Ilustrasi (dok. Unsplash/Rizki Oceano)

Memaknai Hari Raya Imlek pada Tahun Macan Air 2022

30 January 2022   |   15:01 WIB
Image
Syaiful Millah Asisten Manajer Konten Hypeabis.id

Genhype, perayaan Tahun Baru Imlek bagi umat Khonghucu menandai pergantian tahun baru dalam kalender China, tetapi dalam konteks resmi kenegaraan, di Indonesia, hari libur nasional ini juga dapat dimaknai dari sisi budaya. Terlebih, tradisi etnis Tionghoa ini telah turut mewarnai kebudayaan Nusantara. 

Ketua Umum Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (Matakin) Budi Santoso Tanuwibowo mengatakan bahwa makna Imlek dari sisi kebudayaa lantaran perayaan pergantian tahun baru itu telah lama menjadi tradisi masyarakat etnis China di berbagai negara termasuk Jepang, Korea Selatan, Vietnam, Singapura, Hong Kong, dan lainnya. 

Hal tersebut tak lepas dari sejarah panjang dinasti-dinasti di daratan China pada zaman dahulu. Imlek secara khusus, paparnya, bahkan telah menjadi bagian dari barometer politik raja-raja pada masa lalu sehingga sempat berganti-ganti penetapannya. 

Di Indonesia, kondisi Khonghucu pun tak lepas dari situasi politik yang pasang surut pada periode Orde Baru, hingga kini situasinya lebih suportif dengan penetapan Imlek sebagai sebagai hari libur nasional. 

“Matakin karena merupakan majelis keagamaan, tentu kami memaknai Imlek secara agamis. Akan tetapi Imlek juga menjadi penting bagi komunitas Tionghoa dan sekarang diakui secara nasional menjadi bagian dari masyarakat Indonesia secara umum,” katanya. 

Budi mengatakan bahwa makna penting lain yang perlu diresapi oleh masyarakat mengenai Imlek adalah sebagai momentum untuk merefleksi dan memperbaharui diri sendiri dalam menyongsong tahun baru sistem penanggalan China atau etnis Tionghoa. 

Dalam proses perayaan Imlek, penganut Khonghucu khususnya, melaksanakan sejumlah ritual keagamaan. Misalnya 15 hari sebelum Imlek dilaksanakan hari persaudaraan, di mana pada hari itu umat yang mampu diharapkan melakukan bakti sosial untuk membantu sesama. 

Selanjutnya, 1 hari sebelum Imlek dilakukan sembahyang untuk menyapa para leluhur dilanjutkan dengan ritual secara pribadi di Klenteng atau di rumah untuk memohon ampun. Pada hari H Imlek, dilakukan umat melakukan permohonan doa kepada tuhan dengan berjanji akan menjalani hidup di tahun baru dengan baik. 

Selain itu, pada 15 hari setelah Imlek juga diadakan perayaan Cap Go Meh, yang kini telah menjadi salah satu festival budaya terkenal di sejumlah wilayah. Ini diisi dengan berbagai upacara adat dan penampilan seni budaya Tionghoa. 

Budi menuturkan, bagi etnis tertentu, 7 hari setelah Imlek bahkan melakukan sembahyang dan doa pada hari-hari tertentu yang diyakini menjadi hari bagi malaikat untuk naik ke langit dan melaporkan perbuatan umatnya kepada  Yang Kuasa. 

Sementara itu, Sekjen Perhimpunan Indonesia Tionghoa (INTI) Candra Jap mengatakan bahwa Tahun Baru Imlek merupakan momentum untuk refleksi dan evaluasi diri bagi masyarakat Tionghoa yang merayakannya. Ini menjadi momen penting sebagai awal pijakan pada periode yang baru atau akan datang. 

Dia menyebut, Imlek tahun ini adalah Macan Air yang memiliki sifat berani dan percaya diri. Shio ini bisa menjadi acuan bagi masyarakat untuk bertindak dengan tegas dan gesit, tanpa ada keragu-raguan di dalamnya. 

“Imlek 2022 ini kan Macan Air, yang sifatnya berani, percaya diri dan juga jantan. Tapi perlu juga tetap berhati-hati karena tidak semua hal dapat diprediksi. Kita harap ini menjadi tahun yang baik untuk kesehatan, ekonomi, dan yang lainnya untuk semua,” katanya. 

Candra menuturkan bahwa suasana Imlek kali ini masih harus dibarengi dengan kondisi pandemi, seperti pada tahun lalu. Oleh sebab itu, lanjutnya, INTI mengimbau kepada seluruh keluarga besar untuk menahan diri melakukan hal-hal yang bisa menimbulkan massa. 

Menurutnya, perayaan Imlek tahun ini bisa saja dilaksanakan secara sederhana dan intim dengan memanfaatkan perkembangan teknologi. Hal penting yang perlu ditekankan adalah nilai-nilai budi pekerti yang tetap dijalankan. 

Selain itu, bagi sebagian orang juga yang melakukan peribadatan di Klenteng atau di tempat lainnya, perlu memastikan adanya protokol kesehatan yang ketat dan mengimplementasikan anjuran pemerintah terkait upaya agar terhindar dari virus. 




Editor: Roni Yunianto

 

SEBELUMNYA

Segera Tayang di Bioskop, Simak Sinopsis 'Jujutsu Kaisen 0' The Movie

BERIKUTNYA

Dukung Brand Lokal, Hypefast Jalin Kemitraan dengan Brightspot Market

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: