Harus Tahu! Ini Dia Cara Atur Pola Makan Sesuai dengan Gen
23 February 2022 |
13:00 WIB
Di sekitar kita pasti ada orang yang sering makan tapi tidak mudah gemuk, atau sebaliknya. Ada juga orang-orang yang memiliki sistem pencernaan yang lebih sensitif dari orang lain dengan efek samping setelah mengkonsumsi makanan tertentu. Genhype ada yang tahu alasannya?
Setiap manusia berbeda, tidak hanya sifat dan bentuk fisik, gen dan sistem metabolisme manusia tidak ada yang sama sehingga masing-masing orang memiliki sensitivitas serta daya pencernaan yang berbeda-beda.
Belum lama ini muncul ilmu baru yang mengaitkan diet atau pola makan dengan gen dan DNA yang mengatur fungsi tubuh. Ilmu ini disebut dengan nutrigenomik.
Dilansir oleh Nutrition Society, studi nutrigenomik mempelajari tentang bagaimana makanan memengaruhi gen seseorang dan bagaimana gen seseorang memengaruhi cara tubuh merespons makanan. Nutrigenomik digunakan untuk mempelajari lebih lanjut tentang bagaimana gen dan diet bersama-sama dapat memengaruhi kesehatan seseorang dan risiko mengembangkan penyakit, seperti kanker.
Para ilmuwan di balik Human Genome Project, yang dilakukan pada 2001 silam menyatakan bahwa mereka berhasil memetakan gen manusia untuk mengetahui interaksi antar gen dengan makanan dan lingkungan. Nutrigenomik dianggap sebagai kebutuhan zat gizi setiap individu berdasarkan gen yang dimilikinya.
Ada lima prinsip dasar yang melandasi ilmu ini, seperti dikutip melalui Hello Sehat, yaitu.
Setiap manusia berbeda, tidak hanya sifat dan bentuk fisik, gen dan sistem metabolisme manusia tidak ada yang sama sehingga masing-masing orang memiliki sensitivitas serta daya pencernaan yang berbeda-beda.
Belum lama ini muncul ilmu baru yang mengaitkan diet atau pola makan dengan gen dan DNA yang mengatur fungsi tubuh. Ilmu ini disebut dengan nutrigenomik.
Dilansir oleh Nutrition Society, studi nutrigenomik mempelajari tentang bagaimana makanan memengaruhi gen seseorang dan bagaimana gen seseorang memengaruhi cara tubuh merespons makanan. Nutrigenomik digunakan untuk mempelajari lebih lanjut tentang bagaimana gen dan diet bersama-sama dapat memengaruhi kesehatan seseorang dan risiko mengembangkan penyakit, seperti kanker.
Para ilmuwan di balik Human Genome Project, yang dilakukan pada 2001 silam menyatakan bahwa mereka berhasil memetakan gen manusia untuk mengetahui interaksi antar gen dengan makanan dan lingkungan. Nutrigenomik dianggap sebagai kebutuhan zat gizi setiap individu berdasarkan gen yang dimilikinya.
Ada lima prinsip dasar yang melandasi ilmu ini, seperti dikutip melalui Hello Sehat, yaitu.
-
Zat makanan berpengaruh pada gen manusia, walaupun pengaruhnya terjadi langsung maupun tak langsung.
-
Pada kondisi tertentu, diet atau zat makanan yang dimakan adalah faktor risiko penyebab timbulnya suatu penyakit.
-
Zat gizi yang terdapat pada makanan mempunyai pengaruh besar untuk membuat tubuh sehat atau pun sakit, hal ini tergantung dengan susunan genetik masing-masing individu.
-
Beberapa gen dalam tubuh, yang jumlah serta strukturnya diatur dan dipengaruhi oleh diet, dapat mempengaruhi tingkat keparahan suatu penyakit kronis.
-
Konsumsi makanan yang didasarkan dari kebutuhan masing-masing individu, ternyata dapat digunakan untuk mencegah, mengatasi, serta menyembuhkan berbagai penyakit kronis.
Saat ini beberapa rumah sakit dan dokter spesialis gizi telah menyediakan program nutrigenomic nutrition merupakan program pengaturan diet dan latihan fisik dengan mengambil sampel DNA menggunakan saliva atau air ludah.
Hasil pemeriksaan genetik ini dilakukan untuk menyesuaikan pola makan dan pola olahraga yang dibutuhkan tiap individu berdasarkan bagaimana gen mereka merespon tiap jenis dan zat makanan.
Pasien tertentu mungkin akan disarankan untuk membatasi konsumsi lemak jenuh, pada individu lain lemak baik mungkin diperlukan untuk menurunkan berat badan. Begitu juga dengan pola olahraga, pasien tertentu mungkin disarankan untuk angkat beban, sementara pasien lain melakukan jalan cepat untuk mencapai berat badan ideal.
Genhype yang tertarik dengan program ini bisa berkonsultasi dengan dokter spesialis gizi ya.
Editor: Gita
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.