Seniman Street Art Menggelar Kampanye Seni Jalanan di 7 Kota
09 February 2022 |
12:49 WIB
Animal Friends Jogja (AFJ) bersama Act For Farmed Animals (AFFA) bekerjasama dengan para seniman mural dan relawan Barisan Muda-Mudi Xayang Xatwa (BMXX) menggelar kampanye seni jalanan serentak di Medan, Palembang, Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, dan Denpasar.
Para seniman juga membuat mural yang menggambarkan kondisi hidup mengenaskan para ayam petelur di kandang baterai serta penempelan poster-poster edukatif untuk menyadarkan publik tentang kejamnya praktik kandang baterai bagi ayam petelur.
Dalam rilis yang diterima oleh Hypeabis.id, Ruru, perwakilan seniman mural di Kota Palembang, berharap masyarakat mendapakan edukasi tentang apa yang dikonsumsi dan kepedulian akan kesejahteraan hewan makin meningkat dengan ada mural-mural yang dibuat.
"Kekejaman kandang baterai mungkin masih merupakan informasi yang baru, bahkan melihat ayam-ayam yang terkurung di dalamnya pun dianggap pemandangan yang biasa,” katanya.
(Baca juga: Kolektif Hysteria dan Geliat Komunitas Seni di Semarang)
Dia menuturkan kampanye yang digagas oleh Animal Friends Jogja ini membuka mata para seniman tentang penderitaan para ayam.
Sementara Xgo dari Serikat Mural Surabaya menuturkan karya-karya seni jalanan atau street art, baik itu mural, poster, wheatpaste, stensil, grafiti, dan sebagainya, di Indonesia sudah banyak menyoroti isu-isu politik, sosial, dan kemanusiaan.
“Tapi entah kenapa street art sayangnya masih jarang menyuarakan ketidakadilan terhadap hewan termasuk para hewan yang dieksploitasi di industri peternakan,” katanya.
Elly Mangunsong, Koordinator Corporate Outreach AFJ, mengatakan senang dengan keterlibatan dan dukungan para seniman terhadap kampanye untuk mengakhiri sistem kandang baterai di dalam negeri.
Dia berharap kampanye kreatif seni jalanan ini dapat menarik dukungan masyarkat untuk turut mendesak perusahaan-perusahaan pangan agar beralih menggunakan telur dari peternakan bebas kandang baterai yang menerapkan standar kesejahteraan hewan yang tinggi.
Untuk diketahui, penggunaan kandang baterai telah dilarang di berbagai negara seperti Swiss, Uni Eropa, Bhutan, dan banyak negara bagian di Amerika Serikat karena dianggap sebagai bentuk penyiksaan ekstrem terhadap hewan.
Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) PBB, disebutkan dalam rilis yang sama, sistem ini masih dominan di Indonesia dengan lebih dari 260 juta ayam petelur.
Dalam kerangkeng kandang baterai sempit, setiap ayam cuma memiliki ruang gerak kurang dari selembar kertas A4.
Saking sempitnya, sistem ini tidak memungkinkan ayam melakukan hampir semua perilaku alami yang penting untuk kesejahteraannya seperti bertengger, bersarang untuk bertelur, mandi debu, apalagi mengais tanah dan menjelajah.
Editor: Avicenna
Para seniman juga membuat mural yang menggambarkan kondisi hidup mengenaskan para ayam petelur di kandang baterai serta penempelan poster-poster edukatif untuk menyadarkan publik tentang kejamnya praktik kandang baterai bagi ayam petelur.
Dalam rilis yang diterima oleh Hypeabis.id, Ruru, perwakilan seniman mural di Kota Palembang, berharap masyarakat mendapakan edukasi tentang apa yang dikonsumsi dan kepedulian akan kesejahteraan hewan makin meningkat dengan ada mural-mural yang dibuat.
"Kekejaman kandang baterai mungkin masih merupakan informasi yang baru, bahkan melihat ayam-ayam yang terkurung di dalamnya pun dianggap pemandangan yang biasa,” katanya.
(Baca juga: Kolektif Hysteria dan Geliat Komunitas Seni di Semarang)
Dia menuturkan kampanye yang digagas oleh Animal Friends Jogja ini membuka mata para seniman tentang penderitaan para ayam.
Sementara Xgo dari Serikat Mural Surabaya menuturkan karya-karya seni jalanan atau street art, baik itu mural, poster, wheatpaste, stensil, grafiti, dan sebagainya, di Indonesia sudah banyak menyoroti isu-isu politik, sosial, dan kemanusiaan.
“Tapi entah kenapa street art sayangnya masih jarang menyuarakan ketidakadilan terhadap hewan termasuk para hewan yang dieksploitasi di industri peternakan,” katanya.
Elly Mangunsong, Koordinator Corporate Outreach AFJ, mengatakan senang dengan keterlibatan dan dukungan para seniman terhadap kampanye untuk mengakhiri sistem kandang baterai di dalam negeri.
Dia berharap kampanye kreatif seni jalanan ini dapat menarik dukungan masyarkat untuk turut mendesak perusahaan-perusahaan pangan agar beralih menggunakan telur dari peternakan bebas kandang baterai yang menerapkan standar kesejahteraan hewan yang tinggi.
Untuk diketahui, penggunaan kandang baterai telah dilarang di berbagai negara seperti Swiss, Uni Eropa, Bhutan, dan banyak negara bagian di Amerika Serikat karena dianggap sebagai bentuk penyiksaan ekstrem terhadap hewan.
Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) PBB, disebutkan dalam rilis yang sama, sistem ini masih dominan di Indonesia dengan lebih dari 260 juta ayam petelur.
Dalam kerangkeng kandang baterai sempit, setiap ayam cuma memiliki ruang gerak kurang dari selembar kertas A4.
Saking sempitnya, sistem ini tidak memungkinkan ayam melakukan hampir semua perilaku alami yang penting untuk kesejahteraannya seperti bertengger, bersarang untuk bertelur, mandi debu, apalagi mengais tanah dan menjelajah.
Editor: Avicenna
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.