Jangan Takut Operasi, Ada Teknik ERAS yang Mempercepat Recovery
09 February 2022 |
14:41 WIB
Tindakan operasi seringkali menjadi momok menakutkan bagi segelintir orang. Saat diketahui harus menjalaninya, jantung seketika berdebar dan terlintas berbagai pertanyaan di dalam benak hingga menimbulkan rasa ragu dan ketakutan bahwa pemulihan akan berjalan lama.
Dokter Spesialis Anestesi RSUI, dr. Anggara Gilang Dwiputra, menerangkan saat ini ada yang dinamakan enhanced recovery after surgery (ERAS). Dengan teknik ini, pasien yang telah menjalani operasi dapat kembali beraktivitas secara normal secepat mungkin.
Teknik ERAS sebenarnya sudah ditemukan pada tahun 90-an, seiring dengan majunya dan berkembangnya teknik dan teknologi alat kesehatan, namun baru populer akhir-akhir ini.
Tujuan teknik ERAS adalah agar pasien lebih aman dan nyaman saat maupun pasca menjalani operasi. Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian yang menunjukan bahwa teknik ERAS dapat mempercepat masa pemulihan 30-40 persen, mengurangi komplikasi operasi, dan pembiusan lebih minimal.
(Baca juga: Operasi Tiroid, Park So-dam Tak Hadiri Promosi Film Special Cargo)
Umumnya ERAS dikenal masyarakat sebagai teknik untuk mengurangi nyeri saat melakukan operasi sesar ketika bersalin, namun bisa juga digunakan untuk prosedur operasi lainnya.
Anggara menyebut ERAS dapat digunakan untuk tindakan operasi saluran cerna (colon-rectal) sebanyak 87 persen, kandungan (gynecology) sebanyak 51 persen, tumor (surgery oncology) sebanyak 39 persen, dan saluran kemih (urology) sebanyak 35 persen.
"Secara umum, manfaat metode ERAS adalah pemulihan cepat setelah operasi, mengurangi lama rawat rumah sakit, meningkatkan kepuasan dan kenyamanan pasien, dan mengurangi resiko komplikasi operasi,” tambahnya.
Sementara itu, dia menerangkan eberhasilan teknik ERAS sangat dipengaruhi oleh beberapa komponen, berikut di antaranya:
Dokter Spesialis Anestesi RSUI, dr. Anggara Gilang Dwiputra, menerangkan saat ini ada yang dinamakan enhanced recovery after surgery (ERAS). Dengan teknik ini, pasien yang telah menjalani operasi dapat kembali beraktivitas secara normal secepat mungkin.
Teknik ERAS sebenarnya sudah ditemukan pada tahun 90-an, seiring dengan majunya dan berkembangnya teknik dan teknologi alat kesehatan, namun baru populer akhir-akhir ini.
Tujuan teknik ERAS adalah agar pasien lebih aman dan nyaman saat maupun pasca menjalani operasi. Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian yang menunjukan bahwa teknik ERAS dapat mempercepat masa pemulihan 30-40 persen, mengurangi komplikasi operasi, dan pembiusan lebih minimal.
(Baca juga: Operasi Tiroid, Park So-dam Tak Hadiri Promosi Film Special Cargo)
Umumnya ERAS dikenal masyarakat sebagai teknik untuk mengurangi nyeri saat melakukan operasi sesar ketika bersalin, namun bisa juga digunakan untuk prosedur operasi lainnya.
Anggara menyebut ERAS dapat digunakan untuk tindakan operasi saluran cerna (colon-rectal) sebanyak 87 persen, kandungan (gynecology) sebanyak 51 persen, tumor (surgery oncology) sebanyak 39 persen, dan saluran kemih (urology) sebanyak 35 persen.
"Secara umum, manfaat metode ERAS adalah pemulihan cepat setelah operasi, mengurangi lama rawat rumah sakit, meningkatkan kepuasan dan kenyamanan pasien, dan mengurangi resiko komplikasi operasi,” tambahnya.
Sementara itu, dia menerangkan eberhasilan teknik ERAS sangat dipengaruhi oleh beberapa komponen, berikut di antaranya:
1. Konseling pre-operatif
Pada proses konseling ini, seseorang yang akan menjalani operasi diberikan edukasi mengenai proses pembiusan dan proses operasi yang akan dijalani, risiko dan komplikasi, cara untuk mencegah efek samping dan meminimalisir risiko tindakan.
2. Optimalisasi nutrisi dan penyakit komorbid
Pada komponen ini seseorang yang akan menjalani ERAS harus dipastikan status nutrisi dan penyakit penyerta lainnya seperti hipertensi atau diabetes dalam kondisi terkontrol sehingga pasien dalam kondisi optimal sebelum menjalani operasi dengan teknik ERAS.
3. Pemberian antinyeri, antimual, atau antimuntah
Dokter akan memberikan beberapa jenis golongan dari anti nyeri, anti mual atau anti muntah agar mencapai efek anti yang optimal serta meminimalisir efek dari pemberian obat tersebut.
4. Pemberian obat bius
Pemberian obat bius dilakukam agar pasien tidak merasakan efek dari operasi yang dilakukan
5. Mobilisasi dini
Selain itu, keberhasilan teknik ERAS tak luput dari kerja sama yang kuat interdisipliner antara dokter operator (dokter bedah), dokter anestesi, dokter penyakit dalam atau dokter anak, dokter gizi, dan keperawatan yang dilakukan saat persiapan sebelum operasi, proses operasi, maupun pascaoperasi.
Editor: Avicenna
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.