Menengok Warisan Karya Seniman Patung Iriantine Karnaya
01 March 2022 |
13:03 WIB
Seniman Iriantine Karnaya meninggal dunia pada Senin, 28 Februari 2022 pukul 05.00 WIB. Seniman kelahiran Rangkasbitung, Banten, 9 Januari 1950 tersebut merupakan seniman pematung yang karyanya telah ditampilkan di banyak pameran.
Dalam laman media sosial Galeri Nasional Indonesia yang dipantau Hypeabis.id, salah satu pameran tempat karya sang seniman ditampilkan adalah Trienal Seni Patung Indonesia #2 di Galeri Nasional Indonesia pada 2014 silam.
Tidak hanya itu, dari sejumlah karya-karya yang dibuatnya, terdapat karya yang menjadi koleksi Galeri Nasional Indonesia. Dengan begitu, karya sang seniman berarti telah menjadi koleksi negara.
“Yaitu Gula dan Semut, media campuran 290 x 389 x 389 cm,” demikian tertulis dalam laman Instagram Galeri Nasional Indonesia.
Sang seniman juga kerap mengeksplorasi bahan-bahan metal dalam mencipta karya-karya seni rupa patung yang dibuat.
Dalam laman Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, sang seniman disebut pernah “bergelut” dengan bahan fiberglass yang dilelehkan di atas kompor panas di garasinya.
Fiberglass yang sudah liat itu diolah oleh sang seniman untuk menjadi sebuah bentuk yang diinginkan, dan dibentuk sebuah karya seni.
Dalam perjalanan karirnya, sang seniman juga tercatat beberapa kali telah menerima penghargaan terkait dengan seni, seperti Karya Terbaik dalam Pameran Seni Patung Trienal II (1998) dan Pemenang ke-II Terbaik Festival Patung Dimensi Jakarta (2006).
Selain sebagai seniman, Iriantine juga merupakan pengajar Seni Rupa Dasar di Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Indonesia (UI) dan mengajar di Studio Patung Institut Kesenian Jakarta (IKJ).
Kemudian, wanita yang menempuh pendidikan jurusan Seni Rupa Institut Teknologi Bandung (ITB) pada 1969-1975 tersebut juga kerap menjadi pembicara dalam seminar dan diskusi-diskusi seni rupa, serta juri kejuaraan seni.
Editor: Fajar Sidik
Dalam laman media sosial Galeri Nasional Indonesia yang dipantau Hypeabis.id, salah satu pameran tempat karya sang seniman ditampilkan adalah Trienal Seni Patung Indonesia #2 di Galeri Nasional Indonesia pada 2014 silam.
Tidak hanya itu, dari sejumlah karya-karya yang dibuatnya, terdapat karya yang menjadi koleksi Galeri Nasional Indonesia. Dengan begitu, karya sang seniman berarti telah menjadi koleksi negara.
“Yaitu Gula dan Semut, media campuran 290 x 389 x 389 cm,” demikian tertulis dalam laman Instagram Galeri Nasional Indonesia.
sumber gambar : tangkapan layar IG Galeri Nasional Indonesia
Sang seniman juga kerap mengeksplorasi bahan-bahan metal dalam mencipta karya-karya seni rupa patung yang dibuat.
Dalam laman Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, sang seniman disebut pernah “bergelut” dengan bahan fiberglass yang dilelehkan di atas kompor panas di garasinya.
Fiberglass yang sudah liat itu diolah oleh sang seniman untuk menjadi sebuah bentuk yang diinginkan, dan dibentuk sebuah karya seni.
Dalam perjalanan karirnya, sang seniman juga tercatat beberapa kali telah menerima penghargaan terkait dengan seni, seperti Karya Terbaik dalam Pameran Seni Patung Trienal II (1998) dan Pemenang ke-II Terbaik Festival Patung Dimensi Jakarta (2006).
Selain sebagai seniman, Iriantine juga merupakan pengajar Seni Rupa Dasar di Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Indonesia (UI) dan mengajar di Studio Patung Institut Kesenian Jakarta (IKJ).
Kemudian, wanita yang menempuh pendidikan jurusan Seni Rupa Institut Teknologi Bandung (ITB) pada 1969-1975 tersebut juga kerap menjadi pembicara dalam seminar dan diskusi-diskusi seni rupa, serta juri kejuaraan seni.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.