Salah satu produk Batiksoul Guitars (Batiksoul guitars)

Batiksoul Guitars, Perkawinan antara Gitar & Batik

09 May 2021   |   10:53 WIB
Image
Yudi Supriyanto Jurnalis Hypeabis.id

Perpaduan antara gitar dan batik ternyata menghasilkan produk yang estetik. Inilah yang dilakukan oleh Guruh Sabdo Nugroho melalui Batiksoul Guitars. Berkat inovasinya, gitar batik ini laris dipesan oleh para musisi, baik dalam maupun luar negeri. 
 
Guruh mendirikan usahanya Batiksoul Guitars ini pada 2011 di Surakarta, Jawa Tengah, dari rasa ketertarikannya terhadap gitar-gitar butik khas yang bercirikan Indonesia. “Kebetulan saya sendiri  tinggal di salah satu sentra batik di Solo,” katanya.
 
Dia membutuhkan waktu 2 tahun untuk berhasil menerapkan proses batik tulis pewarna alam ke dalam media instrumen akustik yang ketebalannya hanya 2,5 mm tanpa merusak kualitas resonansi dan humiditas solidwood-nya.
 
Perlu beberapa hal dalam satu rancang bangun guitar acoustic boutique yang menggunakan material solidwood premium. Salah satunya adalah kualitas kayu atau grade kayu itu sendiri, karakter serat kayu, densitas, umur kayu dan tingkat kekeringan kayu.
 
Selain itu biaya terbesar dalam membuat guitar akustik berkonsep boutique adalah bukan dari sisi material yang dipakai, melainkan dari craftsmanship dan kualitas gitar yang dihasilkan.
 
Pembuatan satu gitar boutique memerlukan waktu paling cepat 1—2 Bulan. Pada konsep gitar yang sulit atau desain tertentu bisa memakan waktu 3 bulan.
 
Jika dalam rancang bangun itu humiditasnya berubah, maka hal itu dapat menyebabkan badan gitar mudah retak. Seandainya tidak retak pun kualitas resonansi dari gitar akan mengalami perubahan. Seperti diketahui, proses batik tradisional pada batik menggunakan lilin malam dan canting.

Setelah itu proses pewarnaan. Pada tahap pewarnaan inilah batik menggunakan air panas untuk melorot gradasi warna batiknya.
 
Penggunaan air panas ini tentu tidak bisa diterapkannya ke media akustik gitar yang memiliki ketebalan hanya 2,7 mm karena kayu solidnya akan retak atau menggeliat.

“Hal itulah yang membuat proses development hampir 2 tahun, 2012—2014, untuk menemukan proses formula yang pas dalam membentuk gradasi warna batik pada body gitar tanpa merusak kualitas body gitar dan kualitas resonansinya, serta tentunya dapat bertahan di negara empat musim,” katanya.
 
Modal awal yang harus dia keluarkan untuk membuat beberapa prototipe mencapai puluhan juta rupiah. Saat itu, banyak prototipe gitar batik yang gagal.
 
Saat dia berhasil membuat gitar bukan berarti tidak ada tantangan lagi. Dia harus meyakinkan konsumen produk gitar yang telah dibuatnya itu, membangun branding, terutama bagi pembeli luar negeri.
 
Selain itu sebagai UMKM, biaya logistik pengiriman barang dari Indonesia ke luar negeri cukup mahal, sehingga kadang produk Indonesia kurang bisa bersaing dengan produk dari negara lain.
 
Beruntung, sebagai UMKM, dirinya sering mendapatkan fasilitas dari pemerintah melalui beberapa kementerian untuk melakukan promosi di beberapa pameran. Kini, modal yang pernah dikeluarkannya tersebut untuk mendevelop pada awal-awal cukup setimpal dengan hasil yang dia dapat pada saat ini. Harga solidwood akustik saat ini dibanderol mulai dari Rp6 juta.
 
Batiksoul masih menjadi pionir gitar akustik batik pertama di Indonesia yang menggunakan batik pewarna alam dan diproses secara tradisional dengan canting.
 
“Produk kami selain di dalam negeri juga kami lepas ke Singapura, Jepang, Amerika Serikat, dan beberapa negara Eropa,” katanya.

Editor: Dika Irawan

SEBELUMNYA

Nostalgia Comfort Food Claypot Popo

BERIKUTNYA

Ingin Jualan Laris Manis Saat Ramadan? Simak Tips Ini Yuk!

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: