Ilustrasi (Sumber gambar: Unsplash/Annie Spratt)

7 Tips Membangun Kebiasaan Digital untuk Anak 

31 January 2022   |   13:28 WIB
Image
Syaiful Millah Asisten Manajer Konten Hypeabis.id

Saat ini kita hidup pada sebuah era yang serba digital. Banyak aktivitas yang dilakukan dilakukan secara daring melalui internet, begitu juga dengan alat yang terkait seperti smartphone, desktop atau laptop, dan perangkat lain yang menjadi sarana berkegiatan. 

Bagi orang dewasa, keterampilan mengenai hal-hal yang terkait dengan digitalisasi saat ini mungkin sudah dimiliki, tetapi bagi anak-anak hal tersebut perlu diajarkan dengan baik agar bisa memaksimalkan potensi yang ada dan menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. 

Perusahaan keamanan siber Kaspersky, membagikan tujuh kebiasaan yang dapat membantu anak beradaptasi dengan dunia digital saat ini.
 

1. Jadwalkan waktu tanpa gawai 

Ketika anak menghabiskan banyak waktu memakai teknologi, mereka bisa jadi akan mengalami kecanduan. Banyak penelitian menunjukkan kecanduan dapat menyebabkan masalah tidur, perubahan suasana hati, penambahan berat badan, dan masalah-masalah lain. 

Untuk itu, para ahli menyarankan kepada orang tua untuk memperkenalkan anak-anak ke dunia daring secara bertahap. Salah satu yang efektif adalah tidak menggunakan perangkat di waktu-waktu menjelang tidur. Disarankan juga untuk menyepakati waktu lain di mana anak tidak diperbolehkan memakai gawai misalnya waktu makan bersama. 
 

2. Mengambil alih pengisi daya 

Meskipun teknologi berkembang dengan pesat, gawai saat ini masih cenderung memiliki konsumsi daya yang tinggi dan habis dengan cepat. Mintalah anak untuk meninggalkan perangkat mereka di suatu tempat untuk pengisian daya, jadi tugas mengisi perangkat dilakukan oleh orang tua. 
 

3. Perhatikan keamanan informasi 

Ketika anak tenggelam dalam dunia maya, mereka rentan terhadap sejumlah bahaya yang ada di internet termasuk penipuan, pencurian data pribadi, virus, perundungan, dan lain-lain. Beri tahu anak untuk tidak mengunjungi situs web yang mencurigakan atau memasukkan informasi pribadi dengan sembarangan. 

Jika hal ini agak sulit dilakukan hanya dengan peringatan dan imbauan, cobalah menggunakan sejumlah aplikasi atau layanan pihak ketiga yang bisa membatasi akses anak ketika menjelajah di internet.
 

4. Batasi notifikasi berlebihan 

Saat perangkat secara terus menerus mengirimkan notifikasi, orang umumnya akan mudah kewalahan dan kehilangan konsentrasi. Hal tersebut juga terjadi pada anak-anak yang bahkan bisa jadi mengklik notifikasi penting tertentu atau bahkan notifikasi berbahaya. 

Untuk itu, dianjurkan untuk membatasi notifikasi di ponsel anak-anak sehingga mereka tidak mudah teralihkan dari kegiatan yang dilakukan. Apalagi, saat ini banyak anak-anak yang menjalankan sekolah dari rumah memanfaatkan sejumlah gawai. 
 

5. Mengikuti tata cara dalam dunia digital 

Seperti halnya di dunia nyata, ada tata cara yang berjalan di dunia maya. Orang dewasa mungkin bisa menguasainya dengan mudah tapi anak-anak membutuhkan bantuan untuk menghindarkan mereka dari situasi yang membingungkan. 

Jadi, orang tua perlu mendiskusikan beberapa hal yang mungkin akan dihadapi anak secara daring. Misalnya, diskusikan perbedaan antara berkomunikasi melalui email, jejaring sosial, dan aplikasi perpesanan. 
 

6. Menata dan mengelola informasi dengan baik 

Lemari yang berantakan di dunia nyata mungkin tidak akan memengaruhi kehidupan anak secara signifikan, tapi di dunia nyata tidak demikian. ‘Lemari digital’ yang dimaksud berisi informasi penting seperti kata sandi atau fail-fail tertentu. 

Jika tidak ditata dengan baik, hal tersebut bisa berdampak negatif untuk pengalaman di dunia maya. Ajaklah anak untuk belajar mengelola informasi sejak dini, minta mereka untuk membiasakan diri membuat salinan cadangan informasi yang penting. 
 

7. Jadwalkan detoks digital 

Dengan teknologi digital yang hadir di hampir seluruh sendi kehidupan anak-anak, penting untuk secara reguler menjauhkan mereka dari internet dan sebagainya untuk berfokus pada kehidupan nyata, bersosialisasi dengan keluarga dan lingkungan sekitar. 

Jadwalkan dan lakukan detoks digital, di mana anak-anak dan orang tua menyimpan perangkat dan tidak tidak menggunakannya dalam jangka waktu tertentu. Ini bisa dilakukan dengan berbagai cara termasuk berwisata alam, melakukan olahraga, atau aktivitas lainnya. 


Editor : Gita

SEBELUMNYA

Pengembang Game Prancis Garap 2 Judul Adaptasi Agatha Christie

BERIKUTNYA

5 Fakta Menarik tentang Barongsai, Tarian Singa dalam Tradisi Imlek

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: