Ilustrasi (Dok. Mufid Majnun/Unsplash)

Hipertensi Punya Risiko Besar pada Perempuan, Simak Penjelasannya!

19 February 2022   |   16:00 WIB
Image
Luke Andaresta Jurnalis Hypeabis.id

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi ketika tekanan darah mencapai 130/80 mmHg atau lebih. Jika tidak segera ditangani, hipertensi bisa menyebabkan munculnya penyakit-penyakit serius yang mengancam nyawa seperti gagal jantung, penyakit ginjal dan stroke.

Pada perempuan, penyakit hipertensi memiliki perbedaan dalam hubungannya dengan berbagai perubahan hormonal yang menyertai perempuan sepanjang siklus hidupnya yakni mulai masa kanak-kanak, fase remaja, dewasa muda, menopause serta usia tua.

“Dalam setiap fase, terdapat perubahan spesifik gender yang dapat menempatkan perempuan pada risiko hipertensi serta komplikasi yang menyertainya,” ujar dr. Siska Suridanda Dany, Sp.JP, FIHA, Anggota Pokja Panduan Konsensus Indonesian Society of Hypertension (InaSH).

Dalam paparannya, Dokter Siska menjelaskan hipertensi ditemukan pada sekitar 10 persen kehamilan dan menempati urutan kedua sebagai kontributor penyebab kematian ibu hamil di negara berkembang. Hal ini, menurutnya, bisa menyebabkan risiko baik untuk ibu hamil seperti kejang, stroke, gagal ginjal, pembekuan darah, atau gagal jantung, serta pada bayi seperti kelahiran prematur, pertumbuhan terhambat dan kerusakan plasenta.

Adapun, beberapa kriteria ibu hamil yang berisiko mengalami hipertensi di antaranya berusia kurang dari 20 tahun atau lebih dari 40 tahun, memiliki riwayat hipertensi, menderita diabetes melitus, kelebihan berat badan atau obesitas, kehamilan kembar, riwayat gangguan ginjal serta penyakit autoimun.

“Tata laksana hipertensi dan komplikasinya pada kehamilan, harus mempertimbangkan perubahan hormonal yang terjadi serta kondisi kehamilan yang menyebabkan keterbatasan terapi antihipertensi yang dapat diberikan,” terangnya.
 

f

Ilustrasi (Dok. Mufid Majnun/Unsplash)

Dokter Siska menjelaskan bahwa penggunaan obat kontrasepsi hormonal juga merupakan salah satu aspek spesifik gender terjadinya peningkatan tekanan darah. Hipertensi terkait pil kontrasepsi didapatkan pada sekitar 2 persen hingga 5 persen perempuan dengan tekanan darah yang awalnya normal, sedangkan pada perempuan hipertensi, peningkatan tekanan darah terjadi pada 9 persen-16 perse pada pengguna pil kontrasepsi.

Risiko terjadinya hipertensi ini berhubungan dengan dosis dan jenis kontrasepsi yang digunakan, kebiasaan merokok, usia, obesitas, lama dan dosis obat kontrasepsi yang digunakan, serta adanya riwayat hipertensi di keluarga.

“Apabila tekanan darah tetap tinggi walaupun telah dilakukan penyesuaian jenis pil kontrasepsi maka pil kontrasepsi harus dihentikan,“ katanya.

(Baca juga: 4 Langkah Jitu Cegah dan Kendalikan Hipertensi)

Saat perempuan memasuki fase menopause, jelas Dokter Siska, hormon estrogen yang berperan penting dalam relaksasi pembuluh darah dan pengaturan tekanan darah, kadarnya akan berkurang. Hal ini menyebabkan gangguan relaksasi dan peningkatan kekakuan pembuluh darah, peningkatan sensitivitas terhadap garam, penambahan berat badan, perubahan metabolisme lemak dan terjadinya penyempitan pembuluh darah.

“Fase ini merupakan masa kehidupan yang kritis untuk terjadinya hipertensi serta penyakit jantung dan pembuluh darah pada perempuan,” ujarnya.

Adapun, Perhimpunan Hipertensi Indonesia (Indonesian Society on Hypertension/InaSH) pada 2018 telah menerbitkan konsensus mengenai Hipertensi pada Perempuan, dengan tujuan memberikan dokumen komprehensif dalam hal berbagai aspek hipertensi di sepanjang siklus kehidupan perempuan, terutama di Indonesia.

“Topik ini kami anggap selalu relevan dengan problematika kehidupan perempuan, dan kami harapkan dapat menjadi salah satu pengingat agar perempuan selalu waspada terhadap hipertensi serta komplikasi yang menyertainya, seperti penyakit jantung, stroke dan gagal ginjal,“ kata Dokter Siska.


Editor: Indyah Sutriningrum
 

SEBELUMNYA

Survei Ini Ungkap Tren Belanja Online Jelang Ramadhan akan Meningkat

BERIKUTNYA

James Gunn dan John Cena Akan Kembali untuk Peacemaker Musim Kedua

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: