Kembangkan Imajinasi Anak dengan Bermain & Bercerita
31 January 2022 |
17:18 WIB
Daya imajinasi merupakan salah satu potensi pada anak yang perlu dikembangkan sejak usia dini lantaran imajinasi akan mendorong anak lebih kreatif, berpikir kritis, dan mampu mengembangkan kemampuan memecahkan masalah yang dihadapinya.
Tidak hanya itu, imajinasi juga bisa membentuk kepercayaan diri pada anak, mengasah dalam berpikir inovatif, serta mengeksplor bakat terpendam.
Anastasia Satriyo, Psikolog Anak dan Diploma Creative Art & Play Therapy Trainee, dalam rilis Cussons Kids, menganjurkan orang tua agar sering mengajak anak dalam kegiatan bermain dan bercerita yang merangsang imajinasi.
“Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan diantaranya adalah mendongeng, bermain peran ataupun membacakan cerita,” katanya.
Dia menjelaskan manfaat mengolah imajinasi bersama anak juga dapat meningkatkan kreativitas, melatih anak untuk memiliki kemampuan problem solving pada kemudian hari selain mempererat bonding.
(Baca juga: 7 Tips Membangun Kebiasaan Digital untuk Anak)
Anak pada umumnya akan lebih mudah mengungkap dan memproses perasaannya melalui berbagai contoh yang mereka cerna. Selain membantu memahami konsep emosi, imajinasi juga bermanfaat untuk membantu meningkatkan kemampuan sosial pada anak.
“Anak juga akan belajar memahami tentang cara bersosialisasi seperti kerja sama, empati, serta bagaimana menghargai perasaan orang lain,” katanya.
Dia menuturkan, biasanya, anak mulai berimajinasi pada usia 2 tahun. Pada momen itulah peran orang tua dibutuhkan agar imajinasi anak bisa berkembang dengan baik.
Dari segi perkembangan bahasa, anak yang sering mendengarkan orang tuanya mendongeng akan mengalami peningkatan linguistik yang lebih meningkat dibandingkan anak yang tidak pernah dibacakan dongeng.
Dunia anak, dia mengingatkan adalah dunia imajinasi. Anak memiliki dunia sendiri dan tak jarang mereka berbicara dengan teman khayalannya.
“Dengan perkembangan daya imajinasi yang masih sangat bagus ini, maka orang tua harus bisa mengarahkannya ke arah yang positif dan tetap terkontrol,” katanya.
Editor: Avicenna
Tidak hanya itu, imajinasi juga bisa membentuk kepercayaan diri pada anak, mengasah dalam berpikir inovatif, serta mengeksplor bakat terpendam.
Anastasia Satriyo, Psikolog Anak dan Diploma Creative Art & Play Therapy Trainee, dalam rilis Cussons Kids, menganjurkan orang tua agar sering mengajak anak dalam kegiatan bermain dan bercerita yang merangsang imajinasi.
“Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan diantaranya adalah mendongeng, bermain peran ataupun membacakan cerita,” katanya.
Dia menjelaskan manfaat mengolah imajinasi bersama anak juga dapat meningkatkan kreativitas, melatih anak untuk memiliki kemampuan problem solving pada kemudian hari selain mempererat bonding.
(Baca juga: 7 Tips Membangun Kebiasaan Digital untuk Anak)
Anak pada umumnya akan lebih mudah mengungkap dan memproses perasaannya melalui berbagai contoh yang mereka cerna. Selain membantu memahami konsep emosi, imajinasi juga bermanfaat untuk membantu meningkatkan kemampuan sosial pada anak.
“Anak juga akan belajar memahami tentang cara bersosialisasi seperti kerja sama, empati, serta bagaimana menghargai perasaan orang lain,” katanya.
Dia menuturkan, biasanya, anak mulai berimajinasi pada usia 2 tahun. Pada momen itulah peran orang tua dibutuhkan agar imajinasi anak bisa berkembang dengan baik.
Dari segi perkembangan bahasa, anak yang sering mendengarkan orang tuanya mendongeng akan mengalami peningkatan linguistik yang lebih meningkat dibandingkan anak yang tidak pernah dibacakan dongeng.
Dunia anak, dia mengingatkan adalah dunia imajinasi. Anak memiliki dunia sendiri dan tak jarang mereka berbicara dengan teman khayalannya.
“Dengan perkembangan daya imajinasi yang masih sangat bagus ini, maka orang tua harus bisa mengarahkannya ke arah yang positif dan tetap terkontrol,” katanya.
Editor: Avicenna
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.