Mengunjungi Situs Batu Angkek-Angkek, Batu Unik yang Tidak Bisa Diangkat Sembarangan
03 June 2021 |
18:11 WIB
Apabila kalian sedang berkunjung ke Ranah Minang, tak ada salahnya untuk berkunjung ke Kabupaten Tanah Datar, tepatnya ke Nagari Balai Tabuh, Kecamatan Sungayang. Di nagari yang jaraknya 11 kilometer dari obyek wisata Istano Rajo Basa Pagaruyung atau 7,5 kilometer dari pusat kota Batusangkar itu kalian bisa menemukan situs sejarah yang boleh dikatakan cukup unik.
Situs yang dimaksud adalah Batu Angkek-Angek. Angkek dalam bahasa Minang berarti angkat. Namun, bukan berarti batu tersebut bisa dengan mudah kalian angkat layaknya batu pada umumnya Genhype.
Situs yang dimaksud adalah Batu Angkek-Angek. Angkek dalam bahasa Minang berarti angkat. Namun, bukan berarti batu tersebut bisa dengan mudah kalian angkat layaknya batu pada umumnya Genhype.
Batu berwarna hitam keemasan itu bentuk dan ukurannya seperti tempurung kura-kura dewasa. Satu sisinya cembung dan sisi lainnya datar. Beberapa bagian dari batu tersebut sudah mengelupas dan di bagian punggungnya terdapat tulisan Allah SWT dan Muhammad SAW dalam bahasa Arab.
Batu Angkek-Angkek usianya sudah lebih dari 500 tahun, ditemukan oleh Kepala Suku Kaum Piliang, Datuk Bandaro Kayo saat akan memasang tiang pondasi rumah adat Minang atau rumah gadang miliknya. Kini rumah tersebut menjadi rumah dari batu yang sudah diwariskan oleh delapan turunan Datuk Bandaro Kayo.
Lantas, apa yang membuat Batu Angkek-Angkek begitu unik hingga dikunjungi banyak orang, baik dari dalam maupun luar Sumatra Barat?
“Batu ini tidak diketahui berat pastinya. Kemudian tak sembarangan orang bisa mengangkatnya. Walaupun dia kekar dan kuat belum tentu bisa [mengangkatnya],” kata Alfi, salah satu pengurus di Situs Sejarah Batu Angkek-Angkek yang juga keturunan dari Datuk Bandaro Kayo kepada Hypeabis belum lama ini.
Mengapa demikian? Alfi pun tak bisa memberikan penjelasan pasti. Namun yang jelas, banyak yang percaya kalau Batu Angkek-Angkek punya kemampuan melihat masa depan. Cita-cita atau keinginan seseorang yang berhasil mengangkat batu tersebut ke pangkuannya dipercaya akan terkabul.
Walaupun demikian, Alfi menegaskan bahwa Batu Angkek-Angkek bukanlah alat untuk memohon agar cita-cita atau keinginan seseorang terkabul. Semua kembali kepada Tuhan Yang Maha Esa dan keberhasilan seseorang mengangkat batu tersebut tak bisa sepenuhnya jadi patokan.
“Bukan berarti memohon kepada batu atau percaya kepada batu. Ini hanya perantara, berdoa tetap kepada Tuhan atau Allah SWT yang akan mengabulkan umatnya. Permohonannya tetap lewat doa yang dipanjatkan kepada Allah SWT sebelum mencoba mengangkat batu ini,” tuturnya.
Lebih lanjut, Alfi juga menyebut permohonan yang dipanjatkan lewat doa ikut mempengaruhi kemudahan atau keberhasilan proses pengangkatan Batu Angkek-Angkek. Biasanya, permohonan yang kurang baik atau terlalu muluk-muluk membuat seseorang kesulitan atau tidak berhasil mengangkat batu tersebut.
“Kalau permohonannya untuk hal tidak baik, misalnya menang judi atau hal-hal yang tidak baik lainnya membuat batu tidak bisa diangkat,” ungkapnya.
Sebelum, mencoba mengangkat Batu Angkek-Angkek, pengunjung akan mendapatkan penjelasan langsung dari Alfi atau pengurus lainnya bagaimana tata cara mengangkat batu tersebut. Masing-masing pengunjung mendapatkan kesempatan untuk mengangkat batu itu sebanyak tiga kali.
Selain menanti penjelasan dari pengurus, pengunjung bisa membaca seluruh tata cara pengangkatan Batu Angkek-Angkek yang terdapat di salah satu dinding rumah gadang milik Datuk Bandaro Kayo. Hal yang perlu diingat, kenakanlah pakaian yang sopan atau menutup aurat sebelum mencoba mengangkat batu itu.
Kalian akan dikenakan biaya sebesar Rp20.000 per orang ketika berkunjung ke Situs Batu Angkek-Angkek. Cara pembayarannya terbilang unik, uang diletakkan dalam kotak yang berada di dalam lemari dengan tirai tertutup.
Uang tersebut nantinya akan digunakan untuk biaya perawatan rumah gadang milik Datuk Bandaro Kayo dan membantu kegiatan sosial masyarakat setempat. Mengingat usianya yang sudah sangat tua dan dibangun menggunakan kayu, tentu perawatan rumah tersebut haruslah ekstra dan membutuhkan biaya tak sedikit.
Di Situs Batu Angkek-Angkek kalian juga bisa membeli cinderamata berupa kerajinan tangan atau obat-obatan herbal yang banyak digunakan oleh masyarakat di Bumi Minangkabau. Harganya cukup terjangkau, mulai dari Rp10.000.
Terakhir, mengingat lokasi Batu Angkek-Angkek berada di permukiman penduduk dengan jalan cukup sempit, ada baiknya jika kalian tak datang berombongan menggunakan bus berukuran sedang atau besar. Jalanan menuju situs tersebut hanya mampu mengakomodasi mobil pribadi atau bus kecil dengan jumlah penumpang tak lebih dari 20 orang (microbus).
Editor: Indyah Sutriningrum
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.