Hampir Separuh Pasien di Jawa Tengah Tak Sadar Jika Menderita Katarak

Kesehatan mata adalah salah satu hal yang penting untuk menjaga fungsi indera yang vital ini. Di Jawa Tengah, kondisi kesehatan mata warga menjadi perhatian tersendiri lantaran lebih dari 40 persen pasien katarak di provinsi ini tidak sadar jika menderita gangguan penglihatan tersebut. 

JEC Eye Hospitals & Clinics menyebutkan bahwa laporan InfoDATIN, Kementerian Kesehatan berjudul Situasi Gangguan Penglihatan (2018) memperlihatkan bahwa 41,3 persen pasien katarak di Jawa Tengah tidak sadar bahwa mereka menderita gangguan penglihatan ini. "Mereka juga tidak tahu bahwa katarak bisa disembuhkan," demikian bunyi penjelasan tertulis dalam rilis yang diterima oleh Hypeabis.id. 

Rlis tersebut juga menyebutkan bahwa Rapid Assessment of Avoidable Blindness (RAAB 2014-2016) - termuat dalam laporan yang sama, menyebut prevalensi  kebutaan pada penduduk usia 50 tahun ke atas di Jawa Tengah mencapai 2,7 persen atau hanya sedikit di bawah rata-rata nasional 3,0 persen. 

Terkait dengan hal itu, dr. Sri Inakawati, Direktur Utama RS Mata JEC-Candi Semarang, menuturkan pembukaan RS Mata JEC-Candi Semarang diharapkan dapat mendorong masyarakat melakukan pemeriksaan mata secara berkala. "Sehingga ini dapat membantu menurunkan risiko gangguan penglihatan dan kebutaan sedini mungkin," katanya. 

Dengan begitu, dia menilai, kualitas hidup dan produktivitas masyarakat di Semarang dan Jawa Tengah bisa terus terjaga. Dalam rilis yang sama, dr. Fifin Luthfia Rahmi, Direktur PT JEC Candi Sejahtera, menuturkan RS Mata JEC-Candi Semarang menjadi sentra kesehatan mata terbesar berkonsep one stop service di Semarang dan Jawa Tengah. 

Kondisi tersebut berarti masyarakat mudah mengakses beragam layanan kesehatan mata berstandar internasional secara menyeluruh cukup di satu lokasi. "Mulai tahap pemeriksaan, hingga operasi atau pembedahan dan pemulihan - dengan pilihan sarana yang berjenjang," katanya. 



Editor: Roni Yunianto