Simak Sejarah Singkat Isra Mikraj
08 February 2024 |
19:14 WIB
Pada hari ini, Kamis, 8 Februari 2024, umat Muslim tengah merayakan Isra Mikraj, yakni perjalanan penting Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram ke Majid al-Aqsa dalam satu malam dengan menaiki buraq dan turunnya perintah untuk menjalankan salat lima waktu.
Dikutip dari laman Muslim Hands, Isra Mikraj terjadi ketika Nabi Muhammad SAW menghadapi kesulitan dan penderitaan yang hebat. Pada saat itu, kaum Quraisy terus mencemooh, menghina, dan menindas Nabi dan para pengikutnya. Kala itu juga, Nabi Muhammad SAW kehilangan sang istri, yakni Khadijah dan paman yang merupakan pelindungnya.
Baca juga: Kumpulan Ucapan Selamat Isra Miraj 2024, Cocok Dibagikan di Status Media Sosial
Allah SWT menganuegarahi Nabi Muhammad SAW setelah melewati begitu banyak penderitaan dan kesedihan. Pada saat itu, Nabi dipindahkan melintasi angkasa dan bertemu dengan Allah SWT.
Perjalanan Nabi Muhammad bermula ketika sedang tidur di rumah Ummu Hanni di Makkah. Pada saat itu, atap rumah terbuka dan malaikat Jibril turun. Kemudian, para ulama mengatakan bahwa Nabi dibawa ke Hijr.
Setelah itu, Nabi menaiki buraq. Dalam perjalanannya, Nabi berhenti di beberapa tempat, yakni Madinah, Gunung Sinai, Betlehem, dan Makam Nabi Musa sebelum tiba di Majidil Aqsa. Di tempat ini, 124.000 Nabi telah menunggu Nabi Muhammad SAW.
Nabi Muhammad SAW pun memimpin mereka untuk melaksanakan salat. Beberapa riwayat juga menyebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW melakukan salat dua rakaat yang dikenal sebagai Tahiyyat al-Masjid.
Malaikat Jibril memperkenalkannya kepada Malaikat Malik, penjaga neraka. Setelah itu, Nabi Muhammad SAW juga melihat nabi lainnya seperti Isa, Ibrahim, dan sebagainya. Para nabi yang ada sebagian besar berbicara tentang hari kiamat setelah memuji Allah SWT.
Nabi Ibrahim dan Musa disebut tidak memiliki pengetahuan tentang hari akhir. Namun, Isa menyebut Dajjal dan berkata akan turun untuk membunuhnya. Kemudian, orang-orang akan kembali negerinya masing—masing dan akan berhadapan dengan Ya’juj dan Ma’juj. Dari Majidil Al-Aqsa, Nabi Muhammad naik ke surga.
Dikutip dari laman Kementerian Agama, Nabi Muhammad SAW memperoleh salat lima waktu seusai melakukan perjalanan Isra Mikraj. Salat lima waktu itu merupakan kewajiban bagi seluruh umat Muslim di dunia – termasuk Indonesia.
Nabi Muhammad yang naik ke Sidaratul Muntaha atau langit paling tinggi mendapatkan perintah langsung dari Allah SWT guna menjalankan salat lima waktu.
Untuk diketahui, di Indonesia, ada berbagai kegiatan masyarakat untuk merayakan Isra Mikraj, dari pengajian sampai dengan acara seperti lomba membaca al-quran, adzan, membuat kaligrafi, dan sebagainya.
Tidak hanya itu, di beberapa daerah juga terdapat budaya atau tradisi unik dalam merayakan Isra Mikraj. Salah satu di antaranya adalah Hajad Dalem Yasa Peksi Burak di keraton Yogakarta.
Dalam laman Kraton Yogyakarta, yasa berarti membuat atau mengadakan. Sementara peksi memiliki arti burung. Adapun, burak adalah buraq, makhluk yang diyakini menjadi kendaraan Nabi Muhammad SAW saat melakukan perjalanan Isira Mikraj.
Yasa Peksi Burak berlangsung dari pagi sampai selesai. Peksi burak yang telah terangkai diarak ke Masjid Gedhe. Kemudia, Abdi Dalem Suranata yang bertugas akan menyerahkan peksi burak kepada Abdi Dalem Pengulon Masjid Gedhe. Peringatan isra mikraj dilaksanakan pada malam hari selesai shalat Isya.
Baca juga: Sejarah Singkat Isra Miraj, Momen Pertama Diwajibkannya Salat Lima Waktu
Editor: Dika Irawan
Dikutip dari laman Muslim Hands, Isra Mikraj terjadi ketika Nabi Muhammad SAW menghadapi kesulitan dan penderitaan yang hebat. Pada saat itu, kaum Quraisy terus mencemooh, menghina, dan menindas Nabi dan para pengikutnya. Kala itu juga, Nabi Muhammad SAW kehilangan sang istri, yakni Khadijah dan paman yang merupakan pelindungnya.
Baca juga: Kumpulan Ucapan Selamat Isra Miraj 2024, Cocok Dibagikan di Status Media Sosial
Allah SWT menganuegarahi Nabi Muhammad SAW setelah melewati begitu banyak penderitaan dan kesedihan. Pada saat itu, Nabi dipindahkan melintasi angkasa dan bertemu dengan Allah SWT.
Perjalanan Nabi Muhammad bermula ketika sedang tidur di rumah Ummu Hanni di Makkah. Pada saat itu, atap rumah terbuka dan malaikat Jibril turun. Kemudian, para ulama mengatakan bahwa Nabi dibawa ke Hijr.
Setelah itu, Nabi menaiki buraq. Dalam perjalanannya, Nabi berhenti di beberapa tempat, yakni Madinah, Gunung Sinai, Betlehem, dan Makam Nabi Musa sebelum tiba di Majidil Aqsa. Di tempat ini, 124.000 Nabi telah menunggu Nabi Muhammad SAW.
Nabi Muhammad SAW pun memimpin mereka untuk melaksanakan salat. Beberapa riwayat juga menyebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW melakukan salat dua rakaat yang dikenal sebagai Tahiyyat al-Masjid.
Malaikat Jibril memperkenalkannya kepada Malaikat Malik, penjaga neraka. Setelah itu, Nabi Muhammad SAW juga melihat nabi lainnya seperti Isa, Ibrahim, dan sebagainya. Para nabi yang ada sebagian besar berbicara tentang hari kiamat setelah memuji Allah SWT.
Nabi Ibrahim dan Musa disebut tidak memiliki pengetahuan tentang hari akhir. Namun, Isa menyebut Dajjal dan berkata akan turun untuk membunuhnya. Kemudian, orang-orang akan kembali negerinya masing—masing dan akan berhadapan dengan Ya’juj dan Ma’juj. Dari Majidil Al-Aqsa, Nabi Muhammad naik ke surga.
Dikutip dari laman Kementerian Agama, Nabi Muhammad SAW memperoleh salat lima waktu seusai melakukan perjalanan Isra Mikraj. Salat lima waktu itu merupakan kewajiban bagi seluruh umat Muslim di dunia – termasuk Indonesia.
Nabi Muhammad yang naik ke Sidaratul Muntaha atau langit paling tinggi mendapatkan perintah langsung dari Allah SWT guna menjalankan salat lima waktu.
Untuk diketahui, di Indonesia, ada berbagai kegiatan masyarakat untuk merayakan Isra Mikraj, dari pengajian sampai dengan acara seperti lomba membaca al-quran, adzan, membuat kaligrafi, dan sebagainya.
Tidak hanya itu, di beberapa daerah juga terdapat budaya atau tradisi unik dalam merayakan Isra Mikraj. Salah satu di antaranya adalah Hajad Dalem Yasa Peksi Burak di keraton Yogakarta.
Dalam laman Kraton Yogyakarta, yasa berarti membuat atau mengadakan. Sementara peksi memiliki arti burung. Adapun, burak adalah buraq, makhluk yang diyakini menjadi kendaraan Nabi Muhammad SAW saat melakukan perjalanan Isira Mikraj.
Yasa Peksi Burak berlangsung dari pagi sampai selesai. Peksi burak yang telah terangkai diarak ke Masjid Gedhe. Kemudia, Abdi Dalem Suranata yang bertugas akan menyerahkan peksi burak kepada Abdi Dalem Pengulon Masjid Gedhe. Peringatan isra mikraj dilaksanakan pada malam hari selesai shalat Isya.
Baca juga: Sejarah Singkat Isra Miraj, Momen Pertama Diwajibkannya Salat Lima Waktu
Editor: Dika Irawan
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.