Aman, KIPI Vaksin Covid-19 pada Anak Rendah
25 January 2022 |
21:27 WIB
Ayah, Bunda, tidak perlu takut membawa si Kecil untuk disuntik vaksin. Pasalnya kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) untuk anak usia 6-11 tahun terbilang rendah dibandingkan orang dewasa. Hal tersebut ditegaskan langsung Ketua Komnas KIPI, Prof Hindra Irawan Satari.
“Dari segi umur, KIPI pada usia muda lebih rendah dari yang usia produktif dan lansia. Jadi tidak benar jika KIPI pada anak lebih tinggi,” tegasnya dikutip Selasa (25/1/2022).
Komnas KIPI mencatat, persentase KIPI serius berdasarkan kelompok usia yakni 6-1 tahun hanya ditemukan 1 kasus. Sementara pada usia 31-45 tahun jumlah laporan KIPI sebanyak 122 kasus, pada usia 18-30 tahun 97 kasus, usia di atas 59 tahun 77 kasus, usia 46-59 tahun 68 kasus, dan usia 12-17 tahun terdapat 19 kasus.
Dengan tingkat KIPI serius yang jauh lebih rendah ini membuktikan bahwa pemberian vaksinasi Covid-19 pada anak usia 6-11 tahun terbilang aman.
(Baca juga: Vaksin Covid-19 Sebabkan Efek Nocebo, Apa Itu?)
Prof Hindra menyebut dari uji klinis fase 1 dan 2 vaksin Sinovac yang telah dilakukan pada anak dan remaja usia 3-17 tahun menunjukkan bahwa reaksi yang dialami cenderung ringan, mayoritas mengalami nyeri lokal, diikuti demam, dan batuk. Tidak ada laporan KIPI serius pada kelompok yang diberi vaksin.
Sementara itu, untuk vaksin Pfizer efek samping yang paling dominan muncul adalah kemerahan, kemudian kelelahan, sakit kepala dan menggigil. Hindra menekankan berbagai reaksi yang muncul pasca pemberian vaksinasi Covid-19 merupakan bentuk respons tubuh terhadap vaksin yang disuntikkan. Untuk itu, jika muncul KIPI itu adalah sesuatu yang wajar.
Namun yang harus diperhatikan adalah derajat efek samping dari vaksinasi, sebab KIPI memiliki reaksi yang berbeda-beda pada setiap orang, ada yang bereaksi ringan hingga berat.
Bagi yang mengalami reaksi ringan, disarankan segera beristirahat pasca vaksinasi. Apabila muncul demam, dianjurkan segera minum obat sesuai dosis dan cukup minum air putih. Kalau ada nyeri di tempat suntikan tetap gerakkan tangan dan kompres dengan air dingin.
(Baca juga: Bayi dengan Antibodi Covid-19 Lahir Dari Ibu yang Divaksin)
Sementara itu, apabila terjadi demam setelah 48 jam penyuntikan vaksinasi, anak harus segera isolasi mandiri dan melakukan tes Covid-19. Jika keluhan tidak berkurang, bisa menghubungi nomor kontak petugas kesehatan yang tertera di kartu vaksinasi atau fasyankes terdekat.
Mengantisipasi terjadinya KIPI, Komnas KIPI katanya telah menetapkan contact center yang bisa dihubungi jika ada keluhan dari penerima vaksinasi. Dari fasyankes melaporkan ke Puskesmas, lalu dari Puskesmas maupun RS akan melaporkan ke Dinkes Kab/Kota atau melalui keamananvaksin.kemkes.go.id.
Hindra menyampaikan apabila memang terjadi efek samping serius atau KIPI, maka pasien akan menerima perawatan medis dan seluruh biaya akan ditanggung oleh pemerintah.
Sementara itu, Hindra menuturkan anak harus divaksinasi agar kekebalan tubuhnya terbentuk, karena proporsi kasus Covid-19 pada anak terus meningkat. “Anak juga bisa terkena long Covid-19, jadi harus kita lindungi agar mereka tetap sehat,” ucapnya.
Editor: Avicenna
“Dari segi umur, KIPI pada usia muda lebih rendah dari yang usia produktif dan lansia. Jadi tidak benar jika KIPI pada anak lebih tinggi,” tegasnya dikutip Selasa (25/1/2022).
Komnas KIPI mencatat, persentase KIPI serius berdasarkan kelompok usia yakni 6-1 tahun hanya ditemukan 1 kasus. Sementara pada usia 31-45 tahun jumlah laporan KIPI sebanyak 122 kasus, pada usia 18-30 tahun 97 kasus, usia di atas 59 tahun 77 kasus, usia 46-59 tahun 68 kasus, dan usia 12-17 tahun terdapat 19 kasus.
Dengan tingkat KIPI serius yang jauh lebih rendah ini membuktikan bahwa pemberian vaksinasi Covid-19 pada anak usia 6-11 tahun terbilang aman.
(Baca juga: Vaksin Covid-19 Sebabkan Efek Nocebo, Apa Itu?)
Prof Hindra menyebut dari uji klinis fase 1 dan 2 vaksin Sinovac yang telah dilakukan pada anak dan remaja usia 3-17 tahun menunjukkan bahwa reaksi yang dialami cenderung ringan, mayoritas mengalami nyeri lokal, diikuti demam, dan batuk. Tidak ada laporan KIPI serius pada kelompok yang diberi vaksin.
Sementara itu, untuk vaksin Pfizer efek samping yang paling dominan muncul adalah kemerahan, kemudian kelelahan, sakit kepala dan menggigil. Hindra menekankan berbagai reaksi yang muncul pasca pemberian vaksinasi Covid-19 merupakan bentuk respons tubuh terhadap vaksin yang disuntikkan. Untuk itu, jika muncul KIPI itu adalah sesuatu yang wajar.
Namun yang harus diperhatikan adalah derajat efek samping dari vaksinasi, sebab KIPI memiliki reaksi yang berbeda-beda pada setiap orang, ada yang bereaksi ringan hingga berat.
Bagi yang mengalami reaksi ringan, disarankan segera beristirahat pasca vaksinasi. Apabila muncul demam, dianjurkan segera minum obat sesuai dosis dan cukup minum air putih. Kalau ada nyeri di tempat suntikan tetap gerakkan tangan dan kompres dengan air dingin.
(Baca juga: Bayi dengan Antibodi Covid-19 Lahir Dari Ibu yang Divaksin)
Sementara itu, apabila terjadi demam setelah 48 jam penyuntikan vaksinasi, anak harus segera isolasi mandiri dan melakukan tes Covid-19. Jika keluhan tidak berkurang, bisa menghubungi nomor kontak petugas kesehatan yang tertera di kartu vaksinasi atau fasyankes terdekat.
Mengantisipasi terjadinya KIPI, Komnas KIPI katanya telah menetapkan contact center yang bisa dihubungi jika ada keluhan dari penerima vaksinasi. Dari fasyankes melaporkan ke Puskesmas, lalu dari Puskesmas maupun RS akan melaporkan ke Dinkes Kab/Kota atau melalui keamananvaksin.kemkes.go.id.
Hindra menyampaikan apabila memang terjadi efek samping serius atau KIPI, maka pasien akan menerima perawatan medis dan seluruh biaya akan ditanggung oleh pemerintah.
Sementara itu, Hindra menuturkan anak harus divaksinasi agar kekebalan tubuhnya terbentuk, karena proporsi kasus Covid-19 pada anak terus meningkat. “Anak juga bisa terkena long Covid-19, jadi harus kita lindungi agar mereka tetap sehat,” ucapnya.
Editor: Avicenna
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.