Bupati Ini Siap Unjuk Kebolehan Menari Topeng Kelana Gandrung
30 January 2022 |
11:45 WIB
Setelah bermain peran di film berjudul Ngarot pada tahun lalu, kini Bupati Indramayu Nina Agustina bersiap tampil menari topeng Kelana Gandrung pada Hari Pers Nasional di Kendari, Sulawesi Tenggara. Nina merupakan 1 dari 9 bupati dan wali kota yang telah ditetapkan sebagai penerima Anugerah Kebudayaan PWI.
Ketua Persatuan Wartawan Indonesia ( AK PWI) Yusuf Susilo Hartono menuturkan bahwa ada 4 tokoh bupati/wali kota yang membawa tim keseniannya ke Kendari selain Bupati Indramayu - Provinsi Jawa Barat, yaitu Bupati Buton - Provinsi Sulawesi Tenggara, Bupati Magetan - Provinsi Jawa Timur, dan Bupati Sumbawa Barat - Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).
"Namun dari keempat kepala daerah itu, hanya Nina yang ikut terjun langsung menari bersama tim kesenian dari Sanggar Tari Topeng Mimi Rasinah," katanya, seperti dikutip dari penjelasan resmi PWI yang diterima Hypeabis.id,
Nina yang sejak sekolah telah menggeluti sastra, yakni puisi dan marching band, akan menari dengan Aerli -- cucu penari topeng legendaris Mimi Rasinah dengan diiringi nayaga dan gamelan hidup yang dibawa langsung dari Indramayu.
Reputasi Aerli sendiri, sebagai penari topeng sudah melanglang buana mengikuti berbagai festival internasional di Jepang, Belanda, Australia, dan lainnya. Tarian ini biasanya untuk moruat atau "mengobati" daerah yang sedang terkena wabah penyakit.
Setiap gerakan tarian ini bermakna keberkahan bagi semua. Selain itu, tarian ini juga melambangkan kecintaan rakyat kepada pemimpinnya, dan akan memberikan energi positif terhadap pemimpin dalam menjalankan setiap roda pemerintahan.
Sementara itu, Bupati Magetan Suprawoto akan membawa tim penari yang akan mempersembahkan tarian Jalak lawu karya koreografer Siska Hariyati. Tarian ini didukung oleh Sanggar Mahalawu Dance Performace, karya koreografer Siska Hariyati.
Sepanjang kariernya, Siska pernah tampil di Amerika Serikat dan Thailand, serta beberapa kota di Tanah Air, serta menari dalam film Cokro garapan Garin Nugroho. Dia menuturkan, Suprawoto sudah belasan tahun menekuni dunia tulis-menulis, baik dalam bahasa Indonesia dan bahasa Jawa.
Bupati Sumbawa Barat Musyafirin membawa rombongan Seni Tradisi Ratib Sakeco. Di Sumbawa, seni yang satu ini biasanya tampil saat acara adat dan perayaan kegembiraan saat tibanya musim panen, perkawinan, dan sebagainya sebagai ungkapan syukur pada manusia dan lingkungan alam.
Seni tradisi ini juga dimainkan Sanggar Pusakalangit Sumbawa Barat, dengan koreografer Sajadah. Di daerahnya, Sajadah, dikenal sebagai kreator tari lumpur, hingga penyelenggara kemah budaya.
Bupati Buton, Sumbawa Barat, La Bakry membawa rombongan Tari Kambero. Tarian ini, di Buton, biasa ditampilkan untuk menyambut tamu, yang dimainkan 10 penari muda, lelaki dan perempuan.
Ada beberapa jenis tarian untuk menyambut tamu, yang dimainkan oleh penari tua, hingga penari remaja perempuan. Namun Tarian Kambero dengan andalan gerak dinamis dan permainan kipas ini yang dipilih untuk sajikan di Kendari, Sulawesi Tenggara.
Editor: Roni Yunianto
Ketua Persatuan Wartawan Indonesia ( AK PWI) Yusuf Susilo Hartono menuturkan bahwa ada 4 tokoh bupati/wali kota yang membawa tim keseniannya ke Kendari selain Bupati Indramayu - Provinsi Jawa Barat, yaitu Bupati Buton - Provinsi Sulawesi Tenggara, Bupati Magetan - Provinsi Jawa Timur, dan Bupati Sumbawa Barat - Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).
"Namun dari keempat kepala daerah itu, hanya Nina yang ikut terjun langsung menari bersama tim kesenian dari Sanggar Tari Topeng Mimi Rasinah," katanya, seperti dikutip dari penjelasan resmi PWI yang diterima Hypeabis.id,
Nina yang sejak sekolah telah menggeluti sastra, yakni puisi dan marching band, akan menari dengan Aerli -- cucu penari topeng legendaris Mimi Rasinah dengan diiringi nayaga dan gamelan hidup yang dibawa langsung dari Indramayu.
Reputasi Aerli sendiri, sebagai penari topeng sudah melanglang buana mengikuti berbagai festival internasional di Jepang, Belanda, Australia, dan lainnya. Tarian ini biasanya untuk moruat atau "mengobati" daerah yang sedang terkena wabah penyakit.
Setiap gerakan tarian ini bermakna keberkahan bagi semua. Selain itu, tarian ini juga melambangkan kecintaan rakyat kepada pemimpinnya, dan akan memberikan energi positif terhadap pemimpin dalam menjalankan setiap roda pemerintahan.
Sementara itu, Bupati Magetan Suprawoto akan membawa tim penari yang akan mempersembahkan tarian Jalak lawu karya koreografer Siska Hariyati. Tarian ini didukung oleh Sanggar Mahalawu Dance Performace, karya koreografer Siska Hariyati.
Sepanjang kariernya, Siska pernah tampil di Amerika Serikat dan Thailand, serta beberapa kota di Tanah Air, serta menari dalam film Cokro garapan Garin Nugroho. Dia menuturkan, Suprawoto sudah belasan tahun menekuni dunia tulis-menulis, baik dalam bahasa Indonesia dan bahasa Jawa.
Bupati Sumbawa Barat Musyafirin membawa rombongan Seni Tradisi Ratib Sakeco. Di Sumbawa, seni yang satu ini biasanya tampil saat acara adat dan perayaan kegembiraan saat tibanya musim panen, perkawinan, dan sebagainya sebagai ungkapan syukur pada manusia dan lingkungan alam.
Seni tradisi ini juga dimainkan Sanggar Pusakalangit Sumbawa Barat, dengan koreografer Sajadah. Di daerahnya, Sajadah, dikenal sebagai kreator tari lumpur, hingga penyelenggara kemah budaya.
Bupati Buton, Sumbawa Barat, La Bakry membawa rombongan Tari Kambero. Tarian ini, di Buton, biasa ditampilkan untuk menyambut tamu, yang dimainkan 10 penari muda, lelaki dan perempuan.
Ada beberapa jenis tarian untuk menyambut tamu, yang dimainkan oleh penari tua, hingga penari remaja perempuan. Namun Tarian Kambero dengan andalan gerak dinamis dan permainan kipas ini yang dipilih untuk sajikan di Kendari, Sulawesi Tenggara.
Editor: Roni Yunianto
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.