Begini Cara Hypefast Kembangkan Bisnis di tengah Pandemi
30 January 2022 |
18:31 WIB
Bagi banyak bisnis, COVID-19 telah memutarbalikkan keadaan di mana sebagian pemilik usaha terpaksa menggulung tikar usahanya untuk selamanya. Namun, di sisi lain ketika geliat ekonomi sempat menurun, sejumlah bisnis justru berkembang pesat.
Di samping mengalihkan fokus bisnis pada sektor yang banyak dibutuhkan seperti layanan kesehatan, jasa pengiriman makanan dan layanan digital, tidak sedikit pemilik bisnis yang menawarkan layanan online untuk pertama kalinya.
Menurut Chief Retail Operations Hypefast Tinton Ardian mengembangkan bisnis atau scale up di tengah pandemi bukan hal yang tidak mungkin.
"Pandemi sudah berjalan sejak 2020 dan rasanya kita tidak perlu lagi menunggu kapan saat yang tepat. Di Hypefast, brand mitra kami bisa mencapai dan maintain growth 10 kali lipat dalam setahun, bahkan di tengah pandemi," ujarnya dalam Talk Show How to Scale Up Your Brand di Brightspot Convergence 2021, Sabtu (29/1).
Bercerita tentang pengalamannya melakukan akuisisi brand, Tinton menuturkan bahwa timnya menemukan berbagai masalah bisnis kecil mulai dari pricing, marketing, production, operational, brand awareness, dan lain lain.
"Setiap brand punya permasalahannya sendiri yang menghambat pertumbuhan bisnis. Kami analisis isunya dan menyusun strategi pertumbuhan bisnis, mengidentifikasi masalah dan mencapai solusi yang disepakati kedua belah pihak," katanya.
Meskipun berperan sebagai investor dan pengelola operasional bisnis, Hypefast memberikan independensi brand untuk menjaga identitas dan karakter mereka.
Untuk bisnis lokal yang ingin join dengan Hypefast, Tinton menyebutkan syaratnya antara lain:
Di samping mengalihkan fokus bisnis pada sektor yang banyak dibutuhkan seperti layanan kesehatan, jasa pengiriman makanan dan layanan digital, tidak sedikit pemilik bisnis yang menawarkan layanan online untuk pertama kalinya.
Menurut Chief Retail Operations Hypefast Tinton Ardian mengembangkan bisnis atau scale up di tengah pandemi bukan hal yang tidak mungkin.
"Pandemi sudah berjalan sejak 2020 dan rasanya kita tidak perlu lagi menunggu kapan saat yang tepat. Di Hypefast, brand mitra kami bisa mencapai dan maintain growth 10 kali lipat dalam setahun, bahkan di tengah pandemi," ujarnya dalam Talk Show How to Scale Up Your Brand di Brightspot Convergence 2021, Sabtu (29/1).
Bercerita tentang pengalamannya melakukan akuisisi brand, Tinton menuturkan bahwa timnya menemukan berbagai masalah bisnis kecil mulai dari pricing, marketing, production, operational, brand awareness, dan lain lain.
"Setiap brand punya permasalahannya sendiri yang menghambat pertumbuhan bisnis. Kami analisis isunya dan menyusun strategi pertumbuhan bisnis, mengidentifikasi masalah dan mencapai solusi yang disepakati kedua belah pihak," katanya.
Meskipun berperan sebagai investor dan pengelola operasional bisnis, Hypefast memberikan independensi brand untuk menjaga identitas dan karakter mereka.
Ilustrasi seseorang mulai bisnis dengan modal kecil di rumah/Patriot
- Bisnis lokal yang sudah bergerak minimal 12 bulan.
- Bergerak di bidang women, mom & kids, health, beauty.
- Memiliki pendapatan minimal Rp500 juta per tahun dengan net margin 15 persen.
- Beroperasi di Indonesia (domestik) serta Malaysia, Thailand dan Singapura (internasional).
Andani Agni Putri, Founder Nona Loose Wear Fashion, turut menyampaikan pengalamannya mengembangkan bisnis sebagai mitra Hypefast.
Selain pendanaan, bisnis Dani juga mendapatkan pendampingan dari segi operasional sehingga saat ini usaha loose wear-nya telah tumbuh setidaknya 10 kali lipat bahkan dalam waktu dekat dia akan merilis produk fashion Non-Fungible Token (NFT).
Editor: M R Purboyo
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.