Ini Harapan Pemilik Tumurun Museum Terhadap Buku Sultan Agung dalam Goresan S. Sudjojono
23 January 2022 |
15:35 WIB
Pengelola Tumurun Museum berharap buku berjudul Sultan Agung dalam Goresan S.Sudjojono yang baru saja diluncurkan, Sebatu (22/1/2022), serta menjadi puncak rangkaian acara pameran Mukti Negeriku! Perjuangan Sultan Agung melalui Goresan S.Sudjojono dapat memberikan manfaat kepada para pembacanya.
Pemilik Tumurun Museum Iwan K. Lukminto menuturkan memiliki harapan besar buku Sultan Agung dalam Goresan S.Sudjojono dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada para pembaca untuk mengenal Sultan Agung dan seniman S. Sudjojono. "Karena dengan buku ini dapat memberikan referensi sejarah dan literatur seni rupa Indonesia," katanya.
Dia menjelaskan buku ini mengupas lengkap latar belakang, makna, nilai dan konteks sejarah salah satu mahakarya Sudjojono, yakni karya lukisan Sejarah Perjuangan Sultan Agung (1974), koleksi Museum Sejarah Jakarta, dan juga 38 sketsa studi yang dibuat S. Sudjojono dalam mempersiapkan pembuatan lukisan tersebut, yang merupakan koleksi Tumurun Museum.
Buku setebal 138 halaman, lanjutnya diterbitkan dalam format hardcover dan softcover oleh Kepustakaan Populer Gramedia atas kerja sama dengan Tumurun Museum dan S. Sudjojono Center.
Hal penting yang belum pernah ada pada buku mengenai seniman S. Sudjojono sebelumnya yaitu temuan dan analisa mengenai lukisan dan ke-38 sketsa Sejarah Perjuangan Sultan Agung yang digadangkan menjadi bahan pendukung pendaftaran dan penetapan lukisan dan sketsa-sketsa tersebut menjadi Cagar Budaya Nasional sesuai Undang-Undang No. 11/2010 tentang Cagar Budaya.
Dia menuturkan latar belakang dari pemesanan dan proses pembuatan lukisan Sejarah Perjuangan Sultan Agung menjadi salah satu fokus dari buku ini terutama karena lukisan ini adalah lukisan yang dipesan pada 1973 oleh Ali Sadikin, Gubernur DKI Jakarta saat itu, dalam rangka peresmian Museum Sejarah Jakarta pada 1974.
Editor: Dika Irawan
Pemilik Tumurun Museum Iwan K. Lukminto menuturkan memiliki harapan besar buku Sultan Agung dalam Goresan S.Sudjojono dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada para pembaca untuk mengenal Sultan Agung dan seniman S. Sudjojono. "Karena dengan buku ini dapat memberikan referensi sejarah dan literatur seni rupa Indonesia," katanya.
Dia menjelaskan buku ini mengupas lengkap latar belakang, makna, nilai dan konteks sejarah salah satu mahakarya Sudjojono, yakni karya lukisan Sejarah Perjuangan Sultan Agung (1974), koleksi Museum Sejarah Jakarta, dan juga 38 sketsa studi yang dibuat S. Sudjojono dalam mempersiapkan pembuatan lukisan tersebut, yang merupakan koleksi Tumurun Museum.
Buku setebal 138 halaman, lanjutnya diterbitkan dalam format hardcover dan softcover oleh Kepustakaan Populer Gramedia atas kerja sama dengan Tumurun Museum dan S. Sudjojono Center.
Hal penting yang belum pernah ada pada buku mengenai seniman S. Sudjojono sebelumnya yaitu temuan dan analisa mengenai lukisan dan ke-38 sketsa Sejarah Perjuangan Sultan Agung yang digadangkan menjadi bahan pendukung pendaftaran dan penetapan lukisan dan sketsa-sketsa tersebut menjadi Cagar Budaya Nasional sesuai Undang-Undang No. 11/2010 tentang Cagar Budaya.
Dia menuturkan latar belakang dari pemesanan dan proses pembuatan lukisan Sejarah Perjuangan Sultan Agung menjadi salah satu fokus dari buku ini terutama karena lukisan ini adalah lukisan yang dipesan pada 1973 oleh Ali Sadikin, Gubernur DKI Jakarta saat itu, dalam rangka peresmian Museum Sejarah Jakarta pada 1974.
Editor: Dika Irawan
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.