Pameran "Para Sekutu yang Tidak Bisa Berkata Tidak" Dibuka Secara Luring
27 January 2022 |
18:29 WIB
Pameran "Para Sekutu Yang Tidak Bisa Berkata Tidak" yang diselenggarakan di Galeri Nasional Indonesia pada hari ini, Kamis, 27 Januari 2022 dibuka secara luring. Kepala Galeri Nasional Indonesia, Pustanto, berharap pameran ini memiliki daya tarik khusus bagi masyarakat.
"Saya beberapa hari lalu mengikuti secara intensif display-nya. Mudah-mudahan punya daya tarik khusus," kata Pustanto. Dia menuturkan pameran ini mengawali program pameran temporer 2022 di Galeri Nasional Indonesia.
Pameran yang bekerja sama antarlembaga budaya di 4 negara ini menjadi media diplomasi tentang karya dan tokoh seni rupa sekaligus semangat untuk pulih dari masa pandemi Covid-19. "Pameran ini kami harapkan dapat menjadi sumber informasi dan sarana apresiasi seni rupa bagi publik, serta makin mempererat jaringan seni rupa internasional," katanya.
Untuk diketahui, pameran yang berdurasi 5 minggu ini juga mencakup tur kuratorial terjadwal bersama kurator pameran Grace Samboh, juga serangkaian program publik daring dan luring untuk berbagai kelompok usia.
Program-program tersebut, antara lain Nayamullah, Gema, dan Para Sekutu, yakni seri lokakarya dan konser bunyi yang diampu oleh Nayamullah (Seniman Julian Abraham "Togar" dan Saleh Husin) bersama Gema Swaratyagita.
Kemudian, Call and Response, yakni nonton bareng mingguan yang dikurasi oleh Lisabona Rahman bersama Raslene. Program selanjutnya Menelusuri Hikayat Banjir Kanal Timur. Program ini akan diawali dengan diskusi daring. Lalu seminar daring Para Sekutu yang Tidak Bisa Berkata Tidak.
Program lainnya adalah Membangun Rumah, yakni seri lokakarya dan performans bersama seniman Marintan Sirait. Alkisah, yakni lokakarya yang bercerita dan membuat tur pameran bersama kurator Grace Samboh.
Terakhir adalah program Kolaseku, keluargaku, yakni sebuah lokakarya membuat kolase untuk anak-anak bersama seniman Ika Vantiani.
Editor: Gita
"Saya beberapa hari lalu mengikuti secara intensif display-nya. Mudah-mudahan punya daya tarik khusus," kata Pustanto. Dia menuturkan pameran ini mengawali program pameran temporer 2022 di Galeri Nasional Indonesia.
Pameran yang bekerja sama antarlembaga budaya di 4 negara ini menjadi media diplomasi tentang karya dan tokoh seni rupa sekaligus semangat untuk pulih dari masa pandemi Covid-19. "Pameran ini kami harapkan dapat menjadi sumber informasi dan sarana apresiasi seni rupa bagi publik, serta makin mempererat jaringan seni rupa internasional," katanya.
Untuk diketahui, pameran yang berdurasi 5 minggu ini juga mencakup tur kuratorial terjadwal bersama kurator pameran Grace Samboh, juga serangkaian program publik daring dan luring untuk berbagai kelompok usia.
Program-program tersebut, antara lain Nayamullah, Gema, dan Para Sekutu, yakni seri lokakarya dan konser bunyi yang diampu oleh Nayamullah (Seniman Julian Abraham "Togar" dan Saleh Husin) bersama Gema Swaratyagita.
Kemudian, Call and Response, yakni nonton bareng mingguan yang dikurasi oleh Lisabona Rahman bersama Raslene. Program selanjutnya Menelusuri Hikayat Banjir Kanal Timur. Program ini akan diawali dengan diskusi daring. Lalu seminar daring Para Sekutu yang Tidak Bisa Berkata Tidak.
Program lainnya adalah Membangun Rumah, yakni seri lokakarya dan performans bersama seniman Marintan Sirait. Alkisah, yakni lokakarya yang bercerita dan membuat tur pameran bersama kurator Grace Samboh.
Terakhir adalah program Kolaseku, keluargaku, yakni sebuah lokakarya membuat kolase untuk anak-anak bersama seniman Ika Vantiani.
Editor: Gita
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.