotakan tiga perempuan berhijab.
Mereka adalah Firda Marsya Kurnia sebagai vokalis sekaligus gitaris, Widi Rahmawati sebagai bassist, serta Euis Siti Aisyah sebagai drummer. Lewat musik kerasnya, mereka konsisten menyuarakan kritik-kritik sosial seperti isu pendidikan, perubahan iklim, hingga kesetaraan gender.
Firda Marsya Kurnia atau yang akrab disapa Marsya, menuturkan bahwa alasan yang mendasari VoB memilih musik metal adalah karena selera pribadi dari ketiga personelnya. Seiring waktu, mereka akhirnya menyadari bahwa dalam musik metal, tak hanya musiknya saja yang keras, namun liriknya juga memiliki makna yang cukup penting.
“Musik metal tuh banyak menyuarakan tentang keadilan, termasuk di dalamnya juga ada isu kesetaraan, isu lingkungan, kemanusiaan, dan lain-lain,” kata Marsya dalam konferensi pers virtual, Senin (7/3/2022).
Setelah menyadari hal tersebut, mereka akhirnya memutuskan untuk menyampaikan segala pemikiran dan kritikan mereka lewat musik metal. “Jadi kalau orang beranggapan metal itu membawa pengaruh buruk, yang harus digarisbawahi disini sebenarnya bukan metalnya, tapi apa yang disampaikan dari musik itu sendiri,” terang Marsya.
Selama perjalanan karier bermusiknya, VoB sering mendapatkan berbagai macam stigma karena pilihan mereka yang ingin menekuni musik metal. Marsya mengaku bahwa banyak pihak yang mempermasalahkan VoB menggeluti musik metal karena mereka berhijab.
“Jadi orang-orang menyarankan kalo enggak berhenti musiknya, ya lepas hijabnya. Masih banyak juga yang bilang kalo kita seharusnya lebih fokus untuk di rumah aja, dan hal-hal semacam itu sudah jadi makanan sehari-hari kita bertiga,” ungkapnya.
(Baca juga: Ajak Perempuan Berani Bersuara, Voice of Baceprot Rilis Single [Not] Public Property)
Marsya juga mengatakan bahwa penampilan mereka yang berhijab seringkali menjadi bahan perbincangan publik ketimbang kemampuan mereka dalam bermusik. Salah satunya ketika mereka menjalankan tur musik di Eropa. Banyak wartawan bertanya tentang hijab yang mereka kenakan.
“Lagi-lagi yang dinilainya adalah fisik kita, karena kita terlihat aneh mengenakan hijab, untuk lingkungan musik metal yang identik gondrong, tatoan, dan segala macam. Jadi sebenarnya orang-orang tuh lupa kalau kita itu sebenarnya ingin menunjukkan kemampuan kita, karena mereka terlalu fokus pada penampilan,” ucap Marsya.
Pertentangan itu pun datang dari lingkungan terdekat para personel VoB seperti keluarga. Profesi musisi yang dipilih VoB dinilai tidak bisa menjamin masa depan mereka nantinya. Terlebih, mereka juga dianggap bisa menyebarkan pengaruh buruk karena menggeluti musik metal.
Tak hanya itu, Marsya juga mengatakan bahwa mereka pernah mendapatkan teror yang mengancam keselamatan diri mereka. Meski demikian, dia menegaskan bahwa VoB akan terus berjalan dan berkarya meski banyak pertentangan yang mereka terima.
“Tapi kita memutuskan untuk jalan aja. Karena kalau kita berhenti justru itu yang mereka inginkan. Kita enggak mau menyerah pada ketakutan,” tegas Marsya.
Editor: Gita
Mereka adalah Firda Marsya Kurnia sebagai vokalis sekaligus gitaris, Widi Rahmawati sebagai bassist, serta Euis Siti Aisyah sebagai drummer. Lewat musik kerasnya, mereka konsisten menyuarakan kritik-kritik sosial seperti isu pendidikan, perubahan iklim, hingga kesetaraan gender.
Firda Marsya Kurnia atau yang akrab disapa Marsya, menuturkan bahwa alasan yang mendasari VoB memilih musik metal adalah karena selera pribadi dari ketiga personelnya. Seiring waktu, mereka akhirnya menyadari bahwa dalam musik metal, tak hanya musiknya saja yang keras, namun liriknya juga memiliki makna yang cukup penting.
“Musik metal tuh banyak menyuarakan tentang keadilan, termasuk di dalamnya juga ada isu kesetaraan, isu lingkungan, kemanusiaan, dan lain-lain,” kata Marsya dalam konferensi pers virtual, Senin (7/3/2022).
Voice of Baceprot (Dok. Voice of Baceprot Official)
Selama perjalanan karier bermusiknya, VoB sering mendapatkan berbagai macam stigma karena pilihan mereka yang ingin menekuni musik metal. Marsya mengaku bahwa banyak pihak yang mempermasalahkan VoB menggeluti musik metal karena mereka berhijab.
“Jadi orang-orang menyarankan kalo enggak berhenti musiknya, ya lepas hijabnya. Masih banyak juga yang bilang kalo kita seharusnya lebih fokus untuk di rumah aja, dan hal-hal semacam itu sudah jadi makanan sehari-hari kita bertiga,” ungkapnya.
(Baca juga: Ajak Perempuan Berani Bersuara, Voice of Baceprot Rilis Single [Not] Public Property)
Marsya juga mengatakan bahwa penampilan mereka yang berhijab seringkali menjadi bahan perbincangan publik ketimbang kemampuan mereka dalam bermusik. Salah satunya ketika mereka menjalankan tur musik di Eropa. Banyak wartawan bertanya tentang hijab yang mereka kenakan.
“Lagi-lagi yang dinilainya adalah fisik kita, karena kita terlihat aneh mengenakan hijab, untuk lingkungan musik metal yang identik gondrong, tatoan, dan segala macam. Jadi sebenarnya orang-orang tuh lupa kalau kita itu sebenarnya ingin menunjukkan kemampuan kita, karena mereka terlalu fokus pada penampilan,” ucap Marsya.
Pertentangan itu pun datang dari lingkungan terdekat para personel VoB seperti keluarga. Profesi musisi yang dipilih VoB dinilai tidak bisa menjamin masa depan mereka nantinya. Terlebih, mereka juga dianggap bisa menyebarkan pengaruh buruk karena menggeluti musik metal.
Tak hanya itu, Marsya juga mengatakan bahwa mereka pernah mendapatkan teror yang mengancam keselamatan diri mereka. Meski demikian, dia menegaskan bahwa VoB akan terus berjalan dan berkarya meski banyak pertentangan yang mereka terima.
“Tapi kita memutuskan untuk jalan aja. Karena kalau kita berhenti justru itu yang mereka inginkan. Kita enggak mau menyerah pada ketakutan,” tegas Marsya.
Editor: Gita
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.